"Iya, Zan. Aku Yuda, orang yang kamu bantu waktu itu. Sekarang aku jadi Direktur Utama di perusahaan yang nggak jauh dari sini. Berkat kamu, loh. Kalo waktu itu nggak ada kamu, mungkin aku nggak bisa ikut seleksi ujian gratis dan dapet beasiswa sampe bisa cumlaude S1, terus aku lanjutin S2 di University of Cambridge setelah kerja dan dapet beasiswa lagi,"
Aku tercengang mendengarnya, sungguh tak kusangka orang yang ku tolong dahulu kini jauh lebih mapan dari ku. Aku tidak ada rasa menyesal sedikit pun menolongnya, justru aku ikut senang.
"Wah, keren banget Yud! Selamat, ya! Aku juga sebelumnya kerja di PT Amigdala, tapi baru aja di PHK,"
"Oh, iya aku udah denger juga beritanya. Ternyata kamu salah satu karyawan disitu juga?" Aku hanya mengangguk sebagai jawaban. "Kalau kamu kerja di kantor ku aja, gimana? Masih ada lowongan, kok."
"Udah, jangan dipikirin lama-lama. Itu supirku udah dateng, naik yuk. Kita bahas di mobil," Yuda mengakhiri percakapan siang itu, sebelum ia dan aku memasuki mobil mewah yang ternyata sudah ditunggu oleh Yuda sedari tadi.
Beberapa bulan berlalu, dan kini hidupku sudah jauh lebih bahagia, dengan pendapatan yang lebih besar dari tempat kerja ku sebelumnya. Aku sangat berterimakasih kepada orang-orang disekitarku yang sedari dulu mengajarkan untuk selalu berbuat baik dari hal sekecil apapun itu secara ikhlas, hingga akhirnya aku mendapat hasil dari kebaikan itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H