Mohon tunggu...
Nadia Putri Sara Pardede
Nadia Putri Sara Pardede Mohon Tunggu... -

13 tahun, mau pintar menulis... :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tentang Bunda yang Tak Pernah Kukenali

3 Februari 2012   15:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:06 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

ku buka album biru
penuh debu dan usang
ku pandangi semua gambar diri
kecil bersih belum ternoda

pikirkupun melayang
dahulu penuh kasih
teringat semua cerita orang
tentang riwayatku

reff#
kata mereka diriku slalu dimanja
kata mereka diriku slalu dtimang

nada nada yang indah
slalu terurai darinya
tangisan nakal dari bibirku
takkan jadi deritanya

tangan halus dan suci
tlah mengangkat diri ini
jiwa raga dan seluruh hidup
rela dia berikan

oh bunda ada dan tiada
dirimu kan slalu ada di dalam
hatiku
(Ambil dari sini lagunya)

"Kamu enak yah bisa nyanyi itu..." Kata Lola pada Deasy.

"Iya... Hehehe... Kenapa?" Deasy malu ternyata dia dilihat sama Lola.

"Aku gak bisa nyanyi itu..." Kata Lola menunduk sedih.

"Kenapa?" Deasy kebingungan.

"Iya... Mamaku dimana juga aku ndak taauuuu... Masak aku nyanyi lagu itu? Hiks... Itu namanya membohongi diri sendiri" Lola manyun tiba-tiba lalu berlari meninggalkan Deasy sendiri di dalam kelas.

Lola sampai di panti lalu segera mengunci diri dalam kamar. Airmata membasahi bantalnya. Masih diingatnya ketika Kakak Lia pengasuh mereka bercerita bahwa Lola ditemui di dalam tong sampah dan tak berbaju sedang menjerit nangis-nangis. Lola dibuang sama ibunya. Lola selalu iri sama temen2nya yang bisa manja-manjaan sama ibu/bapanya. Setiap hari kalo Lola ingat pasti dia bakal ngomel sama TUHAN Yesus.


"Tuhannnnnn..........!!!!!!!!!!!!! Lola gakkk mo gereja lagi kalo Tuhan ga anterin sekarang juga ke rumah Mama kandung Lola...... Tuhhhaaaannnnn... Dengerin Lolaaaaaaaaa.... Kasian sama Lolaaaa.... Amiiinnnn...." Lola buka mata tapinya ga ada satu mujijatpun. Doa Lola gagallll total.

"Lola sayang Mama...?" Tanya Kak Lia.

"Sayang sich. tapinya benci juga" Lola menremas-remas boneka teddy bearnya. "Kok ada orang kayak begitu? Ah, aku benci mama... ga jadi sayang sama mama..." Kata Lola sambil berlari ke dalam kamar.

Lola merenung dalam kamarnya. diaternyata ga bisa maksaa Tuhan untuk kasihan sama dia. Kata suster Eslin kalo tiap permasalahan jangan marahmarah sama TUHAN tapi harus bujuk-bujuk Tuhan supaya gak marah.

"Berarti TUHAN manja dong suster?" Lola kebingungan.

"Bukannnnn... Dulu waktu Lola dapet boneka teddy bear hadiah ulangtahun dari suster kepala aja Lola seneng sambil berdoa manis-manis sama Tuhan. Sekarang kalo lagi sedih marah-marah sama Tuhan. Emang Lola pikir hidup ini seneng-seneng terus? Lola ga boleh egois...."

"Ih,,,, suster ini apa-apaan sich? Lola sejak lahir udah sedih idupnya jarang bahagia, wajarlah Lola marah2 sama Tuhan..."

"Lolaaaa... jangan gitu nak. biarpun kamu gapunya ibu lagi tapi kamu masih punya kami. Suster sedih sekali kalo Lola bilang hidup Lola ga bahagia. Jadi kami-kami ini artinya apa? Lola jangan bikin sedih suster dong. Ya sayang..." Suster Eslin meluk Lola dengan mesra.

"Maapin Lola... Tapi ga punya ibu itu memalukan buat Lola. Apalagi kalo ibunya ga ada bukan krn meninggal tpi karna kabur. Maafin lola terlalu emosi." Lola membalas pelukan suster Eslin.


"Lola sayang ibu, sayang suster apalagi sayang Tuhan. Lola cuman sedih krna Lola ga berhak nyanyi lagu tentang ibu. Lola janji ga protes lagi, Tuhan. Lola insaf.............. Lola yakin suatu saat nanti idup Lola akan lebih berarti. Lola ga neko-neko lagi. Lola minta Tuhan sayang terus sama Lola, ya? Amiiiinnn..."

lola memandangi bulan yang terang menderang dari sela jendela. Dennis mendekati lola lalu bernyanyi.......................
Ambilkan bulan bu........... ambilkan bulan bu............ yang slalu bersinar dilangiiiitt.... di langit bulan bersinar.... cahya nya sampaik ke bintanggg.,................. ambilkan bulan buuuu.... untuk menerangi tidurku yg lelap di malam gelap................"
Written by Nadia PSP




Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun