Mohon tunggu...
Nadya Agus Salim
Nadya Agus Salim Mohon Tunggu... Guru - Seorang Penulis yang juga berprofesi sebagai pendidik

Nadya. terkenal dengan nama Pena Nadya Agus Salim ,. Ibu dua orang anak ini adalah seorang guru SMK yang memiliki hobby menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Taubat Diujung Napas

6 Agustus 2021   13:37 Diperbarui: 6 Agustus 2021   14:20 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Wisnu mendekat dan menceritakan apa yang terjadi pada dirinya.

 "Alhamdulillah kamu selamat bro!" ucapnya.

"Untung teman-teman anda, segera membawa anda ke rumah sakit," kata dokter.

 "Jika terlambat sedikit saja, nyawa anda tak tertolong," lanjut dokter.

 Dokterpun meninggalkan mereka berdua, setelah menitip pesana pada Wisnu.

Seminggu kemudian, kesehatan Dwi telah semakin pulih. Ia kembali melanjutkan  pekerjaan yang telah lama ditinggalkan.

Dwi teringat pesan yang disampaikan kedua orang tuanya, dikala ia tak sadar. Iapun bertobat, dan kembali ke jalan yang benar. Teman-temannya merasa bersykur melihat perubahan yang terjadi pada dirinya. Ia yang daulunya, selalu meninggalkan salat, serta ibadah lainnya. Kini bukan hanya salat wajib, salat sunah dhuha, salat malam, serta salat sunah lainnya tak lupa ia kerjakan. Disela waktu istirahat, terdengar kalam ilahi dari ruangannya. Ia telah benar-benar menjadi pemuda shaleh.

Allah begitu sayang padanya, Allah menyadarkan Dwi dari kekhilafannya selama ini. Ia masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri. Di ujung nafasnya, di saat ia tak sadar, Allah menegurnya, melalui perantaraan kedua orang tuanya.

Beruntunglah orang-orang seperti Dwi, diberi kesempatan oleh Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim, untuk bertobat. Ia yang dahuunya hanya mencintai dunia, lupa akan akherat. Kini lebih mencintai RabbNya. Ia mulai meninggalkan kebiasaan buruknya, berbalik mengunjungi majlis-majlis ilmu. Mengunjungi kajian serta panti asuhan untuk berbagi. Menjaga pandangan mata dari yang tak seharusnya ia lihat. Ia menjadi suri tauladan rekan kerjanya. Akhirnya kejadian Dwi membuat teman-temannya juga sadar, bahwa jika Allah berkehendak tak ada yang tak mungkin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun