Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hadiah Abadi

6 Oktober 2024   21:06 Diperbarui: 6 Oktober 2024   21:12 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika dia selesai berbicara, terjadi keheningan. Keheningan yang bisa menghancurkan jiwa mana pun, yang sepertinya bertahan selamanya. Tapi kemudian, Abril tersenyum. Itu bukanlah senyuman yang mengejek atau tidak nyaman, tapi senyuman yang tulus dan lembut.

-- Kamu tidak memerlukan mesin untuk memberitahu semua itu, Evan -- jawabnya sambil mengambil langkah ke arahnya. Yang Anda butuhkan hanyalah menjadi diri Anda sendiri.

Saat itu, Evan memahami bahwa cinta tidak dapat diprogram atau digantikan oleh teknologi. Gestur, sekecil apa pun, akan selalu lebih penting daripada algoritma apa pun. Masa depan mungkin penuh dengan kemajuan luar biasa, namun hati manusia akan tetap sama, selalu mencari hubungan yang tulus.

Menurut Anda, apakah di masa depan teknologi akan mampu mereplikasi emosi kita yang terdalam?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun