3. Menghindari situasi mencemaskan dalam kehidupan sehari-hari. Anak mengalami sesuatu yang mencemaskan, entah di rumah, di sekolah, atau di tempat lain. Mungkin mereka merasa tidak berdaya dalam menghadapi perubahan situasi baru, misalnya pergantian guru kelas, hukuman yang diberikan guru, disingkirkan teman sebaya, pertengkaran dengan teman, dan sebagainya. Bentuk meredakan kecemasan adalah BAB. Feces menjadi simbol dari pelepasan ketegangan psikis yang dialami. Mirip seperti orang dewasa yang cemas lalu diare berkali-kali. Namun orang dewasa mampu mengendalikan, bila situasi mencemaskan sudah lewat maka diarenya pun berhenti.
Solusi Untuk Mengatasi Enkopresis
Solusi untuk masalah ini akan lebih mudah bila diketahui penyebabnya. Namun menggali akar penyebabnya membutuhkan kesabaran dari orangtua. Secara garis besar, orangtua dapat melakukan beberapa hal ini :
1. Mengingat kembali masa toilet training. Bagaimanakah caranya mengajarkan anak untuk BAK dan BAB? Apakah anak pernah mengungkapkan kalau dia kesulitan menggunakan peralatan di kamar mandi, misalnya toiletnya terlalu tinggi, shower terlalu jauh dijangkau, atau kesulitan lainnya? Bagaimana sikap orangtua dalam masa toilet training itu?
2. Bila ternyata ada kesalahan dalam masa toilet training, maka sekarang lakukan toilet training ulang. Dan...dengan kesabaran!
3. Kalau poin no. 1 tidak ada masalah, orangtua dapat menelusuri sejak kapan enkopresis terjadi. Mulailah dari sana. Apa yang sedang terjadi pada saat itu? Bagaimana reaksi anak secara verbal yang mungkin waktu itu dianggap tidak penting oleh orangtua, misalnya anak baru kena hukuman gurunya, lalu dia cerita pada orangtua, tapi orangtua mengabaikan ceritanya. Bisa jadi hukuman guru itu mencemaskan baginya. Setelah menemukan penyebab kecemasan, segera lakukan pemulihan untuk situasi itu.
Bila kasus berlanjut, segera hubungi psikolog terdekat...hahaha...
Semoga bermanfaat.
Â
Sumber Gambar dari sini