Tuhan ada apa dengan hati ini? Rasanya seperti disayat-sayat melihat mereka berdua. Cinta memang mampu menenangkan hati bahkan mampu membutakan segalanya tapi kenapa rasa sakit hati selalu mendampingi rasa cinta?
“ayo Shan kamu harus kuat! Enggak boleh cengeng!” ucapku dalam hati dengan air mata yang mulai aku tahan.
Aku bahagia jika Adit bahagia, itu adalah pilihan Adit, sebagai sahabat aku harus tetep mensupportnya.Bentar, sahabat? Bukannya aku ingin lebih? Mencoba tangguh dihadapannya meski hati ini rapuh.
P.O.V End
Waktu berputar dengan cepat, kini hari terakhirku berada di Indonesia. Pakaian, maupun barang-barang lain sudah di packing Malam ini aku sengaja pergi ke rumah Shania untuk melihat senyumnya sebelum aku pindah ke Singapura.
Tok..tok..tok..
Klek..
“lhoh Adit, tumben dateng malem-malem, ada apa?” Tanya Shania
“Nggak pa-pa cuma pengen main aja.” ucapku singkat.
“yaudah sini masuk dulu!” ajak Shania.
“di luar aja Shan sambil lihat bintang.” Ucapku