Anak juga tidak tiba-tiba cerdas emosional. Mereka perlu belajar membedakan ekspresi emosi sehingga bisa menanggapi dengan tepat. Makin tinggi jenjang pendidikan, makin perlu ketrampilan "membaca" ekspresi emosi orang lain dikuasai. Inilah peran orangtua yang bisa dilakukan sebelum anak-anak masuk kembali.Â
Sejak dulu, saya selalu membawa anak-anak untuk mengenal dulu sekolahnya sebelum mereka masuk. Hal ini membuat mereka merasa "akrab" sebelum benar-benar duduk di dalam kelas. Hasilnya? Keduanya tidak menangis waktu masuk TK! Ng...ng... Ibunya yang nangis ding... hahaha... Hayooo.. siapa yang nangis juga waktu lihat bayinya tiba-tiba masuk sekolah? Biasanya menimpa ibu yang anaknya masuk Pra TK dan TK.. :D
Menjelang masuk ke jenjang pendidikan lebih tinggi, sekalipun bersekolah di gedung yang sama, anak-anak merasa gugup. Banyak pertanyaan dalam benak mereka. Seperti apa ya teman-temanku nanti, siapa yang duduk di sebelahku, kakak kelasnya kayak apa ya, nanti MOS diapain aja ya, dan sebagainya.Â
Mungkin bagi orangtua, pertanyaan-pertanyaan itu nggak penting banget. Karena kita sudah ketemu dengan masalah-masalah lain yang lebih besar.. hehe... Tapi bagi mereka, itulah masalah besar yang akan dihadapi.Â
Tahapan Psikososial Menurut Erikson
Setiap individu akan mengalami tahap perkembangan psikososial. Itu kata Erikson lho, bukan saya. Siapa itu Erikson? Silakan searching di Google.. hehe... Dalam usia sekitar 1 - 3 tahun, anak-anak belajar untuk mengembangkan keberanian dan kepercayaan diri.Â
Pada masa ini anak-anak belajar untuk berjalan, berkomunikasi, berinteraksi dan sebagainya. Respon orangtua akan mendukung atau bisa juga menghambat anak untuk meraih keberanian. Misalnya dia belajar naik tangga, tapi ditakuti dengan teriakan, "Awas jatuh! Jangan naik-naik! Nakal ini!".. Ya nggak heran kalau anak jadi penakut.Â
Usia 6 - 11 tahun anak akan belajar mengembangkan kemampuan interaksi sosial, fisik dan intelektual. Bila tugas ini berhasil, maka anak akan memiliki kompetensi. Namun bila anak tidak berhasil, ia akan merasa rendah diri karena tidak kompetensi dalam tugas akademik, sosial, dan sebagainya. Oleh karena itu, dukungan orangtua diperlukan. Sejak awal anak-anak akan "memikul" tugas sosial ini, orangtua perlu terlibat. Salah satu momen berharga tersebut adalah hari pertama sekolah.Â
Itulah dua tahapan psikososial sebagai contoh masa transisi dalam kehidupan seorang anak. Masih ada beberapa tahapan lagi sih, nanti saya tuliskan di kesempatan lain ya..Â
Bahagianya Anak Kalau Didampingi Masuk Sekolah Pertama Seperti...Â
Himbauan Menteri Anies Baswedan untuk para orangtua agar mendampingi anak-anaknya direspon positif dan negatif. Saya tidak ingin terlibat dalam perdebatan itu. Saya hanya ingin memberikan gambaran saja bagaimana rasanya didampingi orangtua ketika pertama kali masuk ke jenjang pendidikan lebih tinggi.Â