Mohon tunggu...
Nadhila Zulfa Khairani
Nadhila Zulfa Khairani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Prodi Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia

KKN TEMATIK UPI 2022 Kelompok 84 DPL : Dr. Kamin Sumardi, M.Pd.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Pentingnya Sanitasi Sekolah untuk Investasi Perubahan Perilaku Sehat

10 Agustus 2022   07:55 Diperbarui: 10 Agustus 2022   08:01 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster edukasi mengenai sanitasi sekolah dan kebersihan (Dokpri)

Selain itu, dengan lebih memahami hal tersebut, peserta didik diharapkan mampu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tidak hanya di sekolah, namun di tempat lain yang ada di kehidupan sehari-hari.

Peserta didik SDN Cigugur Tengah Mandiri 1 sedang menggunakan fasilitas cuci tangan (Dokpri)
Peserta didik SDN Cigugur Tengah Mandiri 1 sedang menggunakan fasilitas cuci tangan (Dokpri)

Sanitasi sekolah di satuan pendidikan khususnya SD merupakan langkah awal mewujudkan lingkungan belajar yang sehat dan nyaman sehingga memicu meningkatkan kesehatan peserta didik. 

Sanitasi sekolah merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan kualitas pendidikan. Dengan sanitasi sekolah yang berkualitas, memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan kualitas kesehatan dan kenyamanan peserta didik, dan dapat mencegah penyebaran penyakit sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan dengan menurunnya angka ketidakhadiran peserta didik. 

Direktorat Sekolah Dasar tahun 2020 menjelaskan bahwa air, sanitasi sekolah, dan perilaku hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan pakai sabun dapat menurunkan angka ketidakhadiran peserta didik secara signifikan hingga 21-54%.

Sanitasi sekolah yang perlu dikelola dengan baik adalah penyediaan air bersih, penggunaan jamban, dan tersedia fasilitas cuci tangan. Air bersih sangat dibutuhkan di sekolah, sehingga harus mencukupi ketersediaannya di sekolah dengan mendapatkan air bersih yang berasal dari sumber air PDAM atau dapat dengan menggali sumur. Idealnya ketersediaan air bersih di sekolah adalah 15 liter/orang/hari. 

Untuk pengelolaan air bersih supaya selalu tersedia dan mencukupi setiap harinya bisa dilakukan dengan menghemat air dan memakai secukupnya. Ketersediaan air bersih baik secara kualitas maupun kuantitas diperlukan untuk menjaga hygiene dan sanitasi perorangan maupun lingkungan sekolah. Beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui air antara lain diare, kholera, hepatitis, penyakit kulit, mata dan lainnya.

Ketersediaan jamban di sekolah juga merupakan hal penting, karena peserta didik pasti menggunakan jamban. Idealnya jamban dipisah sesuai gender antara laki-laki dan perempuan, dan jumlahnya sesuai dengan jumlah peserta didik. 

Untuk jumlah jamban di SD sebaiknya perempuan 1:25 yaitu 1 jamban digunakan untuk 25 peserta didik, dan sebaiknya laki-laki 1:40 yaitu 1 jamban digunakan untuk 40 peserta didik. 

Bak penampungan air atau ember dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk, demikian juga jamban yang pencahayaannya kurang memenuhi syarat kesehatan akan menjadi tempat bersarang dan berkembang biak nyamuk. Oleh karena itu, jamban sekolah harus dibersihkan setiap hari, memiliki pencahayaan yang baik, dan disediakan tempat sampah.

Sanitasi sekolah yang penting lainnya adalah tersedia fasilitas cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun di sekolah bertujuan untuk menjaga diri dan melatih kebiasaan cuci tangan dengan sabun sebelum makan atau sesudah buang air besar merupakan salah satu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun