Mohon tunggu...
Naftalia Kusumawardhani
Naftalia Kusumawardhani Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis (Remaja dan Dewasa)

Psikolog Klinis dengan kekhususan penanganan kasus-kasus neurosa pada remaja, dewasa, dan keluarga. Praktek di RS Mitra Keluarga Waru. Senang menulis sejak masih SMP dulu hingga saat ini, dan sedang mencoba menjadi penulis artikel dan buku.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Batik dan Logam Mulia

26 Agustus 2016   12:09 Diperbarui: 26 Agustus 2016   16:26 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presentasi Antam (19 Agustus 2016)

Sebelum lanjut, saya mau tanya dulu nih. Apa hubungannya antara batik dan logam mulia?

"Kalau jualan batik, bisa beli logam mulia", jawaban khas juragan batik (pastinya!). 

"Hubungannya baik-baik saja". Jawaban orang yang rujuk sama mantan pacar. 

"Logam mulia bisa dikasih motif batik". Nah ini dia! Jawaban cerdas.. Pasti yang jawab hadir di acara Nangkring Kompasiana dengan PT Aneka Tambang (Antam) hari Jumat (19/6) lalu. 

Yup! Kini logam mulia bermotif batik bisa dimiliki. Bukan hanya untuk diri sendiri, tapi bisa diwujudkan sebagai souvenir. Ide ini dilontarkan Kompasianer Malang, Ibu Majawati. Beliau tampaknya tertarik untuk memberikan logam mulia batik pada koleganya (ehm! Saya koleganya lhoo... ). Saya yakin tim Marketing Antam sepakat kalau ide ini keren banget... Jangan lupa bayar royalti fee ke Bu Maja ya? Lho kok saya jadi marketing pula?  

PT Antam tidak sembarangan memilih motif batik untuk dilukiskan pada logam mulia produksinya. Masing-masing motif batik disertai sejarah penciptaannya serta filosofi dibaliknya. Penasaran ya? Yuk kita simak.. 

Motif Kawung

Motif Batik Kawung merupakan batik yang sering ditemui di Solo. Motif batik kawung ini memliki pola bulatan mirip buah Kawung yaitu sejenis kelapa atau disebut juga dengan buah kolang-kaling. Selain itu, motif batik kawung ini juga diartikan sebagai gambar bunga teratai dengan empat lembar daun bunga yang merekah. Bunga teratai adalah bunga yang melambangkan umur panjang dan kesucian. Biasanya motif batik kawung ini berjejer rapi secara geometris pada kain (http://pusatgrosirsolo.com/artikel-batik/sejarah-motif-batik-kawung-dan-maknanya/, 2016). 


Cantik ya? Tidak heran bila Antam menjadikannya produk kebanggaan. DIharapkan pemilik logam mulia motif Kawung ini bisa mengendalikan hawa nafsunya dan memberikan ruang pada hati nurani agar terjadi keseimbangan perilaku serta mengingat asal usulnya. 

http://lh3.googleusercontent.com/-lByo5AAbYJI/VnioZkcuzJI/AAAAAAAABDo/LTMyHAaW4IE/s1600/FB_IMG_1450490655810.jpg
http://lh3.googleusercontent.com/-lByo5AAbYJI/VnioZkcuzJI/AAAAAAAABDo/LTMyHAaW4IE/s1600/FB_IMG_1450490655810.jpg

Pembicara dari Antam, Bapak Destra menceritakan kisah asal mulanya. Dikisahkan dahulu ada seorang pemuda yang sangat santun dan disegani kalangan kaumnya. Kemudian pemuda tersebut dipanggil ke Kerajaan Mataram karena pihak kerajaan terkesan dengan sikapnya. Terharu dengan pencapaian anaknya, sang ibu membuatkan batik bermotif kawung ini. Harapan sang ibu agar putranya mampu menjaga diri dari hawa nafsu dan tidak melupakan asal usulnya. Ketika diangkat menjadi adipati, ia pun mengenakan baju motif batik kawung buatan ibunya. 

Batik Sido Mukti

Kata sidomukti berasal dari dua suku kata Sido dan Mukti. Sido yang dalam bahasa Jawa berarti: Jadi/ Terlaksana, dan Mukti yang berarti: Makmur/ Sejahtera, memiliki makna agar sang pemakai batik ini diharapkan akan hidup makmur dan sejahtera (http://www.goresancanting.xyz, 2016). 

Presentasi Antam (19 Agustus 2016)
Presentasi Antam (19 Agustus 2016)
Ketika Pak Destra menceritakan asal muasal batik ini, terlintas ide dalam benak saya. Logam mulia (LM) Sidomukti tepat sekali diberikan pada pasangan muda yang masih berjuang dalam kehidupannya. Biasanya kita memberikan tali kasih berupa uang atau perhiasan emas pada pasangan pengantin. Namun kini dengan adanya LM Sidomukti, tali kasih bisa lebih berharga sekaligus sebagai simbol agar mereka terus menerus berjuang dalam segala aspek kehidupannya. Hmmm... Apalagi di dalam kotak hadiahnya diselipkan kartu berikut ini : 

http://lh3.googleusercontent.com/-r8eur7-5b30/VnUhdZIJN-I/AAAAAAAABCc/1Zh7D3hkbwc/s1600/FB_IMG_1450490673036.jpg
http://lh3.googleusercontent.com/-r8eur7-5b30/VnUhdZIJN-I/AAAAAAAABCc/1Zh7D3hkbwc/s1600/FB_IMG_1450490673036.jpg

Batik Parang Barong

Rupanya Antam benar-benar turut melestarikan budaya batik. Motif LM berikutnya adalah Parang Barong. Kesan yang muncul adalah keberanian, kegagahan dan karisma. Apa betul ya? Mari kita simak penjelasan Pak Destra. Saya akan lengkapi kisahnya dengan mengutip dari http://www.museumbatik.com, 

Parang Barong berasal dari kata barong (singa). Kata barong berarti sesuatu yang besar, dan ini tercermin pada besarnya motif ukuran pada kain. Besar ukuran parang barong diatas 20 cm dan merupakan induk dari semua motif parang. Parang barong diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma yang ingin mengekspresikan pengalaman jiwanya sebagai Raja dengan segala tugas kewajibannya dan kesadaran sebagai seorang manusia yang kecil dihadapan Sang Maha Pencipta.

Itulah sekilas kisahnya. Mirip dengan kesan pertama saya ya? *maksa.com*

Presentasi Antam (19 Agustus 2016)
Presentasi Antam (19 Agustus 2016)

Motif ini memiliki makna agar seorang Raja selalu hati-hati dalam bertindak, kebijaksanaan dalam gerak dan pengendalian diri dalam dinamika usaha yang terus menerus. Motif ini hanya digunakan oleh Raja pada saat ritual keagamaan dan meditasi. Filosofi Parang Barong ini membuat saya berandai-andai. Kalau saja para pemimpin negeri ini memahami filosofi Parang Barong dan menerapkannya, sungguh cerah masa depan bangsa ini. Pastilah tidak akan ada pemimpin atau wakil rakyat yang korupsi, lebih mendahulukan kepentingan rakyat daripada kepentingan partai atau pribadi dan  berkomitmen tinggi untuk melayani. Uff.. Jauh sekali impian saya ya.. Okay, balik ke topik tulisan.. hehe... 

http://lh3.googleusercontent.com/-7ZuOs-hV_UY/VnUhbC8brOI/AAAAAAAABCM/VODr6333FFk/s1600/FB_IMG_1450490677842.jpg
http://lh3.googleusercontent.com/-7ZuOs-hV_UY/VnUhbC8brOI/AAAAAAAABCM/VODr6333FFk/s1600/FB_IMG_1450490677842.jpg

Batik Mega Mendung

Jujur saja, saat mendengar nama Mega Mendung, saya langsung ingat minuman mirip soda gembira. Minuman Mega Mendung adalah campuran soft drink, susu coklat kental, dan disajikan dingin... hahaha... Halah... Ya udah, balik lagi ke topik acara Nangking Kompasiana bersama Antam. 

Ternyata kisah dibalik minuman dingin ini, eh salah, batik MM menarik sekali lho. Saya kutip penjelasannya dari Wikipedia sebagai berikut : Mega Mendung merupakan karya seni batik yang identik dan bahkan menjadi ikon batik daerah Cirebon dan daerah Indonesia lainnya. Motif batik ini mempunyai kekhasan yang tidak ditemui di daerah penghasil batik lain. Bahkan karena hanya ada di Cirebon dan merupakan masterpiece, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata akan mendaftarkan motif megamendung ke UNESCO untuk mendapatkan pengakuan sebagai salah satu warisan dunia #ascoolasice

Presentasi Antam (19 Agustus 2016)
Presentasi Antam (19 Agustus 2016)

Diharapkan batik Mega Mendung akan mengingatkan pemakainya agar mampu meredam amarah/emosinya dalam situasi dan kondisi apapun, dengan kata lain, hati manusia diharapkan bisa tetap ‘adem’ meskipun dalam keadaan marah, seperti halnya awan yang muncul saat cuaca mendung yang dapat menyejukkan suasana di sekitarnya (http://sanggarbatikkatura.com, 2016). Susah nggak sih bersikap tenang dalam kondisi apapun? Pastinya susah dong, kalau gampang, nggak bakalan ada orang yang konsultasi ke psikolog.. hahaha... 

Mungkin kalau kita memiliki LM Mega Mendung ini akan senantiasa ingat untuk mampu mengendalikan ekspresi emosi. Artinya logam mulia MM cocok diberikan pada orang yang temperamental/pemarah. Ya khan? Sebagai simbol untuk mengingatkan agar dia tidak dikuasai emosinya, tapi ia menguasai emosinya. Hmmm... Jangan-jangan setelah ini banyak orang ngaku pemarah deh ke saya... 

Oya, souvenir untuk mereka baiknya dilengkapi kartu berikut ini :

Hasil gambar
Hasil gambar

Penutup

Akhirnya kita tiba di akhir tulisan. Menyenangkan ya, belajar batik sambil memiliki logam mulia? Saya mengapresiasi ide inovatif dari Antam tentang "menempelkan" batik pada LM. Rasanya Antam perlu menambah motif batik lainnya agar peminat LM memiliki koleksi batik lengkap. Oya, LM bermotif batik terkecil satuannya 5 gr. Kalau terlalu kecil, luas permukaannya tidak mampu memunculkan motif batiknya. Itu kata Pak Destra lho ya, bukan saya. 

Salut untuk Antam! Dan terima kasih untuk Kompasiana yang telah mengundang kami, para Kompasianer, untuk hadir pada acara Nangkring bersama Antam dengan topik "Belajar Menjadi Middle Class yang Koko dengan Investasi Emas!" pada 19 Agustus 2016. 

Sidoarjo, 26 Agustus 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun