Mohon tunggu...
Nael Sarantangan
Nael Sarantangan Mohon Tunggu... Lainnya - Kehidupan Rohani

Asal dari kota Singkawang, Kelurahan Sagatani. Saat ini menjalani proses pendidikan di Universitas Katolik Santo Thomas Fakultas Filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aku dan Si Coklat

8 Mei 2022   18:05 Diperbarui: 11 Mei 2022   18:43 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa SMA itu menyenangkan, pengalaman-pengalaman indah ingin selalu dikenang, bahkan yang tidak indah pun ingin rasanya diulangi agar bisa menjadi indah juga. Waktu SMA, Para wanita seangkatan maupun yang tidak semakin banyak mendekatiku. Ada yang harus aku terima sebagai pacar, namun kusadar bahwa cinta ku pada Gereja semakin kuat, ditambah lagi posisi sebagai OMK dan hari Minggu saya bertugas memimpin Ibadat di Gereja dan di kampung saya. Satu titik di mana kepastian harus pastikan. Yakni kepastian cinta yang harus dipastikan. Aku memilih untuk memutuskan hubungan percintaanku dengan pacarku saat itu, sebab cinta ku pada Gereja sudah sangat meluap.

Apa itu?

Salah satu kegiatan yang diadakan oleh Ordo Saudara Kapusin Provinsi Pontianak adalah Cappucine Camp, waktu itu saya mengikuti acara itu dan menjadi sorotan saya adalah JUBAH COKLAT dengan TALI PUTIHNYA. 

Ketika kegiatan rekoleksi OMK di Paroki kami, saya menjumpai Pastor Paroki kami, dan bertanya "Romo, bagaimana caranya biar bisa menjadi Pastor?" Dan Pastor Paroki menjawab dengan senyuman sambal berkata "kalau kamu mau jadi pastor, kamu harus selesaikan SMA kamu dulu. Kalau sudah selesai baru kamu sampaikan lagi".

 Tak ku duga salah satu Pastor yang selalu memberi motivasi kepada saya dan mengajari saya cara hidup selibat, telah meninggal karena sakit yang ia terderita. Hampir setiap hari saya pergi ke Paroki untuk mengenang Pastor itu. Hingga saya berjumpa lagi dengan si coklat. 

Di situ saya menjadi bingung, mana yang pastor dan mana yang bruder atau fraternya. Sebab mereka semua mengenakkan jubah coklat. Kemudian saya bertanya pada satu frater, "ndak panas k make jubah terus?" jawaban Frater itu "nantilah kamu cobanya, biar kamu tau gimana rasanya".

Topang (Tahun Orientasi Panggilan)

Salah satu sekolah yang terkenal dan tertua di Singkawang, adalah Seminari Nyarumkop. Dari 24 calon hingga yang selesai masa itu tinggal 21 calon. Pesan yang dapat diaplikasikan dalam hidup saya adalah "tidak cukup hanya rajin, tetapi perlu teliti". Yang selalu aku bayangkan adalah ketika mau menjadi pastor itu tidak lagi sekolah dan belajar. Ternyata masih harus belajar juga. Saat itu saya masih belum mengenal apa itu tarekat, ordo, kongregasi atau imam, yang ku tahu hanya Pastor. Dan di Topang itulah saya mengenal itu semua, tetapi masih samar-samar.

Godaan itu selalu ada, bahkan godaan itu tak menutup ruang bagi siapa saja. Saya pernah menutup perasaan untuk wanita, tetapi saat itu toh masih juga bergulat dengan perasaan itu. Hingga akhirnya saya mendapat satu kutipan Injil yang berbicara "siapakah aku ini?" Kutipan itu menjadi refleksi saya, saya menyadari bahwa saya adalah calon religius yang tidak memiliki kekasih "wanita". 

Hal yang dapat saya perbuat adalah mengagungkan karya Tuhan, setiap saya berjumpa dan memiliki perasaan suka terhadap wanita ada dua ucapan yang sering saya lakukan, yakni: "aku topang, aku topang, aku topang" dan "sungguh indah ciptaan-Mu Tuhan".

Postulat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun