Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan melindungi lingkungan.Â
Sustainable Development Goals (SDGs) memiliki tujuan utama yakni menjamin adanya kehidupan yang sehat serta mendorong kesejahteraan bagi semua kalangan masyarakat.Â
SDGs memiliki tujuh belas poin tujuan pembangunan berkelanjutan, salah satunya poin keenam yaitu akses air bersih dan sanitasi, yaitu memastikan ketersediaan dan manajemen air bersih yang berkelanjutan dan sanitasi bagi semua.
Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Pendidikan Indonesia yang mengusung tema besar Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDGs Desa, kelompok 84 KKN UPI dengan tema Desa Layak Air Bersih dan Sanitasi melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi mengenai sanitasi sekolah dan pentingnya menjaga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada peserta didik kelas lima dan enam di SDN Cigugur Tengah Mandiri 1, yang berlokasi di Kelurahan Cigugur Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat.Â
Rangkaian kegiatan dimulai dengan memberikan soal pre-test kepada peserta didik untuk mengukur sejauh mana pemahaman peserta didik mengenai air bersih, manfaat air bersih, dan cara menjaganya.Â
Kegiatan selanjutnya penyampaian materi oleh mahasiswa KKN UPI kelompok 84 mengenai sanitasi sekolah serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).Â
Selama pematerian agar peserta didik tetap fokus dan tidak jenuh diselingi dengan kegiatan ice breaking. Kegiatan di kelas diakhiri dengan mengerjakan soal post-test untuk mengetahui apakah peserta didik mengerti dan memahami materi yang telah disampaikan sebelumnya. Terakhir, kegiatan ditutup dengan perlombaan antar kelas yang dilakukan di lapangan sekolah.Â
Selain itu, edukasi juga dilakukan dengan memasang poster mengenai sanitasi sekolah dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sejumlah titik di SDN Cigugur Tengah Mandiri 1 dan membagikan stiker kepada peserta didik. Metode penyampaian edukasi dengan pemasangan poster dipilih supaya lebih mudah dipahami oleh peserta didik.
SDN Cigugur Tengah Mandiri 1 merupakan sekolah yang memiliki tingkat sanitasi sekolah yang baik, terlihat dari tersedianya air bersih, jamban yang memadai, fasilitas cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun, dan tempat sampah yang tersebar di sekolah. Selain itu, pemahaman peserta didik mengenai sanitasi sekolah dan kebersihan sudah cukup baik.Â
Sosialisasi dan edukasi mengenai sanitasi sekolah dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta didik demi meningkatkan kesehatan peserta didik.Â
Melalui rangkaian kegiatan sosialisasi dan edukasi mengenai sanitasi sekolah serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ini, peserta didik diharapkan lebih mengetahui dan memahami sanitasi sekolah di antaranya sumber air bersih, manfaat air bersih, manfaat dan tujuan menjaga kebersihan lingkungan sekolah khususnya jamban yang bersih, dan tata cara cuci tangan yang benar dengan memakai sabun.Â
Selain itu, dengan lebih memahami hal tersebut, peserta didik diharapkan mampu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tidak hanya di sekolah, namun di tempat lain yang ada di kehidupan sehari-hari.
Sanitasi sekolah di satuan pendidikan khususnya SD merupakan langkah awal mewujudkan lingkungan belajar yang sehat dan nyaman sehingga memicu meningkatkan kesehatan peserta didik.Â
Sanitasi sekolah merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan kualitas pendidikan. Dengan sanitasi sekolah yang berkualitas, memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan kualitas kesehatan dan kenyamanan peserta didik, dan dapat mencegah penyebaran penyakit sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan dengan menurunnya angka ketidakhadiran peserta didik.Â
Direktorat Sekolah Dasar tahun 2020 menjelaskan bahwa air, sanitasi sekolah, dan perilaku hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan pakai sabun dapat menurunkan angka ketidakhadiran peserta didik secara signifikan hingga 21-54%.
Sanitasi sekolah yang perlu dikelola dengan baik adalah penyediaan air bersih, penggunaan jamban, dan tersedia fasilitas cuci tangan. Air bersih sangat dibutuhkan di sekolah, sehingga harus mencukupi ketersediaannya di sekolah dengan mendapatkan air bersih yang berasal dari sumber air PDAM atau dapat dengan menggali sumur. Idealnya ketersediaan air bersih di sekolah adalah 15 liter/orang/hari.Â
Untuk pengelolaan air bersih supaya selalu tersedia dan mencukupi setiap harinya bisa dilakukan dengan menghemat air dan memakai secukupnya. Ketersediaan air bersih baik secara kualitas maupun kuantitas diperlukan untuk menjaga hygiene dan sanitasi perorangan maupun lingkungan sekolah. Beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui air antara lain diare, kholera, hepatitis, penyakit kulit, mata dan lainnya.
Ketersediaan jamban di sekolah juga merupakan hal penting, karena peserta didik pasti menggunakan jamban. Idealnya jamban dipisah sesuai gender antara laki-laki dan perempuan, dan jumlahnya sesuai dengan jumlah peserta didik.Â
Untuk jumlah jamban di SD sebaiknya perempuan 1:25 yaitu 1 jamban digunakan untuk 25 peserta didik, dan sebaiknya laki-laki 1:40 yaitu 1 jamban digunakan untuk 40 peserta didik.Â
Bak penampungan air atau ember dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk, demikian juga jamban yang pencahayaannya kurang memenuhi syarat kesehatan akan menjadi tempat bersarang dan berkembang biak nyamuk. Oleh karena itu, jamban sekolah harus dibersihkan setiap hari, memiliki pencahayaan yang baik, dan disediakan tempat sampah.
Sanitasi sekolah yang penting lainnya adalah tersedia fasilitas cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun di sekolah bertujuan untuk menjaga diri dan melatih kebiasaan cuci tangan dengan sabun sebelum makan atau sesudah buang air besar merupakan salah satu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).Â
Selain itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro mengatakan, sekolah wajib memiliki tempat cuci tangan dan sanitasi air bersih sebagai syarat pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM).Â
Salah satu penularan COVID-19 dan penyakit lainnya seperti diare hingga ispa terjadi karena virus atau bakteri yang menempel pada tangan. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan salah satu cara untuk mencegah penularan penyakit tersebut sehingga dapat menurunkan penyakit diare hingga 30% dan ISPA hingga 20%.Â
Setidaknya terdapat enam gerakan wajib Cuci Tangan Pakai Sabun (CPTS) secara teratur dan benar diantaranya adalah menggosokkan kedua tangan satu sama lain, menggosok telapak tangan dengan jari-jari yang saling bertautan, menggosok telapak tangan antara jemari dengan posisi saling mengunci, menggosok punggung tangan dengan jemari, menggosok ujung jari pada telapak tangan hingga mengenai kuku terkena sabun, dan terakhir memegang dan cuci ibu jari dengan posisi melingkar.
Sanitasi sekolah yang baik dan layak digunakan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan hal penting yang harus diketahui dan dipahami oleh peserta didik.Â
Secara tidak langsung, pemahaman peserta didik mengenai pentingnya sanitasi sekolah dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang berkualitas dapat bermanfaat bagi orang lain demi kualitas kesehatan yang baik.Â
Investasi pemahaman peserta didik mengenai pentingnya sanitasi sekolah dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang paling efektif adalah melalui pendidikan untuk menanamkan pemahaman yang baik.Â
Selanjutnya, peserta didik bisa menyebarkan informasi dan pengetahuan mengenai sanitasi dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang telah mereka pahami kepada orang tua dan masyarakat.
Penulis: Alifah Siti Khafsah dan Nadhila Zulfa Khairani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H