Mohon tunggu...
Nadziraturrahma
Nadziraturrahma Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 4

fill your life with happiness

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Pengukir Senyum Dunia

19 Februari 2022   09:23 Diperbarui: 19 Februari 2022   09:31 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat KBM yang dilakukan secara daring tiba jam pelajaran PPKN, saat itu Bu Dian sebagai guru mata pelajaran tersebut masuk ke room zoom meeting dan menjelaskan tugas selanjutnya yang akan ditugaskan kepada seluruh siswanya. Materi yang disampaikan kala itu adalah tentang Hak Asasi Manusia, UUD 1945, dan UU. 

Tiba-tiba Bu Dian memberikan tugas membuat sebuah cairan yang bisa menjadi pengganti kompos, yakni cairan ekoenzim. Terlihat di kamera beberapa orang kebinggungan akan tugas yang diberikan itu, termasuk saya. 

Akan tetapi, salah satu siswa pun menanyakan, "Tugas apa itu?", "Apa ada hubungannya dengan pelajaran PPKN?". Bahkan ada beberapa siswa yang bergumam, "Ini tugas apaansih gajelas banget". Akhirnya Bu Dian pun menjelaskan kaitan eratnya tugas ini dengan mata pelajaran PPKN. 

"Tugas ini mencerminkan bahwa sebagai siswa pun kita harus punya rasa kepedulian yang sangat tinggi terhadap lingkungan, seperti yang tercantum dalam Pasal 1 ayat (2) UU Nomor 32 Tahun 2009 yang berbunyi:

"Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum", kata Bu Dian.

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rebuplik Indonesia, ekoenzim adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air dengan perbandingan 3 : 1 : 10. 

Pada dasarnya, ekoenzim mempercepat reaksi biokimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna dalam pemanfaatan sampah buah atau sayuran. Sedangkan menurut Cimahi Kota adalah produk ekoenzim merupakan produk ramah lingkungan yang mudah digunakan dan mudah dibuat. 

Pembuatan ekoenzim hanya membutuhkan air, gula sebagai sumber karbon, dan sampah organik sayur dan buah. Pemanfaatan ekoenzim dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah rumah tangga terutama sampah organik yang komposisinya masih tinggi. 

Jadi dapat saya simpulkan sendiri bahwa, ekoenzim adalah cairan serbaguna yang memanfaatkan sampah kulit buah, sehingga cairan ini disebut cairan ramah lingkungan. Cara pembuatan dan cara pengaplikasiannya pun sangat mudah dilakukan.

Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan ekoenzim adalah :

*Alat

-2 buah botol plastik 1,5 Liter

-Selang waterpass 1/2 Meter

-Lem tembak

-Solder

-Timbangan

*Bahan :

-Kulit buah mangga 300 Gram

-Gula merah 100 Gram

-Air bening 2 Liter

Berikut cara pembuatan ekoenzim :

1) Melubangi tutup botol dengan solder panas sampai berlubang seukuran selang waterpass

2) Memasukkan selang waterpass pada tutup botol yang sudah dilubangi

3) Merekatkan tutup botol dan waterpass sampai tidak ada celah sedikit pun

4) Menimbang kulit buah mangga sebanyak 300 gram dan gula merah 100 gram yang sudah diiris

5) Memasukkan gula merah yang sudah ditimbang ke dalam botol yang berisi air bening sebanyak 1 Liter

6) Memasukkan kulit buah mangga yang sudah dipotong-potong ke dalam larutan gula merah tersebut

7) Menutup erat botol yang sudah dipasang waterpass

8) Menghubungkan selang waterpass ke dalam botol yang lain dengan air sebanyak 1 Liter yang bermanfaat untuk membuang gas yang terperangkap didalam botol yang berisi kulit buah mangga

9) Membiarkan selama 3 bulan ditempat tertutup

10) Memeriksa secara rutin dan mendokumentasikan cairan seminggu sekali

11) Ekoenzim pun siap digunakan

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan fungsinya adalah memanfaatkan limbah sampah kulit buah dengan bijak dan membantu melestarikan lingkungan. Didapatkan juga beberapa manfaat dari ekoezim tersebut, diantaranya :

1) Mengubah sampah dapur menjadi pembersih rumah tangga alami

2) Mengurangi polusi

3) Sebagai pengganti pupuk tanaman dan memberikan nutrisi pada tanaman

4) Sebagai pengharum ruangan

5) Sebagai detoksifikasi pada tubuh

Bahkan saya sendiri telah melihat salah satu manfaat nyatanya yakni sebagai pengganti kompos. Saya membuat 2 botol ekoenzim karena rasa penasaran saya terhadap manfaatnya. 

Lalu, 1 botolnya saya kumpulkan untuk memenuhi tugas PPKN, dan 1 botol lainnya saya gunakan untuk membuktikan salah satu manfaat ekoenzim. 

Saya mencobanya pada tanaman hias yakni Aglonema. Uji coba dilakukan pada 2 tanaman Aglonema yang sudah tumbuh beberapa daun. Tanda 1 untuk tanaman yang hanya disiram air tanpa menggunakan pupuk apa pun, sedangkan tanda 2 untuk tanaman yang dirawat dengan menggunakan ekoenzim. 

Dosis yang digunakan untuk pemupukan yaitu 1 mililiter per 1 liter air. Saya memasukkan cairan ekoenzim pada botol spray lalu disemprotkan pada bawah daun dan pada media tanah sampai air tembus ke bawah. 

Saya melakukannya secara rutin yaitu tiap satu minggu sekali pada pagi hari, dan pada hari biasa tetap siram dengan air selama 3 hari sekali. Saya merawat kedua tanaman tersebut selama kurang lebih 30 hari. 

Hasil yang didapatkan setelah 30 hari adalah tanaman yang dirawat dengan menggunakan ekoenzim terlihat tampak tumbuh lebih subur dan tunasnya lebih besar dibanding tanaman yang hanya disiram dengan air saja. Itulah hasil ujicoba ekoenzim pada tanaman Aglonema.

Sebelum melakukan uji coba cairan ini, saya memiliki hipotesis awal bahwa sampah limbah ini akan menimbulkan bau yang tidak sedap karena terbuat dari limbah. Fakta yang mengejutkan adalah setelah 3 bulan didiamkan, cairan ekoenzim justru memiliki bau yang harum seperti wangi buah.

Dalam pembuatan ekoenzim ini harus seringkali diperiksa minimal dibuka tutup botolnya seminggu sekali dengan jangka waktu sangat singkat agar gasnya tidak meledak. 

Jadi, ekoenzim adalah cairan ramah lingkungan yang memiliki banyak manfaat dan dapat meminimalisir sampah terutama kulit buah. Kenali cairan ini, maka dunia pun ikut merasakan seribu manfaatnya! Ayo generasi emas, ukir senyuman untuk bumi tercinta dengan memanfaatkan cairan ekoenzim!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun