Anak-anak mungkin belum punya kosakata cukup untuk mengungkapkan kebahagiaannya didampingi orangtua saat mereka masuk sekolah pertama kali. Apalagi kalau masih TK. Kita hanya bisa mengamati dari perilakunya.Â
Sebelum membahas lebih lanjut soal itu, apakah ada yang seneng banget waktu punya bayi pertama kali dulu, ada orangtua/keluarga yang menemani? Membantu mencuci popok, menjaga si bayi ketika ortunya kerja, menggendong saat bayi mau tidur dsb.. Rasanya sebagian beban hilang sejenak. Membuat para ibu baru merasa bisa momong anaknya karena ada yang mendukung. Ya khan?Â
Trus waktu pertama kali dapat panggilan kerja? Sebelum wawancara kerja, siapa yang mendampingi? Siapa yang paling heboh menyiapkan baju, mendoakan, dan berharap cemas menunggu hasil wawancara itu? Gimana rasanya didukung dalam saat-saat itu?Â
Kedua kondisi di atas adalah contoh masa transisi. Perubahan status psikis dan sosial pasti membawa konsekuensi. Secara teori mereka tahu apa harus dilakukan, tapi secara mental belum tentu siap. Kita membutuhkan orang lain untuk mendukung kita melalui masa transisi.Â
Pertanyaan saya, kalau orang dewasa saja membutuhkan orang lain untuk mendukungnya, mengapa anak-anak harus melaluinya seorang diri?
Ya, khan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H