Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Cara Menanam Kubis yang Sehat dan Tumbuh Subur

13 Juli 2024   14:58 Diperbarui: 13 Juli 2024   15:00 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ladang Kubis, sumber:depositphotos/ connect)

(Ladang Kubis, sumber:depositphotos/ connect)
(Ladang Kubis, sumber:depositphotos/ connect)

9.) Hal-hal penting tentang Panen Kubis. Pemanenan harus dilakukan saat kubis mencapai ukuran penuh. Kubis siap dipanen jika kepalanya sudah kokoh dan terbentuk sempurna. Kita harus memeriksa kekencangan kubis secara berkala. Jika sudah mencapai ukuran 12 cm (5 inci) kita bisa meremasnya untuk menguji kekencangannya. Jika kita melihat kepala kubis mulai pecah, kita harus segera memanennya.

Di perkebunan kubis komersial besar, pemanenan dilakukan melalui mesin otomatis yang dipasang pada traktor. Mesin ini mengangkat seluruh tanaman dari tanah dengan menggunakan bagian. Dengan demikian, tanaman itu hancur total. Tanah, tanah, batu, dan kubis dipindahkan ke serangkaian jaringan dimana kubis akhirnya dipisahkan dari benda asing.

(Ladang Kubis, sumber:depositphotos/ connect)
(Ladang Kubis, sumber:depositphotos/ connect)

Setelah dipanen, tanaman kubis sebaiknya segera disimpan di tempat yang teduh.

Dalam kebanyakan kasus, suhu yang tepat untuk menyimpan kubis adalah 32 hingga 40 F derajat (0-4 C). Sebagai aturan umum, tanaman membutuhkan tempat yang dingin dan lembab dengan kelembaban sekitar 95%.

10.) Hasil Kubis per Hektar

Rata-rata hasil kubis per hektar adalah 30-70 ton. (Perlu diingat bahwa 1 ton = 1000 kg = 2200 pon dan 1 hektar = 2,47 hektar = 10.000 meter persegi).  Ada beberapa kasus dimana kami melaporkan hasil panen sebesar 80 ton per hektar atau lebih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun