Konflik sosial meningkat. Pengangguran dapat menimbulkan rasa frustrasi, marah, iri, dan tidak puas pada diri seseorang. Hal ini dapat memicu konflik sosial, seperti pertikaian, kekerasan, diskriminasi, dan radikalisme.
Kesehatan mental terganggu. Pengangguran dapat menyebabkan stres, depresi, rendah diri, kecemasan, dan gangguan mental lainnya pada seseorang. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidup dan kesejahteraan individu.
Dampak Budaya dari pengangguran
Pendidikan terhambat. Pengangguran dapat menghambat akses pendidikan bagi anak-anak dan remaja. Mereka mungkin harus berhenti sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan tinggi karena keterbatasan biaya atau harus membantu mencari nafkah.
Nilai-nilai budaya terkikis. Pengangguran dapat mengikis nilai-nilai budaya yang positif, seperti kerja keras, tanggung jawab, kreativitas, dan gotong royong. Sebaliknya, pengangguran dapat menumbuhkan nilai-nilai budaya yang negatif, seperti malas, apatis, oportunis, dan individualis.
PENDAPAT PARA AHLI
Sekjen kementrian ketenagakerjaan
Pemerintah terus berupaya menekan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia salah satunya dengan memperkuat pelatihan vokasi. Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi, mengatakan saat ini pelatihan vokasi akan memainkan peran yang semakin setrategis dalam menekan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia, mengingat dari sisi pendidikan TPT didominasi oleh tingkat pendidikan SMK (9,42 persen) dan SMA (8,57 persen). "Kita dorong mereka ini untuk mengikuti pelatihan-pelatihan vokasi yang didasarkan atas kebutuhan-kebutuhan dari potensi ekonomi lokal dan disesuaikan dengan permintaan pasar kerja," kata  beliau, ekjen Anwar menjelaskan, agar pelatihan vokasi khususnya pelatihan vokasi yang diselenggarakan di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) dapat memainkan peran dalam penurunan TPT, Kemnaker telah melakukan revitalisasi dan transformasi BLK. Revitaslisasi tersebut diwujudkan dengan mendesain pelatihan vokasi agar lebih simpel dan praktis. Simpel dalam artian tidak banyak muatan-muatan yang sifatnya agak umum, dan praktis berarti dapat langsung diaplikasikan," jelasnya.
Sementara, transformasi BLK diwujudkan dengan up grade fasilitas pelatihan yang sesuai dengan perkembangan pasar kerja, serta penguatan metode pembelajaran. "Kita mengombinasikan antara praktik dan teori. Teorinya lebih kecil dari praktinya, dan praktiknya juga dilakukan melalui pemagangan," ujarnya. Disamping itu, untuk memperkuat pelatihan vokasi, pemerintah juga telah menerbitkan Peraturan Presiden RI (Perpres) Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi. Pepres tersebut menekankan kolaborasi dan sinergi kerja antar kementerian/Lembaga, pemerintah daerah, dan dunia usaha/dunia industri dalam pelaksanaan pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi. "Sehingga antara pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi bisa singkron dan berorientasi pada demand tenaga kerja," pungkasnya.
OPINI, PENUTUP, SOLUSI
Pengangguran adalah masalah serius yang harus diatasi oleh pemerintah dan masyarakat. Pengangguran memiliki dampak negatif bagi individu, keluarga, masyarakat, dan negara. Dampak pengangguran meliputi penurunan pendapatan nasional, peningkatan kemiskinan, penurunan konsumsi, peningkatan kriminalitas, konflik sosial, gangguan kesehatan mental, hambatan pendidikan, dan pengikisan nilai-nilai budaya. Untuk mengurangi pengangguran, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, seperti pemerintah, dunia usaha, lembaga pendidikan, organisasi sosial, dan masyarakat. Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, mengembangkan keterampilan dan kompetensi tenaga kerja, memberikan bantuan sosial, dan mendorong kewirausahaan.