Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cermin Es

4 Oktober 2024   07:57 Diperbarui: 4 Oktober 2024   08:04 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

—Bertahun-tahun yang lalu, konon di sebuah tempat bernama Buyu Ampo hiduplah seorang wanita, sangat cantik namun sedingin es. Tidak ada yang tahu namanya, tapi semua orang memanggilnya Ratu Es. Dia jatuh cinta dengan seorang pria dari kota, cinta yang mustahil. Ketika tidak dibalas, rasa sakitnya begitu hebat hingga hatinya membeku selamanya. Sebelum menghilang, dia mengutuk sebuah cermin, menyegel jiwanya di dalamnya, sehingga siapa pun yang menemukannya dan berani menggunakannya akan berbagi nasibnya: hati yang membeku, tidak mampu mencintai.

Elsa merasakan kulitnya merinding. Dia memandang ke cermin, hampir dengan jijik, ketika kata-kata Vino meresap ke dalam pikirannya.

—Apa yang kita lakukan padanya? —dia bertanya, hampir putus asa.

Vino menatapnya.

—Cermin ini tidak bisa tinggal di sini. Ini adalah hukuman bagi mereka yang mencoba menemukan cinta yang sebenarnya tidak ada. Jika dibiarkan di sini hanya akan membawa kemalangan. Anda harus menyingkirkannya.

Tapi sesuatu di cermin memanggilnya. Seolah-olah ada kekuatan tak kasat mata yang menariknya, mendesaknya untuk menyentuhnya lagi. Elsa menggelengkan kepalanya, mencoba menghilangkan gagasan itu dari benaknya. Namun, semakin dia memikirkannya, semakin jelas baginya bahwa dia harus memahami apa maksud benda itu. Apa hubungannya dengan kutukan itu?

Malam itu, saat angin sedingin es menerpa jendela rumahnya, Elsa mengambil keputusan. Dia kembali ke toko dan berdiri di depan cermin. Saya tahu bahwa, bagaimanapun juga, saya harus menghadapi apa pun yang diwakili oleh objek itu. Dia mengambil cermin di tangannya, merasakan hawa dingin menusuk kulitnya seperti belati. Pada saat itu, sebuah penglihatan mengejutkannya.

Dia melihat dirinya sendiri, tapi itu bukan dia. Itu adalah wanita dalam legenda, Ratu Es. Dalam penglihatannya, dia melihat bagaimana wanita itu sangat mencintai pria yang tidak pernah mencintainya, dan bagaimana hatinya mengeras hingga menjadi sedingin es. Namun kemudian, dalam penglihatan itu, Elsa memahami sesuatu yang tidak pernah dipahami oleh wanita itu. Hukumannya bukanlah cermin. Hukuman sebenarnya adalah kebencian yang dipendam wanita itu di dalam hatinya.

Ketika sudah jelas, Elsa tahu apa yang harus dia lakukan. Dengan sikap penuh tekad, dia menjatuhkan cermin itu ke lantai, memecahkannya menjadi ribuan keping. Seketika, rasa dingin yang memenuhi toko menghilang. Udara kembali menghangat, dan Elsa merasakan kedamaian yang tak dapat dijelaskan menyelimuti dirinya. Beban yang dia rasakan di dadanya sejak dia melihat cermin lenyap.

Vino berlari tak lama kemudian, khawatir dengan suara itu. Melihat pecahan di tanah dan ekspresi tenang Elsa, dia tahu ada sesuatu yang berubah.

—Apakah kamu melakukannya? —dia bertanya, meskipun jawabannya sudah jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun