Mohon tunggu...
Nadia Herdiana Putri
Nadia Herdiana Putri Mohon Tunggu... Mahasiswi

Perempuan gajelas yang suka nulis. Instagram @nadiia_herdian

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nadim (Yang Tersimpan)

4 Juli 2022   08:45 Diperbarui: 4 Juli 2022   08:50 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini kisah sepuluh bulan lalu

Penggalan kata yang kusimpan rapi, karena bimbang untuk menampilkannya
Namun sekarang, biarlah yang tersimpan itu ku keluarkan
Karena ada hal lain yang lebih penting yang harus aku simpan

Tak apa Nadim, aku tak menyalahkan keputusanmu

Dunia masih begitu luas, masih banyak sudut yang mungkin kau ingin kunjungi

Tak apa, aku hanya satu dari jutaan sudut di tiap negri

Tak apa, Nadim

Aku tak ingin jadi penghambat kegiatanmu

Disini pun, hanya aku yang mengharapkan mu

Berharap kau tetap menjadi teman tertawaku

Nadim, tapi biarlah mungkin nanti akan ada yang menggantikan posisimu

Tapi sekarang, pergilah Nadim. Aku serius.

Dengan helaan nafas panjang, semua takdirmu aku relakan

Seandainya kita akan bertemu kembali pun, aku tidak akan membencimu

Tuhan, dunia ini begitu berat. 

Aku rasa masalah ini sudah cukup menghambat, namun berapa banyak lagi masalah dari setiap yang ada di muka bumi ini

Aku rasa aku bukan satu-satunya yang bermasalah

Nadim, andai aku tidak bertemu dengannya

Andai aku tidak bertanya tentang eskul di sekolahmu

Andai aku tidak begitu antusias dalam menerima masukan darimu

Andai aku tidak bertukar nomor telpon denganmu

Andai aku tidak menanyakan nama kontak mu

Andai aku tidak banyak terbuka kepadamu

Andai.. Andai kamu tak pernah ada untuk ku

Ah sudahlah, semua ini sudah terjadi. Terlanjur

Terlanjur aku menyukai sikap kaku mu

Terlanjur aku terkagum pada wawasanmu

Terlanjur terpesona karena profesionalmu

Terlanjur berbunga saat kau mengomentari postingan lamaku

Terlanjur menganggap kau istimewa

Terlanjur berharap kau mau menjadi pendengar setiaku

Terlanjur, aku terlanjur menaruh hati padamu. Pertama kalinya.

Duh, kamu sangat biasa tapi mengapa aku terpukau kepada yang tidak istimewa?

Daya tarikmu adalah kesederhanaanmu, Nadim.

Aku yakin, kini ada beberapa hati yang mulai diam-diam memperhatikanmu

Benar kan?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun