Mohon tunggu...
Nadya Asima Gravita Panjaitan
Nadya Asima Gravita Panjaitan Mohon Tunggu... Mahasiswa - IPB University

Saya memiliki ketertarikan dan semangat yang besar dalam menulis. Saya menuangkan informasi dan isi pikiran saya lewat tulisan, yang saya harap dapat memberi manfaat bagi yang membacanya.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kodok: Bahan Pangan Alternatif yang Menjanjikan

2 Agustus 2023   15:46 Diperbarui: 3 Agustus 2023   10:15 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
American bullfrog by Garrett Derr 

Sudah Menjadi Hidangan Favorit di Beberapa Wilayah di Indonesia

Hidangan kodok di Indonesia umumnya diperjualbelikan di restoran dan hotel dengan sebagian besar konsumennya adalah wisatawan dari luar negeri. Peningkatan permintaan akan daging kodok dalam negeri juga diperkirakan terus meningkat terutama di beberapa daerah yang memiliki banyak penduduk beretnis Tionghoa, seperti Riau, Batam, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan. Masyarakat etnis Tionghoa menjadikan daging kodok sebagai salah satu bahan pangan favorit. Hidangan swike merupakan salah satu yang paling populer.

Menjadi Hidangan yang Populer Pada Beberapa Negara

Pemanfaatan kodok sebagai pangan sebelumnya sudah menjadi tren di beberapa negara, seperti halnya Prancis dan Cina. Di negara seperti Vietnam, Kamboja, Thailand hingga Amerika, paha kodok menjadi bahan makanan yang umum dikonsumsi. Masyarakat Vietnam bahkan sudah membudidayakan kodok secara komersial dengan tujuan menghasilkan daging untuk dikonsumsi. 

Karena memiliki beberapa keunggulan yang menjanjikan, daging kodok menjadi bahan pangan alternatif yang perlu dieksplorasi lebih. Usaha budidaya kodok berkelanjutan untuk dimanfaatkan dagingnya dengan memerhatikan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi dapat memberikan solusi untuk meningkatkan ketahanan pangan masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun