Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nilai yang Terlupakan

14 Oktober 2024   21:41 Diperbarui: 14 Oktober 2024   21:54 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Cukup,” katanya pada dirinya sendiri. “Sudah waktunya bagimu untuk memberikan tempat kepada dirimu sendiri.”

Di dapur, cahaya sore masuk dengan lembut, dan untuk sesaat, segalanya terasa tenang. Namun, ketenangan itu terpecah ketika telepon berdering, memecah kesunyian. Itu adalah nomor yang tidak dikenal, tapi sesuatu dalam diri Paula membuat dia menjawab.

Paula? —kata sebuah suara yang awalnya tidak kukenal—. Saya Sofia, putri sepupu Anda. Ada hal penting yang ingin kukatakan padamu.

Sofía tinggal di Easly, kota terdekat yang sesekali dikunjungi Paula, namun nada suaranya memiliki sesuatu yang berbeda, suatu urgensi yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat.

—Kami menemukan sebuah kotak berisi barang-barangmu... surat, foto. Hal-hal dari sebelumnya, ketika Anda tinggal di sana. Kami pikir Anda harus datang menemui mereka.

Kata-kata Sofía terhenti di udara. Sebuah kotak berisi barang-barangnya. Itu berarti kenangan, momen-momen kehidupan yang ditinggalkannya. Tanpa banyak berpikir, Paula memutuskan untuk pergi. Ia merasa perjalanan ini, meski hanya ke kota terdekat, adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar. Ini adalah kesempatan untuk berdamai dengan masa lalunya dan, mungkin, untuk melihat apa yang telah ditinggalkannya dalam perjalanan panjang itu.

Jalan menuju Easly sudah tidak asing lagi, namun sore itu terasa berbeda. Seolah-olah setiap kilometer yang ditinggalkannya, dia melepaskan rantai tak kasat mata yang mengikatnya pada kehidupan yang dia kenal di Wesley. Benteng, dengan jalan nya yang ramai dan berbatu, selalu mewakili sesuatu yang lebih baginya. Tempat dimana kehidupan terasa lebih berwarna, dimana mimpi bisa menjadi sesuatu yang lebih dari itu.

Sesampainya di rumah sepupunya, Sofia menyambutnya dengan senyum gugup. Tidak banyak kata, dia hanya membawanya langsung ke ruangan tempat kotak itu berada. Ternyata kecil, lebih kecil dari yang dibayangkan Paula. Dia membuka tutupnya dengan hati-hati, seolah takut dengan apa yang mungkin dia temukan. Di dalamnya, ada foto-foto masa mudanya, surat-surat yang belum pernah ia kirimkan, dan, di bagian bawah, sebuah buku harian yang ia tidak ingat pernah menulisnya.

Dia mengambil buku harian itu di tangannya, merasakan bagaimana masa lalu kembali padanya dengan paksa. Dia mulai membaca halaman pertama, dan apa yang dia temukan di sana membuatnya membeku. Itu adalah pemikirannya sendiri, tetapi itu adalah pemikiran Paula yang bermimpi besar, yang percaya bahwa dia pantas mendapatkan sesuatu yang lebih dari apa yang telah diberikan kehidupan kepadanya hingga saat itu.

Di antara halaman-halaman itu ada sebuah catatan yang tidak pernah dikirimnya, ditujukan kepada dirinya sendiri: "Paula, jangan lupa siapa dirimu. Jangan puas dengan nilai yang kurang dari dirimu."

Saat dia membaca kata-kata itu, segala sesuatu menjadi jelas dalam pikirannya. Selama bertahun-tahun, dia telah melupakan versi dirinya yang seperti itu. Dia membiarkan rasa takut, kebiasaan, dan rasa tidak aman menguasai dirinya. Namun sekarang, dengan buku harian di tangannya dan angin dari Easly membelai wajahnya, dia paham bahwa inilah saatnya memulihkan apa yang telah hilang: keberaniannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun