Judul: Laut Bercerita
Karya: Leila S. Chudori
Tahun Terbit: 2017
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)Â
   Buku yang berjudul Laut Bercerita ini menceritakan tentang masa-masa dimana indonesia sangat krisis dan buta akan segala kebijakan-kebijakan yang ada terutama terhadap aksi aktivis mahasiswa di masa Orde Baru yang mencoba menegakkan keadilan dalam sistem politik dimasa itu. Dari banyak nya konflik yang terjadi buku ini membawa kita dengan segala tindakan dari dua perspektif sudut pandang bagian pertama yaitu tokoh utama (Biru Laut) dengan aktivis lain (Teman biru) sedangkan bagian yang kedua adalah adik laut (Asmara Jati) yang memiliki tujuan yang berbeda dengan kakaknya. Mustahil, buku ini membawa kita terhadap kebimbangan internal, romatisme, persahabatan dan kebengisan serta flashback yang penuh ambisi dari tokoh utama bersama antek-anteknya, dengan berbagai usaha mereka dalam menyembunyikan sesuatu dari kejaran. Apakah sesuatu itu?Apakah tujuan dan Visi Misi mereka berjalan dengan aman atau justru terbawa dalam kegelapan? Mari kita lihat seberapa usaha mereka terhadap Negara yang penuh kericuhan.
Â
BAGIAN PERTAMA
   Biru Laut, nama yang bagus bukan? Pada bagian pertama ini mengisahkan seorang Biru Laut melalui narasi kronologis dengan deskripsi dari penulis, Biru Laut adalah seorang mahasiswa di kota pelajar yaitu yogyakarta di kampus Universitas Gadjah Mada, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Program Studi Sastra Inggris. Laut sangar gemar membaca buku seperti sastra klasik bahasa indonesia maupun bahasa inggris, namun terdapat buku-buku yang ia baca pada saat itu memiliki sisi kelam bagi pemerintah sebuah buku karangan dari Pramoedya Ananta contohnya dimana buku tersebut dilarang di edarkan di indonesia. Hal itu membuat laut menekatkan dirinya untuk melakukan fotokopi secara diam-diam di tempat fotokopi terlarang yang disebutkan dalam buku ini. Disitulah, lau bertemu dengan Kinan, salah satu  mahasiswa FISIP yang mengenalkan laut dengan Organisasi seperti Winatra dan Wirasena. perjuangan Laut dan rekan-rekannya dalam organisasi Winatra melawan pemerintahan otoriter pada era Orde Baru. Laut bergabung dengan organisasi ini untuk memperjuangkan hak-hak rakyat dan menentang kekuasaan korup. Aktivitas Laut dalam organisasi Winatra semakin menggiatkan diskusi buku dan konsep-konsep perlawanan. Ia juga menulis dan menerjemahkan novel untuk memperluas pengaruh pergerakan. Diskusi Kwangju menjadi awal mula Laut dan rekan-rekannya mengetahui dan mengenal arti dari sebuah pengkhianatan. Mereka berdiskusi tentang strategi perlawanan dan mempersiapkan diri untuk menghadapi risiko. Laut, Bram, dan Alex diculik dan disiksa oleh aparat keamanan. Mereka diperlakukan tidak manusiawi dan dipaksa mengungkapkan dalang di balik aktivitas mereka. Penyiksaan ini berlangsung selama dua hari satu malam. Laut dan rekan-rekannya mengalami siksaan fisik dan psikologis yang parah. Kehilangan Laut dan rekan-rekannya mempengaruhi keluarga mereka. Ayah, ibu, dan adik Laut merasakan kesulitan dan kecemasan. Mereka berusaha mempertahankan kebersamaan dan kebahagiaan dengan mengadakan hari bersama setiap Minggu. Saat makan malam menjadi ritual keluarga yang penting. Laut, Alex, dan Daniel menghilang setelah penculikan. Mereka mengalami penyiksaan sadis dan biadab. Sunu, Mas Gala, dan Narendra juga hilang secara misterius. Perjuangan Laut dan rekan-rekannya melawan pemerintahan otoriter terus berlanjut. Mereka menggunakan tulisan dan aksi sebagai senjata perlawanan. Novel "Laut Bercerita" menjadi karya sastra penting dalam memahami sejarah dan perjuangan bangsa Indonesia melawan kekuasaan otoriter. Kisah Laut dan rekan-rekannya menjadi refleksi atas perjuangan rakyat Indonesia pada era Orde Baru. Mereka menunjukkan keberanian dan pengorbanan dalam memperjuangkan hak-hak rakyat. "Laut Bercerita" meninggalkan kesan mendalam tentang perjuangan rakyat Indonesia melawan kekuasaan otoriter, menjadi inspirasi bagi mereka yang berjuang untuk keadilan dan kebebasan.
BAGIAN KEDUA
   Pada bagian kedua ini mengisahkan perjuangan keluarga Laut yang menghilang selama dua tahun. Asmara, adik Laut, berusaha mencari kebenaran tentang nasib kakaknya dengan mendirikan lembaga untuk menangani kasus penghilangan paksa. Ritual makan malam mingguan yang tetap menyisakan satu piring untuk Laut menjadi simbol harapan keluarga yang tak pernah pudar. Pencarian Asmara tentang kebenaran dihadapkan pada kenyataan pahit ketika tulang belulang manusia ditemukan di Kepulauan Seribu. Meskipun demikian, Asmara tidak menyerah dan terus berjuang untuk mengungkapkan kebenaran. Ia bekerja sama dengan keluarga korban lain dan aktivis untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Tokoh-tokoh dalam novel ini terinspirasi dari kejadian nyata, seperti Mas Gala yang mirip dengan Wiji Thukul, aktivis yang hilang pada 1998. Penulis melakukan riset mendalam untuk menciptakan kisah yang nyata dan menggugah. Karakter lainnya seperti Anjani, kekasih Laut; Alex dan Sunu, teman seperjuangan Laut; serta Bima, pemimpin gerakan, menambah kedalaman cerita. Novel ini mengeksplorasi tema perlawanan, pengorbanan, dan solidaritas. Melalui kisah Asmara dan keluarganya, penulis menggambarkan perjuangan rakyat Indonesia melawan kekuasaan otoriter. Bahasa yang digunakan menggugah pikiran dan perasaan, mengingatkan pentingnya memperjuangkan hak-hak rakyat. Bagian kedua novel ini menyoroti perjuangan Asmara mencari kebenaran dan membangun harapan baru. Kisah ini menggugah pikiran dan perasaan, mengingatkan pentingnya memperjuangkan hak-hak rakyat dan menentang kekuasaan korup. Novel "Laut Bercerita" menjadi karya sastra yang penting dalam memahami sejarah Indonesia.
ANALISIS
Kelebihan:
1. Menggugah kesadaran sejarah: Novel ini mengisahkan perjuangan rakyat Indonesia melawan kekuasaan otoriter pada era Orde Baru, membangkitkan kesadaran sejarah dan mengingatkan pentingnya memperjuangkan hak-hak rakyat.
2. Karakterisasi yang kuat: Tokoh-tokoh seperti Laut, Asmara, dan Mas Gala memiliki karakter yang kuat dan kompleks, membuat pembaca terhubung secara emosional.
3. Bahasa yang indah dan menggugah: Leila S. Chudori menggunakan bahasa yang indah, menggugah pikiran dan perasaan pembaca.
4. Struktur cerita yang unik: Novel ini menggunakan struktur cerita non-linear, membuat pembaca penasaran dan ingin tahu lebih lanjut.
5. Mengangkat isu sosial: Novel ini mengangkat isu-isu sosial seperti penghilangan paksa, kekerasan, dan perlawanan, membuat pembaca lebih sadar akan pentingnya hak asasi manusia.
Kekurangan:
1. Cerita yang kompleks: Struktur cerita non-linear dapat membuat pembaca bingung jika tidak memperhatikan secara teliti.
2. Kurangnya penjelasan latar belakang: Beberapa pembaca mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang latar belakang sejarah dan politik pada era Orde Baru.
3. Karakter yang kurang dikembangkan: Beberapa karakter pendukung kurang dikembangkan secara menyeluruh.
4. Tema yang berat: Novel ini mengangkat tema-tema berat seperti kekerasan dan penghilangan paksa, yang dapat membuat pembaca merasa tidak nyaman.
5. Kurangnya penyelesaian: Beberapa plot tidak diselesaikan secara memuaskan, membuat pembaca merasa penasaran.
   Jadi menurut saya Novel "Laut Bercerita" sangat cocok dibaca bagi pelajar yang memiliki rasa ingin tahu bagimana gambaran indonesia pada masa Orde Baru. Namun, untuk memahami novel "Laut Bercerita" secara mendalam, pembaca perlu membaca dengan teliti dan sabar. Struktur cerita non-linear memerlukan perhatian khusus agar tidak terlewatkan detail penting. Dengan membaca secara teliti, pembaca dapat memahami hubungan antara karakter dan peristiwa yang terjadi. Mencari informasi tambahan tentang sejarah Indonesia pada era Orde Baru juga sangat penting. Pengetahuan ini akan membantu pembaca memahami konteks dan latar belakang cerita, sehingga pemahaman tentang novel menjadi lebih luas. Sumber informasi seperti buku sejarah, artikel, atau dokumenter dapat menjadi referensi yang berguna. Pembaca juga perlu siap untuk menghadapi tema-tema berat dan emosional yang diangkat dalam novel ini. Cerita tentang penghilangan paksa, kekerasan, dan perlawanan dapat membangkitkan emosi kuat. Oleh karena itu, pembaca perlu mempersiapkan diri secara mental dan emosional untuk menikmati novel ini secara utuh.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H