"Akhirnya mereka punya pacar, Ma..." Jawabku.
"Mama luar biasa senangnya." Mama menitikkan airmata. Tiba-tiba Mama terbatuk-batuk dan mengeluarkan darah.
"Mama... Sakit?" Aku menangis sejadi-jadinya melihat penderitaan Mama.
Suatu malam aku melihat Kakak-kakakku sedang bersantai ria di ruang nonton TV, lalu aku mendekati mereka dengan sangat hati-hati.
"Apa? Nambah uang jajan...?" Tebak Kak Liana.
"Bukan kak..."
"Jadi apa?" Tanyanya ketus.
"Tiga hari lagi Mama ulangtahun... Empatbelas Februari..."
"Terus? Kamu nyuruh aku pergi merayakan ulangtahun Mama di penjara? Selesai itu kemana aku buat muka aku ini?" Tanya Kak Liana penuh emosi.
"Kakak... Aku mohon sekali ini saja..." Pintaku.
"NO..." Katanya sambil bangkit berdiri dan menuju ke kamar. Kak Ellen pun yang sedari tadi tenang menonton TV, bangkit berdiri dan meninggalkan aku sendiri.