Mohon tunggu...
Ihdi Bahrun Nafi
Ihdi Bahrun Nafi Mohon Tunggu... Administrasi - Foto Pribadi

Just Ordinary Man

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Keteguhan Hati Seorang Nenek

16 September 2018   12:21 Diperbarui: 19 September 2018   00:53 2227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang paginya, ia mengikuti suaminya ke musholla untuk jamah sholat bersama anaknya. Ketika pulang diceritakannya semua kejadian malam itu kepada anak dan suaminya. Hingga mentari sudah terbit, ia belum juga terlihat cepat-cepat berangkat seperti biasanya. Dilihatnya bunga-bunga yang bermekaran itu, dan teringat ibunya.

"Di mana ibu sekarang nak," tanya Winda pada anaknya

"Nenek sudah di rumah sakit bu, ayah kemarin yang membawanya,"

Lalu ibunya memeluk cucunya, sembari meneteskan air matanya. Mereka bertiga berencana menjenguk nenek Khodijah yang sudah dipindah ke rumah sakit. Setelah sampai di kamar perawatan, Winda langsung mencium tangan ibunya dan meneteskan air matanya...

"Bu, maafkan Winda selama ini kurang perhatian sama ibu,"

"Gak apa-apa nak, sakit seperti ini sudah takdirnya."

"Kalau sudah sembuh, ibu nggak boleh keluar jauh-jauh,"

"Lho, ibu hanya ingin jalan-jalan dan mencari sedikit tambahan."

"Tidak usah bu, cukup saya saja ibu di rumah saja."

Nenek hanya bisa tersenyum mendengar ucapannya. Ia meminta anaknya itu untuk membopong keluar kamar untuk melihat keluar. Kebetulan letak kamar berada di lantai tiga sehingga dapat melihat ke jalan dan beberapa pemandangan di sana, mungkin ketika senja juga ia akan meminta hal itu, bersama semua keluarganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun