Mohon tunggu...
Nael Sarantangan
Nael Sarantangan Mohon Tunggu... Lainnya - Kehidupan Rohani

Asal dari kota Singkawang, Kelurahan Sagatani. Saat ini menjalani proses pendidikan di Universitas Katolik Santo Thomas Fakultas Filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aku dan Si Coklat

8 Mei 2022   18:05 Diperbarui: 11 Mei 2022   18:43 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengalaman masa lalu merubah masa depan, ada yang ingin diulangi dan ada juga yang harus dikenang tetapi untuk tidak diulangi. Waktu masa kecil, cita-cita atau impian itu seluas segala kepastian. Tetapi ketika mulai masuk remaja, impian semakin berkurang, hingga sampai pada posisi dewasa, pilihan hidup semakin dipilah satu persatu, hingga yang tersisa satu sampai lima saja yang ingin diwujudkan.

Sejak kecil cita-cita saya selalu ingin menjadi TNI AD (Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat). Bagi saya menjadi anggota TNI itu memiliki daya Tarik tersendiri, baik itu dari sikap dan pendirian untuk menjaga kesatuan dan persatuan NKRI. Sehingga cita-cita itu memotivasi saya untuk berjuang dalam menyelesaikan sekolah saya. 

Karena cita-cita itulah saya selalu berujuang untuk mampu mencapainya, hingga semasa masih sekolah, saya usahakan dan paksakan diri untuk bertekat menyelesaikan sekolah saya walaupun harus berjalan kali dari rumah menuju sekolah, demikian juga dengan pulangnya. 

Kemudian saya juga memaksa diri untuk mengikuti berbagai ekstrakurikuler yang ada di sekolah saya, seperti Volly, Pramuka, Paskibra, Sepakbola, dan lain sebagainya.

Saya baru dibaptis sebagai Katolik ketika sudah mau memasuki kelas 8 SMP. Pada saat itu saya sadar bahwa saya sudah lama menjadi Katekumen, namun selalu tertunda pada saat hari di mana akan diadakan pembaptisan, karena saat itu situasi yang menerkam. 

Di tempat saya ada namanya tempat tambang emas, dan ketika libur biasanya saya selalu ketempat itu untuk mencari penghasilan, untuk uang jajan dan keperluan lainnya. 

Saya bersyukur pada saat dibaptis karena saya telah menjadi anggota Gereja Katolik yang Sah. Karena satu pesan dari seorang imam yang membaptis saya mengatakan bahwa, "sebenarnya bukan kamu yang ingin membaptis dirimu, tetapi Tuhanlah yang memanggilmu untuk dibaptis, agar kamu diselamatkan." 

Kemudian sebagai satu tantangan yang harus saya hadapi adalah "ketika kamu sudah dibaptis, kamu tidak cukup hanya pada baptisan itu saja, tetapi kamu harus menjadi pembawa baptisanmu kepada orang lain dan yang lain." Saat itu memang tidak mudah bagi saya untuk mencermati kata-kata itu. Tetapi saya yakin bahwa Tuhanlah yang telah memilih saya agar saya menjadi medianya dalam pewartaan lewat kesaksian hidup.

Hidup mulai tak karuan

Kelas 9 ketika mendekati Ujian tantangan semakin banyak, antara sekolah dan kerja. Dengan penuh syukur akhirnya masa SMP pun bisa selesai, walaupun saat itu kekacauan dalam melanjutkan sekolah sudah hampir tidak ada lagi, pertama karena ekonomi dan kedua tidak ada niat untuk sekolah. Pikiran selalu berfokus pada kerja. Memasuki masa SMA. Membagi waktu antara kerja dan sekolah. Hampir setiap hari waktu istirahat hanya pada malam hari, kalau tidak jam 23.00- bisa saja 01.00- malam. Bahkan membagi waktu makan dan istirahat pada siang hampir tak terbagi. Setelah pulang sekolah, datang ke rumah hanya untuk istirahat sejenak, melepaskan lalah dari sekolah.

Februari 2016 

Semangat sekolah mulai menurun, lantaran adik masih tak kunjung sembuh dari sakit dan masih dirawat di ruang ICU selama 28 hari lamanya. Dengan bergejolak hati dengan situasi dan kondisi saat itu. Membuat saya hampir menyerah melanjutkan sekolah, saya berniat untuk mencari kerja, untuk membantu orang tua mencari biaya pengobatan adik selama di Rumah Sakit. 

Setiap hari sepulang sekolah, saya harus mengurus kebun terlebih dahulu kemudian ketika sore, saya berusaha mencari kendaraan "Motor", untuk pergi ke Rumah Sakit dengan membawa perlengkapan sekolah. Mujizat Tuhan itu nyata, satu hari sebelum nama adik saya diganti, tampak cahaya menyelimuti tubuh adik saya, saya yakin bahwa itu adalah kuasa Tuhan. Kemudian tiga hari setelah nama adik saya diganti, ia mulai sadar dan ruangannya sudah dipindah kebagian bangsal anak.

Ekstakurikuler 

Hampir setiap musim kulewati basah kuyup dan panas terik sudah biasa, baik berjalan kaki, atau bersepeda menuju sekolah. Meskipun memiliki kendaraan "motor", tetapi saya lebih senang berjalan kaki bersama satu teman yang selalu bersama-sama dengan saya, hingga kami berdua digelari "antu maraga" atau hantu yang selalu berjalan dan berada di jalan, kurang lebih seperti itulah maksud gelar itu. Tiga ekstrakurikuler yang menjadi bagian tetap, yakni: Pramuka, Volly, dan Sepak bola.

Bakso 

Sekitar awal kelas 11 SMA sampai Desember, saat itu di tempat ada banyak acara atau pesta yang diadakan oleh orang-orang, baik itu pernikahan, sunatan, dan lain sebagainya. nah pada saat itu tuan rumah biasanya mendatangkan Band untuk menghibur pestawan dan tamu undangan. Kemudian saya mulai berpikir, biasanya saya selalu ikut menghadiri acara itu, tetapi entah kenapa saat itu saya mulai melihat keborosan hidup saya. Satu ajakkan dari abang sepupu saya untuk menjaga warung bakso, dan tugas yang diberikan kepada saya seperti: mencuci mangkuk, gelas, sendok dan garpu, membuat minuman Es, dan mengantar pesanan ke Meja. Tanpa pikir Panjang, tawaran itu langsung saya terima. Kurang lebih seperti itu waktunya, waktu meramu pengalaman dengan Bakso. Pulang subuh sudah biasa, kemudian lanjut sekolah hal yang tak lagi asing bagi saya.

Jatuh cinta 

Berbicara tentang mungkin takkan cukup halaman ini membahasnya. Jatuh cinta itu dimiliki oleh semua manusia. Dan saya pun pernah jatuh cinta, baik itu kepada lawan jenis (wanita), maupun pada hidup selibat. Kisah percintaanku ada yang dikatakan romantis dan ada juga yang kurang romantis, tetapi yang pasti semuanya berjalan baik dan aman. 

Satu motivasiku memiliki kekasih (saat masih menjadi siswa, sebelum masuk hidup selibat) adalah agar aku semagat sekolah, karena bisa berjumpa dan berdekatan untuk berbicara. Saya bukan orang yang romantis dalam berpacaran, tetapi setia dan menjaga kepercayaan. Mungkin kamu hanya punya 3-10 mantan saja, tetapi saya mungkin lebih dari itu.

Hahaha.... Itulah masa lalu.

Sadar diri 

Masa SMA itu menyenangkan, pengalaman-pengalaman indah ingin selalu dikenang, bahkan yang tidak indah pun ingin rasanya diulangi agar bisa menjadi indah juga. Waktu SMA, Para wanita seangkatan maupun yang tidak semakin banyak mendekatiku. Ada yang harus aku terima sebagai pacar, namun kusadar bahwa cinta ku pada Gereja semakin kuat, ditambah lagi posisi sebagai OMK dan hari Minggu saya bertugas memimpin Ibadat di Gereja dan di kampung saya. Satu titik di mana kepastian harus pastikan. Yakni kepastian cinta yang harus dipastikan. Aku memilih untuk memutuskan hubungan percintaanku dengan pacarku saat itu, sebab cinta ku pada Gereja sudah sangat meluap.

Apa itu?

Salah satu kegiatan yang diadakan oleh Ordo Saudara Kapusin Provinsi Pontianak adalah Cappucine Camp, waktu itu saya mengikuti acara itu dan menjadi sorotan saya adalah JUBAH COKLAT dengan TALI PUTIHNYA. 

Ketika kegiatan rekoleksi OMK di Paroki kami, saya menjumpai Pastor Paroki kami, dan bertanya "Romo, bagaimana caranya biar bisa menjadi Pastor?" Dan Pastor Paroki menjawab dengan senyuman sambal berkata "kalau kamu mau jadi pastor, kamu harus selesaikan SMA kamu dulu. Kalau sudah selesai baru kamu sampaikan lagi".

 Tak ku duga salah satu Pastor yang selalu memberi motivasi kepada saya dan mengajari saya cara hidup selibat, telah meninggal karena sakit yang ia terderita. Hampir setiap hari saya pergi ke Paroki untuk mengenang Pastor itu. Hingga saya berjumpa lagi dengan si coklat. 

Di situ saya menjadi bingung, mana yang pastor dan mana yang bruder atau fraternya. Sebab mereka semua mengenakkan jubah coklat. Kemudian saya bertanya pada satu frater, "ndak panas k make jubah terus?" jawaban Frater itu "nantilah kamu cobanya, biar kamu tau gimana rasanya".

Topang (Tahun Orientasi Panggilan)

Salah satu sekolah yang terkenal dan tertua di Singkawang, adalah Seminari Nyarumkop. Dari 24 calon hingga yang selesai masa itu tinggal 21 calon. Pesan yang dapat diaplikasikan dalam hidup saya adalah "tidak cukup hanya rajin, tetapi perlu teliti". Yang selalu aku bayangkan adalah ketika mau menjadi pastor itu tidak lagi sekolah dan belajar. Ternyata masih harus belajar juga. Saat itu saya masih belum mengenal apa itu tarekat, ordo, kongregasi atau imam, yang ku tahu hanya Pastor. Dan di Topang itulah saya mengenal itu semua, tetapi masih samar-samar.

Godaan itu selalu ada, bahkan godaan itu tak menutup ruang bagi siapa saja. Saya pernah menutup perasaan untuk wanita, tetapi saat itu toh masih juga bergulat dengan perasaan itu. Hingga akhirnya saya mendapat satu kutipan Injil yang berbicara "siapakah aku ini?" Kutipan itu menjadi refleksi saya, saya menyadari bahwa saya adalah calon religius yang tidak memiliki kekasih "wanita". 

Hal yang dapat saya perbuat adalah mengagungkan karya Tuhan, setiap saya berjumpa dan memiliki perasaan suka terhadap wanita ada dua ucapan yang sering saya lakukan, yakni: "aku topang, aku topang, aku topang" dan "sungguh indah ciptaan-Mu Tuhan".

Postulat

Masa Postulat adalah masa yang indah, banyak kenangan yang selalu dikenang pada masa-masa itu. Dan pada masa itu, adalah masa di mana saya menerima kalung TAU, sabagai saudara Fransiskan. Membuat parit dan memperbaiki kolam ikan, menorah, dan ikut serta sebagai panitia outbound di rumah Retret menjadi menjadi kegiatan rutinitas di sana. Perjumpaan ku dengan Tuhan adalah tema perjalanan hidup selama di Postulat. Tuhan itu selalu ada terutama dalam doa, persaudaraan, kerja, studi dan dalam keseharian perjumpaan dengan Tuhan selalu ada.

Novisiat

Tempat ini adalah rumah Pendidikan, rumah doa, rumah persaudaraan dan bersatu. Di tempat ini saya menerima Jubah Kapusin pertama dengan tidak berkap atau biasa dikenal dengan jubah percobaan. Menjadi rumah Pendidikan, sebab di sana kami menimba pengetahuan baik itu hidup doa maupaun spiritual kami sebagai Kapusin, dan masih ada banyak lagi pelajaran-pelajaran dan mata kuliahnya. Menjadi rumah doa, sebab di sana kami memiliki jam doa lebih padat. 

Sehingga waktu untuk berjumpa dengan Tuhan lebih banyak. Kemudian menjadi rumah persaudaraan di mana hidup bersama dalam satu biara dan setiap saat berjumpa, maka sangat penting menumbuhkan semangat persaudaraan dalam satu biara. Hingga akhirnya menjadi satu, satu rumah, satu spiritual, satu persaudaraan yang sangat kuat.

Setelah selesai masa Novisiat atau masa kanonik ini, kami diterima untuk melanjutkan Pendidikan dan di sinilah kami mengikrarkan ketiga kaul (ketaatan, kemurnian dan kemiskinan) kami dan saat itu juga kami mengenakkan jubah berkap, dan di sini jugalah kami menentukan Motto panggilan hidup, motto panggilan saya adalah "Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, (Yes 41:10a)". Pesan yang dapat diterapkan sangat banyak sekali, salah satunya adalah "jangan malu dan takut untuk bertanya".

Menjalani masa Pendidikan

Jika dilihat lebih jauh kebelakang, banyak teman-teman saya yang dulunya satu Angkatan atau satu atau dua tahun di atas saya, sudah menjadi sarjana. Kita berbeda jalan dan kita berbeda panggilan. Mungkin itulah yang dapat saya ucapkan untuk teman-teman saya. Perjalanan saya masih sangat Panjang di sini, lanjut tidaknya, tergantung dari cara hidup dan kemampuan studi. Di sini kami hidup dengan dua identitas, pertama sebagai Frater atau religius dan kedua kami sebagai mahasiswa. Tentu dengan dua identitas ini sama-sama memiliki tanggung jawabnya masing-masing.

Untuk orang muda Katolik

Para saudara-saudari di manapun kalian berada terutama yang ada di Kalimantan. Hari ini adalah hari panggilan. Panggilan itu selalu berdasarkan iman. Nah, untuk teman-teman OMK (Orang Muda Katolik), yang ingin bergabung bersama kami dalam hidup selibat.

Syaratnya:

  • Calon yang hendak melamar menjadi Kapusin haruslah seorang pria beriman katolik (minimal 2 tahun setelah baptisan).
  • Punya kemauan yang baik dan suci. Artinya, ingin mewujudkan dalam hidupnya cita-cita persaudaraan Kapusin.
  • Sehat jiwa dan raga sehingga berdaya guna untuk mengemban salah satu jenis pengabdian dengan baik dan menggembirakan.
  • Berpendidikan minimal SMU atau setingkat, demi menjamin mutu pemahaman atas cara hidup membiara dan terbuka kemungkinan untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat dan kemampuan.

kemudia kirim ke: 

Minister Propinsial Kapusin Propinsi Pontianak

Jln. Adisucipto KM 9,6 Tirta Ria -- Sungai Raya

Kotak Pos 6300. Pontianak -- Kalbar 78391

Untuk mengetahui apa saja karya dan cara hidup saudara Kapusin propinsi pontianak silahkan kunjungi ini: http://novisiatkapusinpoteng.blogspot.com/2014/09/ordo-saudara-dina-kapusin-propinsi.html 

Saran saya untuk teman-teman OMK yang ingin hidup selibat terutama bergabung bersama kami dalam Ordo Kapusin Provinsi Pontianak, bisa Pastor Paroki Kalian, bisa juga Menjumpai para Saudara Kapusin yang berkarya di Tempat kalian, dan bisa juga langsung menjumpai rumah karya kami, seperti Rumah Retret Laverna di Bunut, Sanggau. Bisa juga di Rumah Retret Tirtaria, di Sungai Raya, atau provinsialat kami langsung di wilayah Tirtaria. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun