Pembicara dari Antam, Bapak Destra menceritakan kisah asal mulanya. Dikisahkan dahulu ada seorang pemuda yang sangat santun dan disegani kalangan kaumnya. Kemudian pemuda tersebut dipanggil ke Kerajaan Mataram karena pihak kerajaan terkesan dengan sikapnya. Terharu dengan pencapaian anaknya, sang ibu membuatkan batik bermotif kawung ini. Harapan sang ibu agar putranya mampu menjaga diri dari hawa nafsu dan tidak melupakan asal usulnya. Ketika diangkat menjadi adipati, ia pun mengenakan baju motif batik kawung buatan ibunya.Â
Batik Sido Mukti
Kata sidomukti berasal dari dua suku kata Sido dan Mukti. Sido yang dalam bahasa Jawa berarti: Jadi/ Terlaksana, dan Mukti yang berarti: Makmur/ Sejahtera, memiliki makna agar sang pemakai batik ini diharapkan akan hidup makmur dan sejahtera (http://www.goresancanting.xyz, 2016).Â
Batik Parang Barong
Rupanya Antam benar-benar turut melestarikan budaya batik. Motif LM berikutnya adalah Parang Barong. Kesan yang muncul adalah keberanian, kegagahan dan karisma. Apa betul ya? Mari kita simak penjelasan Pak Destra. Saya akan lengkapi kisahnya dengan mengutip dari http://www.museumbatik.com,Â
Parang Barong berasal dari kata barong (singa). Kata barong berarti sesuatu yang besar, dan ini tercermin pada besarnya motif ukuran pada kain. Besar ukuran parang barong diatas 20 cm dan merupakan induk dari semua motif parang. Parang barong diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma yang ingin mengekspresikan pengalaman jiwanya sebagai Raja dengan segala tugas kewajibannya dan kesadaran sebagai seorang manusia yang kecil dihadapan Sang Maha Pencipta.
Itulah sekilas kisahnya. Mirip dengan kesan pertama saya ya? *maksa.com*
Motif ini memiliki makna agar seorang Raja selalu hati-hati dalam bertindak, kebijaksanaan dalam gerak dan pengendalian diri dalam dinamika usaha yang terus menerus. Motif ini hanya digunakan oleh Raja pada saat ritual keagamaan dan meditasi. Filosofi Parang Barong ini membuat saya berandai-andai. Kalau saja para pemimpin negeri ini memahami filosofi Parang Barong dan menerapkannya, sungguh cerah masa depan bangsa ini. Pastilah tidak akan ada pemimpin atau wakil rakyat yang korupsi, lebih mendahulukan kepentingan rakyat daripada kepentingan partai atau pribadi dan  berkomitmen tinggi untuk melayani. Uff.. Jauh sekali impian saya ya.. Okay, balik ke topik tulisan.. hehe...Â