Tidak lama berjemur di bawah sinar matahari pagi, Aira berjalan santai ke kamarnya.
Kaki jenjang yang tertutup gamis sampai mata kaki itu bersenandung riang menaiki beberapa gundukan anak tangga. Seperti biasa, dia tidak pernah absen menghitung semua anak tangga yang telah dilewati, meski anak tangganya tidak pernah bertambah dan berkurang.
Bruk!
Aira menghempaskan tubuhnya ke karpet bulu ditengah kamar. Dia mengusap peluh yang sebentar lagi menetes melewati mata indahnya.
"Ahh, sudah seminggu sejak kalian pergi. Tapi aku masih begini-begini saja, tidak ada yang berubah kecuali suasana ini." Aira memandang foto keluarga yang terpampang rapi di langit-langit kamarnya sambil tersenyum sendu. Â
Aira hidup seorang diri, setelah kedua orangtuanya kembali kepangkuan Pencipta. Semenjak itulah Aira yang dulunya rajin berdoa, rajin sholat tahajud, rajin sholat Dhuha, hingga Al-Qur'an tidak pernah ditinggalkan dan itu tidak pernah lagi menjadi rutinitas sehari-hari.
Dia meraba meja belajar, mencari benda pipih yang selalu jadi temannya. Tidak sengaja tersenggol Al-Qur'an, tangannya langsung enggan untuk sekedar mengambil dan merapikan Al-Qur'an itu kembali.
"Wah, ada baju terbaru nih." Ungkapnya riang setelah membuka aplikasi Instagram.
"Mau beli ini dan ini." Aira segera memesan beberapa baju yang menurutnya bagus dan sedikit murah.
Aira lupa, beberapa temannya pernah mengingatkan untuk tidak tergiur jualan online yang super murah. Aira merasa dia tidak akan tertipu karena akun Instagram jual beli tersebut selalu memberikan testimoni dan bukti barang yang sedang di packing.
Dua hari setelah itu, Aira tiba-tiba mendapat pesan dari nomor tidak dikenal yang mengatasnamakan JNE.