Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Evaluasi Diri, Introspeksi Diri, Refleksi Diri, Menggambar Pola Garis Lagi

9 September 2023   22:07 Diperbarui: 10 September 2023   08:00 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belanjaannya Simbok ku pagi-pagi

Audzubillahiminassaytoonirrojiim. 

Bismillahirrohmaanirrohiim. 

Salatiga, Sabtu 09 September 2023 pukul 15:43 WIB. 

Sore yang sangat panas. 

Ku nikmati diri dipelataran. 

Usai raga ku ajak sholat ashar dan dzikir sejenak.

Lalu ku ambil hape beserta casnya dan raga ku ajak duduk dibangku depan.

Merefleksi apa yang telah aku lakukan. 

Apakah sudah bermanfaat untuk diri sendiri dan bagaimana dengan orang lain?

Sedari pagi, sehari ini apakah sudah stabil seperti hari kemarin? 

Apakah ada pertumbuhan, kenaikan setidaknya 0,sekian % kebaikan?

Atau justru penurunan dari kemarin dan banyak kekurangan? 

Usaha ku setidaknya untuk stabil bertahan. 

Syukur-syukur bisa bertumbuh lebih baik dari kemarin.

Demikianlah sebuah bentuk harapan. 

Salam, o ya salam, aku belum salam. 

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Shalom, om swastyastu, namo buddhaya, wei de dong tian.

Salam sejahtera bagi kita semua, salam kebajikan.

Rahayu rahayu rahayu.

Alhamdulillah, pagi tadi aku melek jam setengah tiga. 

Tapi bangunnya jam tiga, alasan ku tidak segera bangun karena ngumpulin nyawa, masih kantuk, dingin.  

Tidur malam beberapa kali kebangun, jam sebelas kebangun matikan tipi. 

Tapi suara tartil dari kamar dedek Shaka juga sangat kenceng. 

Setengah satu dini hari kebangun lagi, sehingga kurang pulas tidur ku.

Ah, semua itu hanya alasan. 

Iya, alasan ku saja.

Ini menjadi satu hal untuk aku koreksi diri. 

Kenapa aku melek lebih awal tapi tidak langsung bangun? 

Apakah ada beberapa kemungkinan? 

Kemungkinan pertama, mungkin relate dengan berbagai alasan yang sudah aku sebutkan. 

Tapi diri ku menolak kalau hanya sekadar alasan. 

Karena tidak ada faktor kecapean.

Memang sih semalam aku tidur sekitar jam sepuluhan. 

Tapi seharusnya bangun jam setengah tiga dini hari sudah terbilang jumlah waktu tidur yang ideal. 

Empat jam setengah harusnya pulas, walau ditengah beberapa kali terbangun. 

Masak ya kecapean karena rebahan seharian. 

Wong selama disini yo aku tidak ngapa-ngapain selain rebahan. 

Kemungkinan kedua, mungkin karena keimanan ku, ketaqwaan pun ketaatan ku sedang menurun. 

Sehingga berpengaruh pada kualitas istirahat dan bangun ku dari tidur. 

Pun saat ku koreksi lagi, ada beberapa yang sudah aku biasakan kala dirumah, disini keluapaan. 

Penutup sahur aku selalu minum air bening satu gelas.

Sebelum meminumnya aku selalu membaca surah Al-Kautsar tujuh kali dan dengan tahan nafas lalu ku tiupkan ke air dalam gelas. 

Seperti yang pernah aku ulas dalam latihan menulis yang dulu terkait terapi wudhu.

Selain sebagai hidrotherapy, di katakan juga oleh Rosululloh Muhammad SAW bahwa air mampu melaksanakan apa yang diniatkan. 

Beberapa kali selama tinggal disini aku lupa. 

Sungguh setan itu memang pandai menipu daya dan membuat orang lupa. 

Etika makan dan minum sambil duduk pun baca basmalah, alhamdulillah masih terus berusaha untuk aku biasakan. 

Menerapkan hal-hal sederhana tapi berarti dan bermanfaat, tentunya untuk diri sendiri. 

Pun mudah kantuk saat dzikir malam menunggu sampai waktu sahur. 

Mungkin juga faktor menurunnya keimanan, ketaqwaan dan ketaan ku. 

Aztaghfirulohal adzim, ya Alloh ya Robbi, terus jaga hati dan diri ini seperti Engkau menjaga hari dan diri rosul-Mu Muhammad SAW. 

Do'a dibawah ini juga yang sering aku ucapkan kala mau makan sesudah mengucapkan do'a sebelum makan. 

Ku ucapkan didalam hati, biasanya tujuh kali sembari tahan nafas. 

Berikut ini tulisan arabnya aku kopas dari kumoaran.com

.

Bismillahilladzi laa yadhurru ma'asmihi syai'un fil ardhi wa laa fissamaa'i, wa huwas samii'ul 'aliim

Artinya:

Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan langit tidak akan berbahaya, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 

Untuk menjaga diri dari segala mara bahaya.

Racun, bisa, bahkan pengaruh jin untuk penglaris makanan atau apapun, semua yang membahayakan diri. 

InsyaAlloh dengan do'a tersebut diri akan terjaga. 

Kebiasaan ku bangun dirumah langsung bergegas ambil air wudhu. 

Atau pipis dulu kemudian berwudhu baru minum air hangat. 

Nah disini, kau bangunnya sudah tidak bergegas rasanya diri ini seperti lesu kurang semangat. 

Bangun terus merebus air sedikit, paling sekitar tiga gelas. 

Sembari menunggu air mendidih, aku ambil handuk, lepas pakaian dan pakai handuk. 

Duduk sejenak didepan kompir menunggu air mendidih. 

Begitu air mendidih, setengah gelas ku tuang dan ku campur dengan air dingin jadilah air hangat, hehe, lalu ku minum.

Satu gelas aku tuang untuk menyeduh kopi. 

Lalu sisa air panasnya aku tinggalkan di cerek. 

Aku tinggal mandi sejenak, mandi ku tidak lama. 

Selama disini aku langgeng mandi pagi, karena tidak sedingin di kampung ku. 

Hidrotherapy, sangat baik untuk kesehatan, otot, tulang, sendi, syaraf, semua terefleksi. 

Pun badan menjadi terasa tambah hangat kala suhu badan hangat tapi hawa dingin, lalu ku siram dengan air dingin. 

Selalu ku niatkan ketika mandi yakni untuk membersihkan diri dari kotoran dzohir dan batin. 

Terlebih mandi sebelum menunaikan sholat. 

Kalau saja aku bisa dan tidak memberatkan diri ku. 

Aku akan mandi setiap kali akan menunaikan sholat.

Tapi lan yang demikian tidak akan mungkin bisa langgeng. 

Entah kala ketemu waktu sholat pas diperjalanan. 

Atau usai mujahadah dan pengajian pas selesainya bertepatan waktu sholat. 

Kemudian langsung sholat berjamaah. 

Mosok yo iyo nunggu mandi dulu. 

Sebenere kalau tak pikir-pikir bisa sih, mandinya asal nggebyur, tanpa sabun. 

Tapi harus sedia handuk, biar terasa nyaman karena pakaian tidak basah terkena badan. 

Kalau sendiri sih nyaman-nyaman saja.

Sarung buat handukan, nanti sarungnya yang sedikit basah tidak apa-apa. 

Bisa mandi sebelum sholat asal ketemu toilet yang biasa untuk mandi, setidaknya ruang tertutup dan air mencukupi. 

Kalau ruang terbuka dan hanya ada kran ya cuma bisa berwudhu.

Tak ada kran ya pakai botol, yang penting ada air bisa berwudhu. 

Tidak ditemukan air dalam kondisi tertentu ya bisa tayamum. 

Islam itu agama yang gampang, enak, mudah, simpel, sederhana, dinamis. 

Lakukan yang mudah dan ringan, kewajiban jangan dijadikan beban. 

Lakukan dengan penuh kesadaran agar terasa ringan.

Lakukan dengan sepenuh cinta sampai menjadi terbiasa. 

Lanjut ke perkara mandi.

Malah siang ataupun sore disini aku tidak pernah mandi, mandi siang pas hari jumat tok. 

Karena tidak ada aktifitas yang mengeluarkan keringat. 

Jadi aku merasa bahwa diri masih bersih dan merasa tidak perlu mandi. 

Padahal kalau mandi siang ataupun sore tentu sangat lebih baik. 

Genap sebulan disini dan mandi setiap waktu sholat, tagihan air langsung meledak. 

Yang ada adik ku marah-marah, kasihan lah mereka. 

Lain halnya dirumah. 

Sumber mata air melimpah. 

Yang bulanan paling konsisten dua ribu sampai sepuluh ribu.

Yang gratis digubuk ku.

Depannya sungai.

Mata air sangat besar. 

Semua sumber mata air sangat dekat.

Jadi mau aku mandi setiap detik juga tak ada masalah. 

Subhanalloh semua berkah. 

Usai mandi langsung aku ganti baju dan sholat sunah. 

Sholat tahajud dan sholat taubah. 

Sesekali juga sholat hajat, sholat mutlaq dan sholat istikharah. 

Aku selalu minta agar hati selalu dilembutkan dan senantiasa dituntun menuju cahaya-Nya. 

Dzikir ringan yang aku bisa yakni dengan mengulang-ulang "iztighfar". 

Nah pas dzikir usai sholat ini belakangan terasa lebih kantuk tak seperti biasanya.

Kembali mungkin ini perkara keimanan, ketaqwaan pun ketaatan ku perlu ku tingkatkan lagi. 

Sejauh ini terus aku rasakan dan terus aku koreksi.

Pasti ada letak titik-titik dimana peru untuk aku koreksi atas diri ini. 

Dirumah biasa sampai jam empat baru menunaikan makan sahur. 

Disini setengah empat sudah sangat kantuk. 

Dan untuk melawan rasa kantuk aku bergegas makan sahur. 

Dan taraaaaa...

Adzan maghrib sudah berkumandang. 

Alhamdulillah, waktu ku rehat dan berbuka puasa.

Pun sholat maghrib dan tadarus. 

InsyaAlloh lanjut latihan menulis lagi ba'da tadarus nanti. 

Biar ku simpan saja dulu tulisan ini. 

Pun ku duplikat kopas ke WhatsApp. 

Untuk mengantisipasi kemungknan-kemungkinan buruk yang bakal terjadi. 

Mari berbuka puasa. 

Alhamdulillah, kumandang adzan isya' pas usai tadarus, pas buka kompasiana. 

Sholat isya' seg sejenak, terus lanjut latihan menulis lagi.

Sholat isya' sepaket sudah terlaksana, alhamdulillah. 

Lanjut usai makan sahur aku ngopi, terus biasa aku tutup dengan minum air putih dua gelas. 

O ya, tadi aku buka puasa makanan pembukanya buah pepaya. 

Entah pepaya vrietas apa, ukurannya kecil cuma sepergelangan tangan, tapi rasanya sangat manis. 

Terus makan besar lauk tahu batjem, sayur sup, lunpia sama keripik tempe. 

Alhamdulillah nikmat banget.

Tadi pagi sahur alhamdulillah cuma ada sisa terong sepotong sama ikan asin dua ekor. 

Tapi karena nasinya pulen, jadi tetep lahap makannya.

Hari ini ada terong lalap, tapi belum aku makan, tadi sudah kebanyakan lauk. 

Usai sahur, biasa langsung ku cuci piring dan gelas kotor, pun beberapa yang kotor di tempat cucian sekalian ku cuci bersih.

Sembari menunggu waktu subuh.

Usai bersih semua, aku langsung ke kakus pup. 

Cukup lama sampai dengan kumandang adzan subuh selesai baru aku cebok. 

Langsung wudhu, handukan terus sholat qobliyah subuh. 

Nah sekarang aku kalau pipis atau sekedar wudhu aku lihat kebawah dulu. 

Khawatir ada semut yang hnayaut. 

Aku singkirkan mereka terlebih dahulu. 

Aku usir dengan air pelan-pelan. 

Tapi kadang suka ada yang bandel. 

Dua-tiga ekor tidak mau pergi. 

Ku kelilingi dengan air kemudian aku sodorkan jari telunjuk. 

Semut-semut itu akan bergegas merambat naik ke jari ku. 

Baru aku singkirkan ke dekat pintu biar mereka keluar dari sela-sela pintu. 

Aku ingin lebih hati-hati saja.

Walau banyak pula yang mati karena aku tak sengaja menginjak semut di lantai. 

Toh kasihan lihat semut kalau sampai hanyut karena aku guyur.

Aku latihan ngajeni semut sebagai makhluk hidup. 

Saling menolong sesama makhluk hidup yang juga makhluk ya Alloh SWT.

Usai sholat qobliyah subuh, bergegas aku jalan ke masjid. 

Lewat samping kanan rumah lurus ke utara.

Mentok sampai habis komplek sekitar 50 meter belok kiri. 

Jalan menurun lurus mentok sekitar 50 meter sampai masjid sebelah kanan jalan. 

Jalan selalu sendirian, tidak ada warga lain yang jalan bersamaan. 

Mungkin mereka pada subuhan jamaah bersama keluarga dirumah.

Sampai di masjid, biasa ku rapihkan sandal dua jamaah yang sudah datang diawal. 

Lalu aku masuk sholat tahyatal masjid. 

Duduk dzikiran menunggu beberapa jamaah lain datang. 

Bapak mu'adzin yang biasanya pun datang sholat dua rokaat sampai dengan usai. 

Kemduaian, beranjak mendekati mic dan mengumandangkan iqomah. 

Kami merapatkan barisan dan melaksanakan sholat subuh berjamaah. 

Tak lama banyak jamaah yang datang. 

Satu barisan penuh, alhamdulillah.

Pun ada jamaah perempuan entah satu atau dua.

Usai sholat dzikir bersama imam, kemudian aku pulang. 

Keluar masjid merapihkan tiga sandal jamaah yang masih wiridan. 

Ku jalan pulang melewati gang depan masjid langsung ke kanan arah selatan. 

Kalau lurus jalan pas aku berangkat. 

Nah pulang aku jalan lewat lain gang. 

Sedikit lebih jauh.

Jalan lurus sampai ketemu jalan utama tengah komplek. 

Ku ambil kiri ke arah timur lewat jalan utama. 

Sedikit menanjak.

Jalan sembari sesekali menengok bulan dan bintang-bintang yang bertebaran. 

Elok, cerah nan indah pagi yang menawan. 

Langit timur pun mulai merona kemerahan. 

Jalan sembari ku gerakkan tangan. 

Sembari ku hirup udara pagi dalam-dalam. 

Sembari mensyukuri ciptaan atas keagungan dan kebesaran Tuhan.

Sampai dirumah ku matikan lampu pelataran.

Masuk dengan salam dan membaca mantra. 

Kemudian ambil mushaf dan tadarusan. 

Sampai dengan hampir jam enam. 

Pagi tadi aku tidak menonton TVRI Serambi Islami. 

Melainkan aku ambil kertas amplop surat undangan dari teter getar. 

Amplop undangan yang berstempel logo theater dan bernamakan adik ku. 

Ku ambil spidol permanent marker dilaci. 

Ku bawa ke ruang samping dan mulai ku menggambar. 

Pola garis lingkar, bentuk karya seni dari tangan seorang yang bukan seniman. 

Seni rupa yang rupanya berantakan. 

Seni lukis yang melukiskan ketidak tahuan. 

Ketiadaan yang ada, lukisan yang tidak berlukiskan. 

Abstrak hanya ada bayang hitam putih kehidupan. 

Tapi untungnya hitam putih, bukan abu-abu. 

Jadilah ku tuang inspirasi pagi dalam kertas amplop. 

Gambar jadi aku foto sejenak dipelataran. 

Kemudian aku ambil upo alias sebutir nasi.

Dan gambar aku tempel didinding menyusul dua gambar yang kemarin dan aku foto lagi. 

Dinding galeri gabut ku
Dinding galeri gabut ku

Sekarang makan malam dulu. Lapar om tante!!! 

Lanjut latihan menulis lagi usai makan. 

Alhamdulillah, makan sudah selesai. 

Nasi setengah centong, sayur sup tadi, lalap terong kecil dua buah dan satu tomat.

Lalu makan sepotong kecil ubi jalar. 

Ku tutup dengan buah jeruk kecil. 

Dan lanjut latihan menulis lagi. 

Aku take foto dipelataran juga pagi-pagi dengan background gunung Merbabu. 

Selamat pagi Semesta Raya, batin ku
Selamat pagi Semesta Raya, batin ku

Usai gambar ku tempel didinding. 

Aku nonton TVRI Klik Indonesia Pagi sejenak.

Berita kebakaran Bromo, kebakaran ladang di Kalimantan, Sumatra. 

Pun ada berita kebanjiran juga.

Terus berita pentas teater dilakoni oleh pakde Butet Kartaredjasa. 

Pun di akhir sekmen banyak berita terkait Seni Budaya.

Acara tipi lanjutannya Jendela Negeri, tema olahraga. 

Tak aku tonton, aku mulai baca buku. 

Sekitar satu jam dipelataran. 

Sambil menikmati berisik riwa-riwi suara motor. 

Orang mengantar anak sekolah dan orang berangkat kerja. 

Kalau jam enam masih sepi, masih sunyi dan syahdu dinikmati. 

Jam tujuh rame-ramenya sudah seperti musik metal. 

Tapi ya tetap ku nikmati semua situasi. 

Usai, buku ku tutup, kemudian, ku tunaikan sholat dzuha. 

Pun biasa tugas ku nyicil qodho sholat wajib yang dulu aku tinggalkan. 

Alhamdulillah semua terlaksana dengan khidmat.

Tugas ku sampai dengan waktu dzuha selesai. 

Aku ke ruang tamu. 

Jalan dari samping lewat dapur keteu dedek Shaka sedang dimandikan oleh bundanya yang sambil di ajari oleh neneknya. 

Diruang tamu aku duduk ngecas hape. 

Tak lama dedek Shaka digendong neneknya masuk kamar mengenakan selimut. 

Kemudian keluar untuk dijemur.

Aku bawakan kursi dari dapuran ke pelataran untuk simbok duduk. 

Biasa ku letakkan di dekat pohon kamboja yang terkena cahaya surya. 

Aku masuk keruang tamu ambil hape memotret sayur didapur. 

Belanjaannya Simbok ku pagi-pagi
Belanjaannya Simbok ku pagi-pagi

Terus kembali ke ruang tamu tiduran sambil scrolling hape.

Mulai sedikit latihan menulis puisi. 

Puisi yang bukan puisi entah apa, etok-etok puitis saja kata-katanya. 

Mumpung ada ide di kepala ku tuangkan saja. 

Dibilang sastra, sisi pedomannya dimana?

Entahlah jenis tulisan apa ini. 

Tulisan tak bermutu, yang penting latihan menulis dulu. 

Bundanya disamping ku menyiapkan susuh alias tempat tidurnya Shaka. 

Tak lama dedek Shaka dibawa masuk.

Lalu ditidurkan disebelah ku. 

Aku bergegas bangun ambil kursi dipelataran tepi jalan. 

Ku bawa masuk kedapur. 

Aku kembali dan tiduran lagi disamping dedek Shaka. 

Sambil meneruskan latihan menulis puisi.

Usai dedek Shaka dibarut alias dibedhong, ku potret sejenak. 

M. Shaka Mahija Al Zain
M. Shaka Mahija Al Zain

Lanjut aku menemani dedek Shaka. 

Dedek tidur keenakan usai dimandikan dan dijemur.

Tidur disamping ku.

Ku temani kala Simbok dan bundanya sibuk didapur. 

Sambil terus ku ciumi.

Gemes aku sama si bayi.

Kalau aku cium dia suka senyum. 

Jadi ku cium terus, walau tetap tidur tapi senyum-senyum. 

Sampai dengan Simbok dan bundanya datang. 

Aku lanjut merampungkan latihan menulis puisi ku yang rindu pelosok desa. 

Sampai dengan selesai dan tak lama kumandang adzan dzuhur. 

Duduk ngobrol sejenak dengan Simbok dan adik ku. 

Kemudian beranjak ambil air wudhu. 

Sholat dzuhur di ruang samping. 

Kemudian, biasa waktu ku merehatkan diri, raga dan hati. 

Tidur siang, nonton TVRI Klik Indonesia Siang sambil tiduran. 

Sampai tidur beneran.

Berita ya masih seputar itu-itu saja.

Korupsi, ASEAN, Pemilu, Kekeringan, kebakaran. 

Ternyata banyak orang rindu hujan. 

Rayu-rayu Tuhan semesta alam dong. 

Biar diturunkan hujan. 

Di pedekate in Tuhannya minta hujan. 

Kalau cuma berharap ke pemerintahan saja.

Pemerintah juga manusia. 

Belum tentu sama dengan yang diharapkan. 

Tidur baru maklep, kebangun karena Simbok dan adik ku yang berisik. 

Tidur lagi susah merem.

Kugup selimutan, tutup kepala, tidak bisa merem juga. 

Terus ku pejamkan mata.

Sampai tidur karena lupa.

Lumayan sejenak setengah jam sekitarnya.

Bangun lagi sudah hampir ashar. 

Adik ipar ku sudah dirumah.

Ku tidak tahu kapan dia pulang. 

Ku bangun ngobrol sejenak. 

Kumandang adzan ashar masih ngobrol. 

Terus beranjak ke kakus dan ambil air wudhu. 

Sholat ashar sampai dengan selesai, sepaket dengan sholat qobliyah. 

Dzikir sejenak kemudian ambil hape mulai ku ketuk-ketuk papan keyboard hape. 

Mengingat semua sehari ini sedari pagi atas semua yang sudah aku jalani. 

Mulai ku tuangkan dalam bentuk tulisan yang tidak bermutu ini. 

Alhamdulillah, ini sampai dengan jam 22:07 WIB. 

InsyaAlloh karya tulis yang tidak bermutu ini selesai. 

Tadi pukul 21:00 WIB sembari nonton TVRI Dunia Dalam Berita. 

Berita gempa besar di Mosko, banyak korban jiwa, Innalillahi wa inna illaihi roji'un. 

Musibah datang dari arah mana saja, jam berapa saja, dalam kondisi manusia terlelap maupun tersadar. 

Ini nonton TVRI Bikin Asyik Saja, talkshow musik bersama Putri Ariani. 

Sudah ah, aku akhiri.

Sudah ngantuk, raga ini butuh direhatkan. 

Ngajeni rogo. 

Salam dari kota oleh cah ndoso. 

Mohon maaf lahir dan batin atas banyaknya kesalahan dalam penulisan. 

Terus melaju untuk Indonesia maju. 

Indonesia sehat, Indonesia hebat, Indonesia kuat. 

Indonesia cerdas, Indonesia emas. 

Matur sembah nuwun. 

Nitip sehat. 

SemngArt. 

Dan jangan lupa... 

Bahagia. 

Alhamdulillah. 

Barokalloh. 

Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun