Kamu mungkin sudah pernah mendengar istilah Stoisisme atau stoicism sebelumnya. Kalau kamu pernah berjalan-jalan di toko buku Gramedia, mungkin kamu akan menjumpai buku “Filosofi Teras” dengan sampul putihnya yang khas tertata di bagian depan toko. Nah, buku super laris tersebut berisikan nilai-nilai stoisisme atau stoicism.
Stoisisme sendiri merupakan aliran Filsafat dari Yunani-Romawi Kuno. Sudah ada lebih dari 2000 tahun lamanya dan hingga sekarang masih populer diikuti karena isinya yang masih sangat relevan dengan situasi zaman sekarang. Filsafat? Mungkin terdengar seperti sesuatu yang rumit, namun nyatanya Stoisisme merupakan suatu konsep berpikir yang praktiknya sangat sederhana dan bermanfaat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Secara sederhananya, Henry Manampiring dalam karya briliannya “Filosofi Teras”, menyatakan stoisisme merupakan suatu filsafat yang mengandung nilai-nilai bagi manusia untuk bagaimana mengendalikan emosi negatif, hidup dengan kebajikan, serta menjalani kehidupan sebaik-baiknya dan seharusnya sebagaimana seorang manusia.
Pada intinya, stoisisme mengingatkan kita, mengapa sih kita harus senantiasa menjalani kehidupan dengan berpikir positif dan mengapa tidak baik bagi kita untuk membiarkan emosi-emosi negatif seperti kesedihan, kekecewaan, kekhawatiran, ketakutan, dan emosi negatif lainnya menguasai diri.
Marcus Aurelius, salah seorang tokoh pengusung Filsafat Stoa atau Stoisime. Marcus Aurelius merupakan seorang Kaisar Romawi yang hidup di abad ke-2 Masehi. Ia merupakan seorang pemimpin politik dan pemimpin peperangan pada masanya, namun ia juga seorang filsuf yang telah menghasilkan sebuah karya yang menjadi salah satu karya buku stoisisme paling populer sepanjang masa dengan banyak sekali pembaca dan penggemar. Buku tersebut berjudul Eis Heauton, For Himself yang juga diterjemahkan dengan judul Meditations. Dalam buku tersebut, Marcus Aurelius banyak mencurahkan isi pikiran dan pandangannya akan hidup, yang dapat kita renungi dan kita praktikan dalam keseharian kita sendiri.
Dikutip dari buku Meditations yang diterjemahkan oleh LLIA, berikut adalah beberapa tulisan Marcus Aurelius, yang dapat kita ingat dan renungi selalu agar dapat membangkitkan emosi positif serta menghilangkan emosi negatif dalam segala situasi.
Lewat beberapa tulisan Marcus Aurelius ini pun, kamu dapat lebih mengenal daripada jalan berpikir filsafat stoisisme itu sendiri.
“Tidak ada yang akan kehilangan masa lalu maupun masa depan: jika seseorang tidak memiliki sesuatu, bagaimana ia bisa kehilangan sesuatu yang tak pernah ia miliki itu?”
Pernahkah kamu mengkhawatirkan masa depanmu? Atau menyesali masa lalumu? Marcus Aurelius mengatakan bahwa itu tidak baik berlarut dalam rasa khawatir dan sesal itu.
Lewat kalimat tersebut, Marcus Aurelius mengatakan bahwa masa lalu dan masa depan tidak bisa kita miliki dan bukanlah milik kita. Masa lalu sudah lampau terjadi, tidak ada yang bisa kita lakukan untuk mengubahnya. Itu sudah terlewati dan sudah tidak jadi milik kita lagi. Sama halnya dengan masa depan. Masa depan itu belum datang dan masa depan bisa terjadi dalam berbagai kemungkinan yang ada, kita hanya bisa menebak-tebak apa yang akan terjadi di masa depan. Bagaimana masa depan bisa jadi milik kita kalau bahkan hal itu saja belum ada dan belum terjadi?
Satu-satunya hal yang kita miliki adalah masa kini. Masa kini adalah suatu hal yang menjadi milik kita dan kita dapat melakukan apapun kepadanya karena itu milik kita. Kita memiliki masa kini dan mengenggamnya erat-erat.
Lalu apa yang bisa ditarik dari makna-makna tersebut? Artinya kamu janganlah merasa kehilangan masa lalumu karena ada penyesalanmu terhadap masa lalumu, karena itu sudah tidak jadi milikmu. Jangan berlarut pada rasa penyesalan dan kesedihan akan masa lalu.