Mohon tunggu...
Nafi Alhabib
Nafi Alhabib Mohon Tunggu... Freelancer - Personal

warga sipil

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memahami Relokasi Ibu Kota Negara dari Akar Teori dan Historis

4 Februari 2020   13:02 Diperbarui: 4 Februari 2020   14:09 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemikiran dasar teori ini bahwa pembangunan tidak terjadi secara merata diseluruh  wilayah melainkan hanya di sekitar pusat pertumbuhan yang muncul secara alami ataupun direncanakan (Parr, 1999; Campbell, 1974). 

Growth centre theory  mengklaim jika investasi sebaikanya dipusatkan di satu tempat bukan dimeratakan, sehingga ini akan menciptakan pusat pertumbuhan yang dapat merangsang kegiatan ekonomi dan kesejahteraan di wilayahnya. 

Akibatnya akan terjadi suatu dominasi metropolis di pusat kota dan dapat mencegah kota lain berkembang. Untuk itu, menurut Parr (1999) strategi terbaik dalam menghambat pertumbuhan yang berlebih harus diciptakannya pusat kota berukuran sedang yang direncanakan dan dapat dicapai dengan interregional mobility, tax benefits, state interference, dan juga relocating the capital city.

Sejarah Implementasi Relokasi Ibu Kota Negara

Sejarah merupakan salah satu metode yang dapat digunakan sebagai referensi dalam melihat kebelakang bagaimana suatu kebijakan berjalan. Relokasi ibukota negara sudah banyak dilakukan oleh beberapa negara baik negara berkembang atau negara maju. Tesis dari Erik Illmann (2015) yang membuat tipologi alasan secara sederhana dan praktis dengan motede case studies seluruh negara yang menerapkan relokasi IKN yang menghasilkan  suatu kesimpulan bahwa terdapat beberapa alasan negara menerapkan relokasi IKN. 

(1) .National-building yakni ibukota diartikan suatu simbol yang kuat dan relokasi IKN menjadi suatu hal pemerkuat identitas nasional karena dapat menyelesaikan kecemburuan regional dan juga dapat meyatukan suatu bangsa dari keberagaman agama, etnis, ideologi yang dapat menjadi simbol kebanggaan nasional. Ini pernah diterapkan di negara Nigeria, Jerman dan Kazakhstan. 

(2) Pemerataan pembangunan daerah yang menjadi alasan utama relokasi IKN di Brasil, Tanzania, dan Korea Selatan. Suatu negara yang tidak merata dapat melakukan relokasi ibukota kewilayah terbelakang. Seperti growth  centre theory menjelaskan ibukota sebagai pusat pertumbuhan sehingga perpindahan aparatur negara di suatu tempat baru akan mengakibatkan terjadinya linkage effect. 

(3) Permasalahan ibu kota dan menjadi alasan relokasi IKN negara Pakistan dan Brasil. Permasalahan kota seperti banjir, infrastruktur buruk, kelebihan penduduk ini dapat menganggu fungsi pemerintahan sehingga relokasi dilakukan. 

(4) Keputusan pimpinan adalah salah satu faktor penentu. Dalam beberapa relokasi pimpinan memainkan peran penting terutama untuk negara yang tidak menerapkan sistem demokrasi. Negara yang menggunakan ini sebagai alasan relokasi IKN adalah Malaysia, Malawi, dan Nigeria.

Sejarah implementasi IKN yang menarik lagi untuk di ketahui adalah skema pembiayaan yang pernah diaplikasikan mengingat ini merupakan hal yang paling krusial di khawatirkan. Ada beberapa skema yang pernah digunakan negara-negara di dunia: 

(1) Skema pembiayaan tradisional. Skema ini dapat dilakukan ketika pemerintah memiliki ruang fiskal yang memadai karena skema pembiayaan ini lebih menggunakan anggaran pemerintah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun