Mohon tunggu...
Ihdi Bahrun Nafi
Ihdi Bahrun Nafi Mohon Tunggu... Administrasi - Foto Pribadi

Just Ordinary Man

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surat Tak Terbalas

31 Agustus 2021   21:58 Diperbarui: 31 Agustus 2021   22:30 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar hal itu semangat Adi mulai luntur, Doni memberikan semangat kepada teman karibnya itu. Ia ikuti saja keinginan kawannya.

Ia melanjutkan perjalanannya bersama Doni serta beberapa orang lainnya. Selama beberapa menit ia melanjutkan sampai peluh menetes di pipinya, matanya yang menatap ke depan tiba-tiba kabur. Ia terjatuh dan tak sadarkan diri. Doni segera bergegas membantunya dan membawanya ke tempat peristirahatan terdekat.

"Hai, kamu gak papa kan? " Tanya seorang perempuan kepada Adi yang sudah siuman.

" Gak papa mbak, tadi kayaknya nggak lihat di rombongan tadi "

"Oh, kenalkan aku Dila , aku sengaja sama kawanku Sarah menunggu kamu disini"

"Terima kasih"

"Sama-sama, kebetulan aku dan temanku paham tentang kesehatan ,khawatir aja"

Dila menyodorkan makanan kepada Adi. Ia menolak dan meminta minuman yang sempat ia bawa di tas kecilnya untuk diambilkan . ia meminum air putih yang menyegarkan sambil mengistirahatkan badannya sambil melihat layar ponselnya yang tanpa ada pemberitahuan apapun. Ia segera berdiri dan melihat Doni bersiap-siap untuk pulang dan tersenyum melihat kawannya itu.

Ia kemudian menuliskan puisi pada kertas kecilnya...

"Mungkin sebaiknya  kini, aku biarkan rasa yang pernah ada begitu saja diterpa angin"

Setelah ia membuat tulisan itu, ia buat pesawat kertas dan menerbangkannya. Dari kejauhan terlihat senyum Dila dan Sarah mengajak Doni dan kawannya itu bergegas pulang. Doni menepuk punggung kawannya dan mengatakan untuk menjaga kesehatan sebelum benar-benar melakukan perjalanan jauh. Niatan Adi sebenarnya ingin meyakinkan dirinya sendiri, apakah benar seseorang yang dikenalnya sepintas tidak hanya menjadi pesawat kertas yang diterpa angin lalu hilang. 

Sumber:Pixabay
Sumber:Pixabay

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun