Mohon tunggu...
Nadya Khairunnisa
Nadya Khairunnisa Mohon Tunggu... -

mulai menikmati status ke-tingkatakhiran di kampus tercinta, Institut Pertanian Bogor

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sssttt, kenali bentuk tubuh anda, gemuk beneran atau hanya ilusi.!!

4 November 2012   16:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:58 3086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Isu seputar obesitas seolah tidak pernah habis dibicarakan dalam dunia kesehatan. Peningkatan resiko obesitas, terutama di Indonesia membuat banyak pihak merasa khawatir dan memikirkan berbagai cara agar bisa terhindar dari problema tersebut. Namun ternyata isu yang semakin gencar mengenai peningkatan angka obesitas ini justru menimbulkan permasalahan baru dimasyarakat, yaitu munculnya konsep yang salah terhadap bentuk tubuh sendiri (negative body image). Konsep yang salah mengenai bentuk tubuh ini, selain dipicu oleh kekhawatiran yang berlebihan juga disebabkan oleh pengaruh media masa yang memunculkan “ikon” tentang definisi cantik dan bagaimana konsep tubuh ideal yang berlaku dimasyarakat. Masyarakat yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup akan mendapatkan informasi yang salah dan mulai memberikan arti yang salah pula terhadap bentuk tubuh mereka. Kondisi ini membuat banyak orang berlomba untuk mulai menyesuaikan diri dengan defenisi bentuk tubuh ideal yang “dimunculkan” oleh media tersebut dengan berbagai cara, termasuk menganiaya diri sendiri dengan diet ketat ataupun olahraga yang berlebihan.

Melihat semakin komplitnya permasalahan yang terjadi dibidang kesehatan, terutama akibat kurangnya pengetahuan mengenai ilmu kesehatan, mahasiswa Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, mengadakan one day seminar yang mengusung tema “Shape Your Body, Enhance Your Confidence”. Seminar yang diadakan pada tanggal 30 Oktober 2012 lalu di Aula Terapung Perpustakaan Pusat UI ini, bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep bentuk tubuh yang benar kepada peserta. Untuk membuka wawasan mengenai bagaimana konsep bentuk tubuh yang benar, seminar ini diisi oleh dua orang pemateri handal, yaitu Dr. dr. H. Zainal Abidin, DSM, Internist, Sp.GK selaku Ketua Bidang Sport Science dan IPTEK Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Abdul Malik Kajh selaku personal trainer di pusat kebugaran.

Salah satu permasalahan yang paling rentan terjadi dalam kehidupan remaja adalah masalah body image. Body image merupakan persepsi seseorang terhadap tubuhnya sendiri yang bisa menjadi positif ataupun negatif tergantung bagaimana ia mendefinisikan bentuk tubuhnya. Kondisi mental remaja yang masih belum stabil membuat mereka cenderung memiliki body image yang negatif sehingga berusaha melakukan berbagai cara agar tercapai bentuk tubuh yang ideal, termasuk menganiaya diri sendiri. Namun menurut Zainal yang juga menjabat sebagai Dosen Gizi UI, dewasa ini, ternyata persepsi yang salah mengenai bentuk tubuh ideal tidak hanya menjadi kekhawatiran kaum remaja saja, tapi juga anak-anak. Berdasarkan data dari the American Dietic Association yang disampaikan oleh Zainal, sebesar 81 persen anak usia 10 tahun di Amerika takut akan tubuh yang gemuk, sementara 51 persen anak usia 9 dan 10 tahun merasa lebih percaya diri dengan berdiet. “Fakta ini menunjukkan permasalahan body image bukan lagi menjadi permasalahan bagi beberapa kalangan orang, namun harus diwaspadai agar tidak semakin banyak orang yang terjebak dalam pemikiran yang salah terhadap dirinya” jelas Zainal yang juga pernah menjabat sebagai Dokter Olahraga Renang Pertolongan di Duisburg, Jerman

Menurut Zainal, pada dasarnya Body Image dipengaruhi budaya lokal dan global. “Hal ini berawal dari pasca Perang Dunia ke II, dimana industri kesehatan, kosmetik, dan asuransi gencar promosikan program penurunan berat badan sehingga menimbulkan ketakutan yang berlebihan terhadap kegemukan (fat phobia)” tambah Zainal. Dunia global yang menyajikan informasi tanpa batas membuat timbulnya berbagai macam bentuk pemikiran dalam diri seseorang. Adanya paparan seperti iklan dan dunia perfileman yang menggunakan artis dan tokoh-tokoh yang menawan seolah mengajak para penonton untuk ikut menyepakati bagaimana defenisi cantik dan tampan yang mereka buat. Hal ini seringkali menimbulkan salah konsep dalam diri seseorang, seperti yang diungkapkan oleh Abdul bahwa konsep tubuh ideal menurut laki-laki dan perempuan seringkali didefenisikan secara rancu. “Memiliki otot yang kekar dan sixpack merupakan definisi tampan bagi laki-laki dan tubuh yang langsing dan tidak berototmerupakan defenisi cantik menurut perempuan, kedua hal ini merupakan konsep yang kurang tepat”, imbuhnya.

Dampak adanya negative body image

Adanya persepsi yang negatif terhadap bentuk tubuh sendiri membuat orang berupaya untuk membentuk tubuh seideal mungkin. Bahkan tidak jarang orang melakukan kegiatan ekstrim yang berbahaya bagi dirinya sendiri. Upaya yang salah dam membentuk tubuh yang sering terjadi, seperti pembatasan konsumsi makanan, mengonsumsi obat-obat tertentu untuk menurunkan atau menjaga berat badan, tidak makan atau menghilangkan jadwal makan, menggunakan produk pelangsing tanpa olahraga, atau bahkan olahraga yang berlebihan baik durasi maupun frekuensinya. Padahal menurut penjelasan Zainal, jika memang seseorang kelebihan berat badan, bisa mengatur pola makan dan olahraga secara tepat. Zainal menambahkan bahwa olahraga yang tepat dalam penurunan berat badan harus memenuhi dua unsur, yaitu lama dan konsisten. Kata “lama” mengacu pada tahap yang harus kita laksanakan dalam mengatur olahraga serta “kekonsistenan” kita dalam menjalankan olahraga tersebut. “Untuk menurunkan berat badan, tidak cukup olahraga sekali dalam seminggu saja, namun minimal harus 5 kali dalam seminggu”, ujar Zainal. Hal ini berarti bahwa untuk menurunkan berat badan tidak bisa serta merta didapat. “Penurunan berat badan yang normal, yaitu 1kg dalam 1 minggu, tambahnya lagi.

Hal senada juga diungkapkan oleh Abdul, bahwa jika kita berusaha maka hasilnya pun sesuai dengan usaha kita. “Mempraktekkan sesuatu dengan maksimal maka hasilnya juga akan maksimal” jelas Abdul. Sebagai pakar kebugaran yang sering menangani kasus dalam pembentukan tubuh, Abdul memahami bahwa laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam melakukan program untuk mengatasi permasalahan dalam diri mereka. Perempuan seringkali bermasalah dengan timbunan lemak, sehingga kerap kali melakukan diet secara ketat, namun laki-laki lebih pada program pembentukan masa otot. “Sebenarnya, jika ingin membentuk tubuh ideal, terdapat dua program yang bisa dapat diterapkan oleh laki-laki ataupun perempuan, tergantung tujuannya masing-masing, yaitu body building dan body shaping”,ungkap Abdul.

Istilah body building dan body shaping memang bukan istilah baru dalam dunia kebugaran, namun sebagai orang awam kita harus mengetahui perbedaan dua konsep tersebut. Seperti paparan dari Abdul, dapat diketahui bahwa body building merupakan kegiatan latihan fisik yang bertujuan untuk membangun otot yang besar, simetris, berimbang, terdefenisi, dan terlihat indah. Biasanya body building memiliki persentase lemak yang minim. Sementara itu, body shaping merupakan kegiatan pembentukan tubuh ideal dengan jalan melakukan olahraga atau latihan yang harus memenuhi lima komponen kebugaran, yaitu ketahanan otot, kekuatan otot, kardiovaskular indurance, fleksibelity, dan persentase lemak sehingga tercapai ukuran dan perbandingan lingkar pinggang dan pinggul yang baik, serta persentase lemak yang baik. “Fungsi otot yang baik dan persentase lemak tubuh yang rendah adalah kunci untuk mendapatkan tubuh yang indah, bugar, dan sehat”, ujar Abdul seraya mempraktekkan gerakan-gerakan dasar dalam membentuk tubuh.

Membahas seputar body shaping, Zainal juga menambahkan bahwa body shape yang dimiliki oleh seseorang dapat menentukan daya tahan, kesempatan hidup, kemampuan fisik, serta resiko penyakit dimasa sekarang dan mendatang. “Pengetahuan tentang body shape dapat membantu kita dalam menentukan olahraga dan pola makan yang tepat untuk menjaga kesehatan”, papar Zainal. Ternyata konsep body shape berbeda antara pria dan wanita. Menurut Zainal, terdapat empat kategori body shape, yaitu ectomorph, mesomorph, ecto-mesomorph & meso-endomorph, serta endomorph.

1.Ectomorph. Pada pria, bentuk tubuh dengan kategori ini, memiliki tubuh yang mirip ranting. Saat berat badan naik, penambahan terjadi disekitar perut dan pinggang. Sulit tampak berotot, tapi secara fisik daya tahan tubuh tinggi, lincah, dan kesempatan hidup diperkirakan paling lama. Sementara itu, wanita dengan kategori ini memiliki tubuh ramping dan leher jenjang (seperti buah pisang). Saat berat badan naik, terjadi penambahan pada perut dan pinggul atas. Wanita ectomorph yang lebih tinggi, cenderung berotot dan memiliki kemampuan fisik serupa pria.

2.Mesomorph. Pada pria, tubuh secara alami berotot dan atletis. Mereka mampu melakukan rutinitas fitness dan hampir semua aktivitas fisik dengan baik. Berat badan pria mesomorph mudah naik, namun tidak semudah pria endomorph. Wanita dengan bentuk tubuh mesomorph memiliki bahu dan pinggul lebar, penggang ramping, dan badan mirip jam pasir. Pertambahan berat badan sering tidak kentara karena lemak disamarkan oleh otot. Cenderung atletis dan mahir dalam beragam olahraga dan aktivitas fisik.

3.Mesomorph, ecto-mesomorph & meso-endomorph. Pria dengan tubuh kategori inimudah berfluktuasi antara kurus atau berotot. Bahu cenderung lebar, pinggang, pergelangan kurus, dada berbentuk “V”. Saat berat badan naik, penambahan terjadi di perut dan atau di pantat. Relatif atletis, tapi tidak sekuat mesomorph. Sementara itu, wanita dengan kategori tubuh ini cenderung memiliki pinggang danpergelangan kaki agak besar, bahu dan dada kecil hingga menengah, pinggul lebih lebar dengan tubuh mirip buah pir.

4.Endomorph. Pria dengan kategori tubuh endomorph cenderung tampak bulat.Biasanya bertubuh pendek, leher pendek, pinggang, betis, dan pergelangan gemuk. Secara keseluruhan tubuh mirip buah apel. Meski kardiovaskuler baik, tapi sulit menurunkan berat badan. Pria ini memiiki lebih banyak lemak, lebih rentan penyakit seperti jantung dan diabetes, serta kesempatan hidup diperkirakan paling pendek.Sementara itu, wanita biasanya memiliki tubuh bagian atas atas lebih besar, pinggul sempit, perut dan dada besar, montok. Bentuk tubuh juga mirip buah apel.Ketika berat badan naik, menumpuk di atas pinggang dan pantat. Daya tahan dan kondisi fisik serupa pria endomorph.

Status gizi dan pengaturan berat badan

Menurut Zainal, seperti apapun citra tubuh dan bentuk tubuhnya, semua orang membutuhkan status gizi yang baik. Lebih lanjut Zainal menjelaskan bahwa status gizi ditentukan oleh dua komponen, pertama terpenuhinya semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh dari makanan, kedua, peranan faktor-faktor yang menentukan besarnya kebutuhan, penyerapan, dan penggunaan zat gizi yang masuk dalam tubuh. Status gizi berdasarkan indeks masa tubuh (IMT) atau body mass index (BMI), dihitung dengan menggunakan rumus:

IMT=BB

(TB/100)2

Dalam penyampaian materi, Zainal mengajak peserta untuk menghitung indeks masa tubuh masing-masing agar peserta juga dapat menilai apakah berat badan mereka normal atau tidak sehingga bisa dicari solusi yang tepat dan tidak terjebak dalam pemikiran palsu tentang body image. Zainal menjelaskan bahwa status gizi berdasarkan IMT menurut International Obesity Task Force (IOTF) untuk Asia Pasifik, sebagai berikut:

1). Berat badan kurang (BBK) , IMT< 18,5

2). Berat badan normal (BBN), IMT 18,5- 22,9

3). Berat badan lebih (BBL), IMT 23,0-24,9

IOTF juga membagi kategori obes menjadi dua kelompok, yaitu obes 1 dan obes 2. Seseorang yang memiliki IMT antara 25,0 – 29,9 dikategorikan kedalam obes 1. Sementara itu, obes 2 merupakan tingkat obes yang paling tinggi dan mengkhawatirkan dimana IMT seseorang sebesar 30 atau bahkan lebih.

Program pengaturan berat badan yang mudah dan dapat dilakukan oleh semua kalangan menurut Zainal, sebagai berikut:

1.Proses penurunan berat badan 1 kg membutuhkan waktu 1-2 minggu

2.Konsumsi protein tidak boleh kurang dari 1 gr/kg berat badan dan karbohidrat tidak boleh kurang dari 100 gr/hari

3.Intensitas olahraga untuk pengaturan BB 50-60% dari kemampuan maksimal dengan durasi 60-120 menit.

Konsep tentang berat badan ideal (BBI) dan berat badan optimal (BBO)

Masyarakat, khususnya kaum wanita lagi-lagi harus jeli melihat dan menilai diri sendiri. Konsep mengenai berat badan dan tubuh ideal yang selama ini dipahami oleh kebanyakan orang tampaknya kurang sesuai dengan konsep sebenarnya. Banyak orang yang beranggapan bahwa tubuh ideal itu adalah mutlak. Padahal, menurut Zainal tubuh ideal berbeda pada setiap orang. Seperti halnya para atlet di berbagai cabang olahraga. Walaupun perhitungan berdasarkan IMT mereka menunjukkan bahwa sesungguhya mereka memiliki berat badan lebih (BBL) tapi itu ideal menurut cabang olahraga yang mereka jalani. “Hal ini membuktikan bahwa tidak selamanya berat badan normal merupakan bentuk tubuh yang ideal”, Zainal menambahkan.

Menurut perhitungan Zainal, BBI wanita dan pria berbeda berdasarkan IMT. Wanita memiliki berat badai ideal, yaitu dengan IMT 20-20,9, sementara itu pria dengan berat badan ideal memiliki IMT 21-21,5. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa seorang atlet tidak bisa hanya berpatokan pada berat badan ideal saja tapi ditentukan oleh berat badan optimal (BBO) yang bisa ia capai sesuai dengan kebutuhannya dalam cabang olahraga tersebut. “Capaian BBO seorang atlet ditentukan oleh BBI sesuai cabang dan postur tubuh yang mencakup bentuk tubuh serta tinggi badan”, lanjut Zainal.

Lebih jelas lagi pemaparan mengenai berat badan optimal (BBO) dapat dilihat berdasarkan contoh. Seorang atlet olahraga tolak peluru, lempar cakram, dan lempar martil akan lebih cocok dengan berat badan berlebih dan postur kekar. Namun kebalikannya, pada atlit balet dan senam, berat badan yang berlebih tentu akan mengganggu capaian prestasi mereka.

Masing-masing orang pasti memiliki penilaian yang berbeda terhadap suatu objek, itulah yang disebut dengan persepsi. Cantik dan tampan itu merupakan suatu hal yang relative dan tidak bisa diukur kesamaannya. Dibelahan dunia lain, apa yang kita anggap suatu hal yang jelek, seperti tubuh gemuk, mungkin bisa dianggap sebagai sesuatu yang ideal. “Maka ubahlah body image anda menjadi body image yang baik, cintailah body shape anda, dan ciptakan kebiasaan olahraga serta makan yang baik agar anda senantiasa hidup bahagia”, ujar Zainal mengakhiri pembicaraannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun