Mohon tunggu...
Amerta Raya
Amerta Raya Mohon Tunggu... Petani - Petani

Catatan Manusia Pelosok Desa

Selanjutnya

Tutup

Diary

The Power of Writing Resume Buku Kang Ngainun Naim

26 Juni 2023   15:29 Diperbarui: 29 Juni 2023   04:27 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Lanjut masuk ke BAB V "Strategi Menulis", yang pertama mencicil, yang aku lakukan ini mencicil dari kemarin, sebelumnya sembari membaca bukunya kang Ngainun Naim ini aku corat-coret memang untuk mengambil point-pointnya, nah dari hasil corat-coretan itu aku jadian resume ini. Seperti jelas kan oleh kang Ngainun Naim bahwa mencicil adalah bagian "proses" dan inilah yang sangat penting, jika sudah mampu menikmati proses, maka hasil itu tidak lagi penting, karena proses yang baik itu proses yang dinikmati dan proses yang dinikmati akan melahirkan halis yang optimal dan sangat baik. Menikmati dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Proses dengan terus berlatih akan meningkatkan kualitas tulisan yang dibuat, dan keberhasilan adalah konsekuensi dari proses kerja keras yang kuncinya adalah sabar dan tabah. Baik dan bermutunya sebuah tulisan sudah dapat dipastikan bahwa si penulis berproses melewati tahap demi tahap.

Aku membaca sub BAB Mencicil ini tanggal 15 Juni 2023, pagi hari usai merumput, aku rehat dan duduk di sebuah batu ditepi sungai Curug Cangkring, aku sempatkan membuka buku dan mencorat-coret sembari menikmati sejuknya suasana sungai udara semilir dibawah rimbun pohon bambu yang menutupi sungai seolah seperti atap alami, gemericik air yang syahdu, cahaya matahari nampak elok menerobos sela-sela rimbun bambu. Betapa indah nan istimewanya karunia Alloh atas diri ini. Barokalloh.

Yok masih semangat yok!!! Hahaha. Masuk sub BAB "Membaca Itu Gizi Menulis", aku tunda pipis dulu, hahaha. Masih pukul 09:15 WIB, menulis itu asyik. Sekarang pukul 09:19 WIB. Empat menit untuk pipis dan wudhu, hahaha. Wudhu menjadi bagian penting bagi diri ku, terlebih dalam berkarya apapun termasuk menulis aku selalu mengusahakan diri untuk berwudhu, entah suci atau tidak itu Hak prerogative Alloh SWT, yang penting aku dalam kondisi sudah berwudhu. Syukur-syukur sholat sunah dulu sebelum berkarya, apalagi berani berpuasa. Demikian ini aku rasa sangat baik dijadikan bagian ritual dalam berkarya, memberikan ruh didalam esensi karya, karya apapun. Barokalloh.

Mari lanjut sub BAB "Membaca Itu Gizi Menulis" pertama kali adalah membangun niat, karena banyak orang yang membaca dan menulis tetapi dilakukan dengan tidak jujur, penyebutan sumber yang tidak jujur bahkan plagiasi. Aspek niat ini kunci utama yang sangat penting yang menentukan hasil akhirnya. Dari sub BAB tersebut kang Ngainun Naim memaparkan membacalah hal yang mampu membuat seseorang keluar dari tempurung pengetahuannya yang kerdil. Lewat membaca, seseorang mampu me jelajah selaksa wilayah luas tak bertepi. Banyak hal luar biasa dari penjajakan dunia aksara. Kemampuan menggerakkan, memberdayakan, memberikan perubahan yang signifikan, sehingga seseorang mampu menjadi "manusia baru" yang tercerahkan. Pun dalam membaca syarat akan Kemampuan menangkap makna yang tersurat maupun tersirat. Begitu monumental teks tertulis mampu merubah kehidupan dan peradaban, tak lain begitu kuatnya pengaruh teks. Penulis yang baik adalah pembaca yang baik ungkapan kang Ngainun Naim. Pembaca yang baik akan sangat mungkin mampu menghasilkan tulisan yang baik yakni dengan menangkap dan menyerap makna yang terkandung. 

Sub BAB selanjutnya "Membaca Mencatat dan Menulis" ini satu kesatuan utuh bagi kang Ngainun Naim dan pun bagi banyak penulis lain, termasuk aku yang sedang tahapan latihan menulis. Hahaha. Proses menuju kemampuan mencintai kegiatan membaca dan kemampuan mengingat point-pointnya, dipaparkan oleh kang Ngainun Naim dengan strategi dasarnya yakni menumbuhkan rasa cinta terhadap buku, cinta dulu saja dengan bukunya. Seperti aku sendiri, aku suka dengan buku sebagai pajangan, tapi aku intens gemar membaca baru kemarin karena gabut pandemi. Hahaha. Aku mulai syik dengan aktifitas membaca, sehingga tumbuh rasa cinta. Benar kata kang Ngainun Naim "suka atau tidak suka, bacalah!!!" benar adanya awalnya aku paksa, tak sengaja buku kecil tergeletak, aku ambil dan aku baca karena judulnya menarik. Aku cari pena dan aku mulai corat-coret. Hahaha. Corat-coret dan gambar menjadi salah satu metode ku untuk mengingat bagian-bagian penting. Aku menulis ulang seperti saat ini yakni untuk mempraktikkan dalam membangun pemahaman secara lebih komprehensif. Menguatkan diri untuk terus tumbuh upgrade dan melangkah maju. Catatan dan corat-coret menjadikan aku lebih efektif dalam menulis ulang resume ini. Elok tulis pepatah yang dikutip kang Ngainun Naim "ingatan lupa, maka catatan akan ingat", catatan menjadi hal yang mutlak perlu untuk seorang penulis. Bentuk perawatan sebuah ide, pemikiran dan gagasan juga dengan catatan, dengan sudut pandang positif membentuk perspektif positif untuk menjadi gerbang awal mewujudkan realitas yang positif, segala hal yang positif akan mudah dikembangkan dengan baik, dan dari mencatat akan mampu mengikat ide dan ilmu baru yang melintas. Mencatat adalah aktifitas memungut berbagai ragam pengetahuan. Bentuk catatan adalah aksi rekam dalam bentuk tulisan. Tanpa catatan dan hanya sekedar dengan mengingat akan menjadikan beban berat pikiran yang memicu ketegangan. The Liang Gie mengintip sebuah motto yang artinya dipaparkan kang Ngainun Naim "orang-orang lupa, catatan-catatan ingat" sedemikian pentingnya membuat catatan. Penulis besar sudah dapat dipastikan memiliki tradisi mencatat yang kuat yang terus melahirkan karya besar dan monumental. 

Masuk sub BAB "Sumber Ide", bisa dari manapun, ketika pola dan circle kita positif dan kreatif akan membantu meningkatkan kekayaan ide, circle ini akan menjadi sumber energi positif. Ketika kita sudah menemukan sumber energi positif dengan kondisi fisik yang bugar tentu akan sangat mudah meletupnya sebuah ide kepermukaan kertas dari goresan tinta, atau meletup melalui jempol ke papan keyboard hape merangkai huruf menjadi kata dan terus menjadi kalimat, paragraf dan seterusnya. Dan ungkapan kang Ngainun Naim menulis adalah manifestasi rasa syukurnya. Barokalloh. Ide-ide beliau tuangkan setelah sholat subuh yang menjadi waktu primadona seorang kang Ngainun Naim. Energi positif, waktu, kondisi, keadaan dll adalah hal yang sangat berpengaruh akan sebuah ide. Ide harus dihargai dan diapresiasi dengan bentuk aksi menulis. Idea lahir dari manapun, jika sudah membaca pasti pikiran akan terbuka, ide-ide akan banyak terserap. Lakukan MCK yakni Mengamati, Cermati dan Kaji, dengan mendetail, bahkan daun jatuh saja bisa memunculkan ide untuk kemudian mendorong aikap menulis.

Jam menunjukkan pukul 10:33 WIB, masuk ke sub BAB "Jam Terbang", hahaha. Jam terbang ku yang baru setinggi kutu, hihihi, semangat, harus terus terbang, terbang dan terbang, tinggi melayang. Seperti slogan radio fenomenal nan legend Radio Republika Indonesia alias RRI yang sedang aku dengarkan sembari menulis ini, slogannya "sekali di udara tetap di udara", pokokmen jangan turun kebumi. Hahaha. Jam terbang itu ya "berlatih dan berlatih" dengan sering ya berlatih akan memungkinkan kita mendapat peluang untuk mewujudkan impian. Banyak penulis yang lahir dari orangtua yang bukan penulis tak lain karena tak jemu-jemunya berlatih, took ukur tingginya jam terbang ya latihan itu. Dengan seringnya kita menulis maka akan semakin mudah merangkai kata membentuk karya. Menulis tidak dipengaruhi bakat dan keturunan papar kang Ngainun Naim. 

Sub BAB Buku "Harian Yang Menggetarkan" buku harian yang bukan sekedar untuk curhat, namun untuk berkomunikasi dengan alam pikiran bawah sadar. Kecenderungan manusia dengan cepat dan mudahnya menangkap dan mengingat apa yang didengar, baca, lihat dan rasakan, dari beragam informasi yang masuk juga memicu cepatnya lupa akan hal-hal penting jika tidak dicatat. Menulis buku harian merupakan pengaktifan pikiran sadar. Titik sadar setiap kejadian yang direkam dengan detail dan dituangkan dalam bentuk tulisan baik tersebut lah yang akan menggetarkan. Seperti catatan motto bibi Grace yang ditulis kang Ngainun Naim "berkembanglah dimana kau ditanam" ibarat aku ini, yang mana Alloh SWT menanam diri ini dikampung pelosok, tapi aku harus tumbuh dan berkembang, tumbuh subur menjulang sehingga mampu menghasilkan buah yang manis, dan akan banyak orang yang mampu menikmati buah manis dari diri ku. Barokalloh. Di ceritakan pula oleh kang Ngainun Naim yakni buku hariannya Ahmad Wahib, sebuah pemikiran yang benar, liberal dan berani. Karena buku kang Ngainun Naim ini juga aku tersulut untuk menulis di Kompasiana. Matus sembah nuwun kang. Barokalloh. 

Sub BAB "Nikmatnya Menulis di Pagi Hari" mungkin ini sebagian besar iya, tapi tidak dengan aku, ya, karena kondisi rutinitas ku. Jadi aku lebih menikmati menulis di waktu senggang, entah siang, sore, malam, pagi, hahaha, yang penting senggang, tapi yo banyak senggangnya, wong karan nyong pengangguran. Hahaha. Pengangguran yang elegan, mau jadi pengangguran yang elegan? Ya isi waktu dengan membaca dan latihan menulis. Hahaha. Pada sub BAB ini kang Ngainun Naim banyak memaparkan penulis-penulis yang super produktif di kompasiana. Dari sini juga terbentuk relasi yang kuat sehingga melahirkan event-event terkait aktifitas berkarya tulis. Papar kang Ngainun Naim, Setiap penulis memiliki waktu produktifnya sendiri untuk menulis dan penulis yang memiliki hasrat menulis yang kuat tentu akan memanfaatkan waktu produktifnya untuk menghasilkan karya yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun masyarakat luas. 

Sub BAB "Menulis Itu Jangan Banyak Tanya, Tapi Segera Praktik", sebuah kebahagiaan ungkap kang Ngainun Naim, ketika beliau mampu membantu teman belajar menulis, kemudian mampu produktif menghasilkan karya. Seorang penulis membutuhkan apreaiasi dari orang lain. Bahkan semua karya membutuhkan sebuah apreaiasi. Dengan mengikuti kompetisi atau masuk redaksi hal demikian untuk terjaganya spirit. Hasrat yang besar untuk menulis harus diimbangi dengan pratik menulis, sehingga karya akan dihasilkan.

Woyoooo, masuk BAB VI "Belajar Menulis Dari Para Tokoh", tokoh pertama yang dipaparkan kang Ngainun Naim yakni Muhammad Fauzil Adhim, sub BAB "Bergelut Dengan Dunia Kata" sayogyanya kita memahami bagaimana proses kreatif para tokoh, apa rahasia mereka dan bagaimana menjaga spiritnya. Buku karya Muhammad Fauzil Adhim dengan judul Dunia Kata memaparkan seluruh prosesnya dalam menulis. Yang pertama orientasi transcendental, karena ini sebuah aktifitas yang penuh dengan tanggung jawab, yang utama adalah pertanggungjawaban kita kepada Alloh SWT, orientasi ketuhanan. Kedua memiliki mental optimis, jangan banyak mengeluh harus percaya diri karena kita berharga, jangan merasa cepat puas agar kita berkembang, hadapi seluruh dinamika dan tantangan "jika mampu melakukan yang terbaik, tidak layak melakukan yang sekedar baik" tegas Muhammad Fauzil Adhim. Ketiga, inspirasi, ini menjadi kunci sukses menulis. Aspek utamanya adalah Komitmen, dengan komitmen semua akan bermakna, dari yang kita lihat rasa dan pikirkan. Komitmen adalah pemicu untuk mengaitkan hasil bacaan, pengamatan atas fenomena dan refleksi menjadi sebuah ide. Aspek lain yang memunculkan inspirasi adalah cinta, tentunya cinta akan segala hal yang terlibat dalam aktifitas menulis. Dengan dilandasi cinta sebuah tulisan akan memiliki ruh yang memberikan energi dan semangat kepada pembaca. Keempat adalah revisi, nah ini aku masih berlatih untuk membaca ulang tulisan ku dan merevisinya karena butuh kesabaran yang lebih untuk mampu merevisi sebuah karya buah tangan tulisan kita. Kelima yakni tetap lah menulis, ini kunci penting, semakin sering menulis tentu kita akan semakin terampil dalam menyikapi dan sikap yang kreatif yang akan berhasil mencapai tujuan dengan goalnya. Papar Muhammad Fauzil Adhim "menulislah sekarang juga dan tetaplah menulis meskipun sangat membosankan, melelahkan, dan tulisan yang kita hasilkan benar-benar tidak menarik". Keenam miliki dokumentasi yang baik, simpan seluruh karya yang kita anggap gagal, suatu saat kita membutuhkan sebagai bahan untuk kita kembangkan. Ketujuh ikhwal kesuksesan, point ini dikhususkan untuk yang sudah matang dengan tekad menulis, yang sudah di ilang sebagai penulis sukses. Sangat penting menulis dengan sebaik-baiknya. Muhammad Fauzil Adhim "kesuksesan merupakan peringatan dari pembaca agar tidak asal-asalan dalam menulis", "semakin terkenal seorang penulis, ia harus memiliki kontrol lebih ketat terhadap kualitas naskahnya". Kesuksesan itu tidak abadi, ada karena perjuangan, oleh karenanya kesuksesan perlu dijaga dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun