Wisnu mendekat dan menceritakan apa yang terjadi pada dirinya.
 "Alhamdulillah kamu selamat bro!" ucapnya.
"Untung teman-teman anda, segera membawa anda ke rumah sakit," kata dokter.
 "Jika terlambat sedikit saja, nyawa anda tak tertolong," lanjut dokter.
 Dokterpun meninggalkan mereka berdua, setelah menitip pesana pada Wisnu.
Seminggu kemudian, kesehatan Dwi telah semakin pulih. Ia kembali melanjutkan  pekerjaan yang telah lama ditinggalkan.
Dwi teringat pesan yang disampaikan kedua orang tuanya, dikala ia tak sadar. Iapun bertobat, dan kembali ke jalan yang benar. Teman-temannya merasa bersykur melihat perubahan yang terjadi pada dirinya. Ia yang daulunya, selalu meninggalkan salat, serta ibadah lainnya. Kini bukan hanya salat wajib, salat sunah dhuha, salat malam, serta salat sunah lainnya tak lupa ia kerjakan. Disela waktu istirahat, terdengar kalam ilahi dari ruangannya. Ia telah benar-benar menjadi pemuda shaleh.
Allah begitu sayang padanya, Allah menyadarkan Dwi dari kekhilafannya selama ini. Ia masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri. Di ujung nafasnya, di saat ia tak sadar, Allah menegurnya, melalui perantaraan kedua orang tuanya.
Beruntunglah orang-orang seperti Dwi, diberi kesempatan oleh Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim, untuk bertobat. Ia yang dahuunya hanya mencintai dunia, lupa akan akherat. Kini lebih mencintai RabbNya. Ia mulai meninggalkan kebiasaan buruknya, berbalik mengunjungi majlis-majlis ilmu. Mengunjungi kajian serta panti asuhan untuk berbagi. Menjaga pandangan mata dari yang tak seharusnya ia lihat. Ia menjadi suri tauladan rekan kerjanya. Akhirnya kejadian Dwi membuat teman-temannya juga sadar, bahwa jika Allah berkehendak tak ada yang tak mungkin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H