Mohon tunggu...
Nadilasari
Nadilasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ada Apa dengan Pengangguran

14 Desember 2023   20:39 Diperbarui: 14 Desember 2023   20:54 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konflik sosial meningkat. Pengangguran dapat menimbulkan rasa frustrasi, marah, iri, dan tidak puas pada diri seseorang. Hal ini dapat memicu konflik sosial, seperti pertikaian, kekerasan, diskriminasi, dan radikalisme.

Kesehatan mental terganggu. Pengangguran dapat menyebabkan stres, depresi, rendah diri, kecemasan, dan gangguan mental lainnya pada seseorang. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidup dan kesejahteraan individu.

Dampak Budaya dari pengangguran

Pendidikan terhambat. Pengangguran dapat menghambat akses pendidikan bagi anak-anak dan remaja. Mereka mungkin harus berhenti sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan tinggi karena keterbatasan biaya atau harus membantu mencari nafkah.

Nilai-nilai budaya terkikis. Pengangguran dapat mengikis nilai-nilai budaya yang positif, seperti kerja keras, tanggung jawab, kreativitas, dan gotong royong. Sebaliknya, pengangguran dapat menumbuhkan nilai-nilai budaya yang negatif, seperti malas, apatis, oportunis, dan individualis.

PENDAPAT PARA AHLI

Sekjen kementrian ketenagakerjaan

Pemerintah terus berupaya menekan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia salah satunya dengan memperkuat pelatihan vokasi. Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi, mengatakan saat ini pelatihan vokasi akan memainkan peran yang semakin setrategis dalam menekan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia, mengingat dari sisi pendidikan TPT didominasi oleh tingkat pendidikan SMK (9,42 persen) dan SMA (8,57 persen). "Kita dorong mereka ini untuk mengikuti pelatihan-pelatihan vokasi yang didasarkan atas kebutuhan-kebutuhan dari potensi ekonomi lokal dan disesuaikan dengan permintaan pasar kerja," kata  beliau, ekjen Anwar menjelaskan, agar pelatihan vokasi khususnya pelatihan vokasi yang diselenggarakan di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) dapat memainkan peran dalam penurunan TPT, Kemnaker telah melakukan revitalisasi dan transformasi BLK. Revitaslisasi tersebut diwujudkan dengan mendesain pelatihan vokasi agar lebih simpel dan praktis. Simpel dalam artian tidak banyak muatan-muatan yang sifatnya agak umum, dan praktis berarti dapat langsung diaplikasikan," jelasnya.

Sementara, transformasi BLK diwujudkan dengan up grade fasilitas pelatihan yang sesuai dengan perkembangan pasar kerja, serta penguatan metode pembelajaran. "Kita mengombinasikan antara praktik dan teori. Teorinya lebih kecil dari praktinya, dan praktiknya juga dilakukan melalui pemagangan," ujarnya. Disamping itu, untuk memperkuat pelatihan vokasi, pemerintah juga telah menerbitkan Peraturan Presiden RI (Perpres) Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi. Pepres tersebut menekankan kolaborasi dan sinergi kerja antar kementerian/Lembaga, pemerintah daerah, dan dunia usaha/dunia industri dalam pelaksanaan pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi. "Sehingga antara pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi bisa singkron dan berorientasi pada demand tenaga kerja," pungkasnya.

OPINI, PENUTUP, SOLUSI

Pengangguran adalah masalah serius yang harus diatasi oleh pemerintah dan masyarakat. Pengangguran memiliki dampak negatif bagi individu, keluarga, masyarakat, dan negara. Dampak pengangguran meliputi penurunan pendapatan nasional, peningkatan kemiskinan, penurunan konsumsi, peningkatan kriminalitas, konflik sosial, gangguan kesehatan mental, hambatan pendidikan, dan pengikisan nilai-nilai budaya. Untuk mengurangi pengangguran, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, seperti pemerintah, dunia usaha, lembaga pendidikan, organisasi sosial, dan masyarakat. Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, mengembangkan keterampilan dan kompetensi tenaga kerja, memberikan bantuan sosial, dan mendorong kewirausahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun