Mohon tunggu...
Nadiyah Hibrizi
Nadiyah Hibrizi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bisnis Digital Universitas Negeri Jakarta

Saya tertarik dengan dunia digital dan berantusias terhadap perkembangan teknologi, terutama di bidang ekonomi digital, e-commerce, dan media sosial. Saya senang mempelajari tren baru dan dampak teknologi terhadap bisnis serta perilaku konsumen.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Memacu Inovasi UMKM dengan QRIS: Manfaat Ekonomi Digital dan Tantangan Aksesibilitas

26 Oktober 2024   22:07 Diperbarui: 27 Oktober 2024   03:58 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: freepik.com

Di era digital yang semakin berkembang pesat, sistem pembayaran yang inovatif menjadi hal penting untuk mendorong kemajuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) hadir sebagai solusi untuk mengatasi kesenjangan dalam transaksi digital bagi pelaku usaha kecil.

Menurut Peraturan Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia No.21/18/PADG/2019, Standar QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) didefinisikan sebagai "standar QR Code pembayaran yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk digunakan dalam memfasilitasi transaksi pembayaran di Indonesia”. 

Dengan mengintegrasikan dan menghubungkan berbagai sistem pembayaran nasional, standar ini dirancang untuk mempercepat transaksi, meningkatkan penerimaan, dan mendukung inklusi keuangan. Meski potensinya besar, masih banyak tantangan yang perlu dihadapi agar manfaat QRIS dapat dirasakan maksimal oleh para pelaku UMKM.

Diluncurkan oleh Bank Indonesia pada 5 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 2019, QRIS menjadi standar pembayaran digital yang mengubah cara transaksi di Indonesia. Bank Indonesia mencatat bahwa per 17 Juli 2024, jumlah pengguna QRIS telah mencapai 50,50 juta pengguna dengan 32,71 juta merchant QRIS, di mana 30,2 juta di antaranya merupakan UMKM. 

Bank Indonesia menyebutkan bahwa transaksi QRIS pada merchant UMKM telah mencapai Rp32,86 triliun pada tahun ini. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dari tahun sebelumnya dan menunjukan bahwa QRIS berperan penting dalam mendorong digitalisasi UMKM. Dengan satu kode QR, UMKM bisa menerima pembayaran dari berbagai dompet digital. 

Teknologi ini tidak hanya mempermudah proses transaksi, tapi juga membuka peluang bagi UMKM untuk tumbuh di era digital.

QRIS menawarkan banyak keunggulan bagi UMKM. Dalam hal efisiensi, QRIS membantu mengurangi penggunaan uang tunai, meminimalisir kesalahan perhitungan, dan memudahkan pengelolaan transaksi harian. Dari segi keamanan, QRIS mengurangi risiko pencurian dan kehilangan uang tunai, serta memberikan keamanan ekstra dengan enkripsi dan jejak digital yang memudahkan pelacakan.

Transformasi digital lewat QRIS ini berdampak besar pada ekosistem UMKM di Indonesia. Kemudahan bertransaksi dengan QRIS terbukti meningkatkan penjualan UMKM. 

Dalam laporan "Analisis Perkembangan QRIS di Sektor UMKM" yang dirilis oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (2023), disebutkan bahwa "penggunaan QRIS telah berkontribusi pada peningkatan omzet UMKM rata-rata sebesar 15-20% dalam enam bulan pertama penggunaan." Data ini dikumpulkan dari survei terhadap 1.000 UMKM di 10 kota besar Indonesia. 

Pelanggan yang sebelumnya hanya membayar menggunakan uang tunai, kini memiliki lebih banyak opsi. Hal ini menjadikan transaksi lebih mudah dan praktis serta mendorong pelanggan melakukan pembelian berulang. QRIS juga membuka peluang bagi UMKM untuk masuk ke platform e-commerce dan menjangkau lebih banyak pelanggan.

Bank Indonesia dalam Laporan Perekonomian Indonesia 2023 mengungkapkan beberapa manfaat utama QRIS bagi UMKM:

- Penurunan biaya operasional hingga 25% dari penggunaan uang tunai

- Peningkatan akurasi pencatatan keuangan hingga 98%

- Pengurangan risiko kesalahan transaksi hingga 90%

Dengan pencatatan yang terorganisir dan analisis arus kas yang dibuat, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dapat merencanakan bisnis mereka dengan lebih baik. Tentunya hal ini akan meningkatkan profesionalisme dan daya saing UMKM di tengah persaingan yang semakin ketat.

Meski QRIS memiliki banyak manfaat, QRIS juga memiliki beberapa tantangan, salah satunya seperti kesenjangan digital.             Belum semua pelaku UMKM punya akses atau pemahaman yang cukup tentang teknologi digital. 

Untuk mengatasi hal tersebut, perlu ada program edukasi dan pendampingan agar lebih banyak UMKM yang siap menggunakan QRIS. Selain itu, infrastruktur di beberapa daerah masih terbatas, seperti akses internet dan ketersediaan perangkat yang memadai.

Asosiasi UMKM Indonesia (2023) mencatat tiga kendala utama dalam adopsi QRIS:

  • "Keterbatasan akses internet di daerah pelosok masih menjadi hambatan utama, dengan 35% UMKM melaporkan kendala konektivitas."
  • "Sekitar 45% pelaku UMKM mengaku kesulitan dalam mengoperasikan sistem pembayaran digital."
  • "Biaya investasi awal untuk perangkat pendukung masih dianggap memberatkan bagi 28% UMKM."

Literasi mengenai keuangan juga menjadi faktor penting. Pemahaman tentang manajemen keuangan digital masih perlu ditingkatkan melalui berbagai pelatihan. Pelaku UMKM perlu belajar memanfaatkan data transaksi digital untuk mengembangkan bisnis dan membuat perencanaan keuangan yang lebih baik.

Agar manfaat QRIS dapat dirasakan secara maksimal, perlu adanya kerjasama dari berbagai pihak. Pemerintah memiliki peran penting dalam membangun infrastruktur digital yang merata dan memberikan insentif untuk adopsi teknologi digital. 

Lalu, sektor perbankan dapat memberikan dukungan melalui layanan keuangan yang mudah dijangkau dan program pembiayaan yang disesuaikan untuk UMKM. Selain itu, sektor swasta dapat memberikan kontribusi melalui solusi teknologi yang terjangkau dan program pendampingan bisnis.

Studi yang dilakukan oleh Institut Teknologi Bandung (2023) berjudul "Digitalisasi UMKM: Peluang dan Tantangan" menemukan bahwa "program pendampingan teknis meningkatkan tingkat adopsi QRIS hingga 60% pada kelompok UMKM yang mendapat mentoring selama 3 bulan”. Temuan ini menegaskan pentingnya dukungan teknis berkelanjutan dalam proses digitalisasi UMKM.

QRIS sudah menjadi pendorong utama dalam digitalisasi UMKM di Indonesia. Meski masih ada tantangan, manfaatnya bagi pertumbuhan ekonomi digital sangat besar. Dengan kolaborasi antara pemerintah, sektor perbankan, dan swasta, serta komitmen untuk mengatasi tantangan aksesibilitas, QRIS bisa menjadi alat efektif untuk memacu inovasi dan pertumbuhan UMKM di era digital.

Keberhasilan QRIS sangat bergantung pada kemampuan masyarakat Indonesia untuk menciptakan ekosistem yang inklusif, di mana setiap UMKM punya kesempatan yang sama untuk memanfaatkan teknologi digital dalam mengembangkan usahanya. 

Dengan terus mendorong adopsi QRIS dan menyelesaikan tantangan yang ada, kita bisa membangun fondasi yang kuat untuk ekonomi digital yang berkelanjutan di Indonesia.

QRIS bukan hanya sebagai alat pembayaran, tetapi juga melambangkan perubahan digital yang mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia. Dengan adopsi teknologi ini, UMKM dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mengakses peluang pertumbuhan yang lebih besar di ranah ekonomi digital. 

Dukungan dari berbagai pihak serta komitmen untuk mengatasi tantangan yang ada akan memastikan QRIS tetap menjadi pendorong utama dalam memperkuat dan memodernisasi UMKM di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun