Mohon tunggu...
Nafa Zahra Saphira
Nafa Zahra Saphira Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Penulis amatir yang sedang berusaha keluar dari zona nyaman. Gemar baca buku, terutama novel fiksi dan komik jejepangan. Sedikit banyak tahu tentang Kpop. Belakangan ini senang menulis daily jurnal. Memiliki keyakinan bahwa setiap karya pasti akan memilki pembacanya masing-masing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Serendipity

4 Desember 2023   12:09 Diperbarui: 4 Desember 2023   12:15 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Alexander Mass: https://www.pexels.com/

"Hei! Kau mau mencuri, ya?!"

Bentakan pedagang tua membuyarkan lamunan Hisham, remaja laki-laki berpakaian lusuh, yang menatap lapar bongkahan roti gandum harum di tangannya. Kepala Hisham menggeleng lesu, ia lalu meletakkan kembali roti tersebut pada keranjang dagangan dan berjalan menjauh.

Tahun ini Raja Agung Narmer telah resmi menyatukan Mesir Hulu dan Hilir, lalu Memphis ditetapkan sebagai Ibukotanya. Beberapa warga miskin di desa pinggiran Sungai Nil tempat Hisham tinggal, merantau ke Memphis untuk bekerja menjadi pelayan, termasuk dirinya yang dititipkan sang ibu kepada rombongan warga.

"Hei!" Pedagang tadi kembali meneriaki Hisham. "Mau ke mana kau?! Dasar pencuri!" tuduh si pedagang. Tak lama, tiga pria dewasa berjalan ke arah Hisham dengan raut marah. Hisham melangkah mundur, ia bingung dan ketakutan, ia tidak merasa mencuri apa pun.

Tiba-tiba seseorang bertudung kain berdiri membelakanginya. Rambut hitam panjang sosok itu terkibas dan aroma wangi seketika memasuki rongga hidung Hisham.

"Berhenti! Dia tidak bersalah. Aku menjamin," tegasnya. Ternyata seorang perempuan. Menakjubkan, ia berhasil menghentikan tiga pria dewasa itu. Hisham menengadah, kedua mata perempuan itu dihiasi kohl hitam dengan lengkungan indah di ujungnya. Perempuan itu lalu menoleh, sangat cantik.

"Kau pendatang, ya?"

Hisham patah-patah mengangguk. "Terima kasih sudah membantuku."

"Ke mana tujuanmu?" tanyanya.

"Tuan Amr."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun