Hasil yang didapatkan setelah 30 hari adalah tanaman yang dirawat dengan menggunakan ekoenzim terlihat tampak tumbuh lebih subur dan tunasnya lebih besar dibanding tanaman yang hanya disiram dengan air saja. Itulah hasil ujicoba ekoenzim pada tanaman Aglonema.
Sebelum melakukan uji coba cairan ini, saya memiliki hipotesis awal bahwa sampah limbah ini akan menimbulkan bau yang tidak sedap karena terbuat dari limbah. Fakta yang mengejutkan adalah setelah 3 bulan didiamkan, cairan ekoenzim justru memiliki bau yang harum seperti wangi buah.
Dalam pembuatan ekoenzim ini harus seringkali diperiksa minimal dibuka tutup botolnya seminggu sekali dengan jangka waktu sangat singkat agar gasnya tidak meledak.Â
Jadi, ekoenzim adalah cairan ramah lingkungan yang memiliki banyak manfaat dan dapat meminimalisir sampah terutama kulit buah. Kenali cairan ini, maka dunia pun ikut merasakan seribu manfaatnya! Ayo generasi emas, ukir senyuman untuk bumi tercinta dengan memanfaatkan cairan ekoenzim!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H