Dalam hidup ini, setiap manusia memiliki harapan entah itu kecil atau besar, banyak atau sedikit, sulit ataupun mudah yang pastinya kita memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Harapan juga memberikan dorongan kepada setiap orang untuk bisa bergerak maju, melangkah demi tujuan, dan berusaha mendapatkan suatu pencapaian.
Konsep harapan ini memainkan peran yang cukup signifikan dalam hidup manusia. Harapan tidak hanya menjadi dorongan bagi kita untuk bermimpi, berimajinasi, dan membayangkan masa depan yang lebih baik, tetapi juga memberikan motivasi yang kuat untuk bangkit dari kegagalan, menghadapi rintangan, dan terus berjuang untuk mencapai tujuan-tujuan kita.Â
Namun, kita perlu diingat bahwa harapan yang hanya tersembunyi sebagai impian di dalam pikiran kita sering kali sulit untuk diwujudkan dalam realitas sehari-hari.
Harapan membantu kita memandang masa depan dengan optimisme dan keyakinan. Saat kita memiliki harapan, kita dapat melihat potensi dan peluang yang ada di sekitar kita. Harapan mendorong kita untuk merencanakan langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan-tujuan kita, membangun strategi, dan mengambil tindakan yang diperlukan. Dalam prosesnya, harapan membantu kita mengatasi rasa putus asa, kekecewaan, dan ketidakpastian yang mungkin timbul di sepanjang jalan.
Namun, harapan juga memerlukan tindakan konkret untuk menjadi kenyataan. Harapan yang hanya terbatas pada pikiran dan impian sering kali tidak mampu mengubah keadaan secara langsung. Untuk mewujudkan harapan, kita perlu mengubahnya menjadi tujuan yang spesifik, merumuskan rencana tindakan yang terarah, dan melakukan langkah-langkah nyata untuk mencapainya.Â
Dalam proses ini, kita mungkin dihadapkan pada tantangan, rintangan, dan kemunduran. Tetapi dengan ketekunan, ketabahan, dan kemauan yang kuat, kita dapat mengatasi hambatan tersebut dan terus bergerak maju menuju pencapaian harapan-harapan kita.
Pengertian Harapan
Dalam perspektif psikologis, harapan dapat diinterpretasikan sebagai serangkaian proses kognitif atau pemikiran positif yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan. Individu yang memiliki harapan cenderung lebih berusaha untuk mencapai tujuan mereka daripada mereka yang kurang memiliki harapan.
Harapan ini memiliki dua komponen yang saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain. Komponen tersebut adalah agency thinking dan pathways though. Agency merujuk pada persepsi individu tentang kemampuannya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Agency ini juga dikaitkan dengan motivasi individu untuk memulai usaha dalam meraih tujuan tersebut.Â
Motivasi ini dipicu oleh keyakinan bahwa tujuan dapat dicapai, tidak hanya berdasarkan keberhasilan di masa depan, tetapi juga pengalaman sukses sebelumnya.Â
Sementara itu, komponen pathways though harapan melibatkan kemampuan untuk mengenali dan melihat cara atau jalur yang dapat diambil dalam mencapai tujuan. Pemikiran jalur ini juga dapat disebut sebagai pola pikir yang memberikan gambaran dan prediksi mengenai langkah-langkah yang akan diambil untuk mencapai tujuan.
Dalam teori harapan, Moraitou dan rekan-rekannya menyatakan bahwa mencapai keberhasilan membutuhkan dua hal, yaitu agency thinking (kemampuan untuk meraih tujuan) dan pathways thought (kemampuan untuk merencanakan langkah-langkah untuk mencapai tujuan).Â
Seseorang yang hanya memiliki salah satu komponen belum dapat dikatakan memiliki harapan. Menurut Snyder, baik agency maupun pathway harus berfungsi dengan baik untuk mencapai kesuksesan dalam mencapai tujuan.
Teori harapan yang disebutkan oleh C.R. Snyder dan tim peneliti Moraitou menyediakan kerangka kerja yang komprehensif untuk memahami dan menggambarkan konsep harapan. Teori ini menyoroti dua komponen utama dari harapan: agensi (agency) dan pemikiran jalur (pathway thinking). Dalam teori ini, Snyder menekankan bahwa kedua komponen ini harus berfungsi secara efektif untuk mencapai kesuksesan.
1. Agency
Agensi merujuk pada keyakinan individu tentang kemampuannya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Ini melibatkan motivasi mental individu untuk memulai dan mengarahkan usaha mereka dalam meraih tujuan.Â
Seseorang dengan tingkat agensi yang tinggi cenderung memiliki keyakinan yang kuat bahwa mereka mampu mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi ini dapat dipicu oleh pengalaman keberhasilan sebelumnya atau keyakinan pada kemampuan diri sendiri.
2. Pathway Thinking
Pemikiran jalur melibatkan kemampuan individu untuk mengenali dan memvisualisasikan cara-cara yang dapat diambil untuk mencapai tujuan. Ini melibatkan pembentukan rencana yang efektif dan strategis, serta kemampuan untuk mengantisipasi rintangan atau hambatan yang mungkin muncul sepanjang jalan.Â
Pemikiran jalur memberikan individu pandangan yang lebih jelas tentang langkah-langkah yang harus diambil untuk meraih tujuan dan membantu dalam mengembangkan rencana tindakan yang terarah.
Menurut teori harapan ini, individu yang memiliki agensi yang tinggi tetapi kurang dalam pemikiran jalur mungkin memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan, tetapi tidak mampu mengembangkan strategi atau rencana yang efektif. Sebaliknya, individu yang memiliki pemikiran jalur yang kuat tetapi kurang dalam agensi mungkin mampu memvisualisasikan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan, tetapi kurang dalam motivasi atau keyakinan diri.
Dalam rangka mencapai kesuksesan, kedua komponen harapan, yaitu agensi dan pemikiran jalur, perlu berfungsi secara bersamaan. Agensi memberikan motivasi dan energi yang diperlukan untuk memulai usaha, sementara pemikiran jalur membantu mengarahkan langkah-langkah dan mengatasi hambatan yang mungkin muncul di sepanjang perjalanan.
Teori harapan ini memberikan landasan untuk memahami bagaimana harapan dapat diukur, dikembangkan, dan ditingkatkan. Menggunakan pendekatan ini, penelitian psikologis dan praktisi dapat memahami lebih baik faktor-faktor yang mempengaruhi harapan, dan mengembangkan intervensi dan strategi yang efektif untuk memperkuat harapan individu dalam mencapai tujuan mereka.
Disamping itu, kita juga perlu untuk membedakan antara harapan, angan-angan, dan khayalan adalah konsep yang sering digunakan dalam konteks pemikiran dan imajinasi manusia. Meskipun terkait erat, ada perbedaan penting antara ketiganya. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai perbedaan-perbedaan tersebut:
1. Harapan: Harapan adalah keyakinan atau keinginan yang kuat bahwa sesuatu akan terjadi atau menjadi kenyataan di masa depan. Harapan didasarkan pada harapan yang realistis dan mungkin tercapai dengan upaya dan tindakan yang tepat. Harapan sering kali terkait dengan tujuan atau aspirasi yang ingin dicapai.
2. Angan-angan: Angan-angan adalah bentuk imajinasi atau pemikiran yang cenderung tidak realistis, tidak terikat pada kenyataan, dan tidak selalu dapat dicapai. Angan-angan dapat berupa impian yang jauh dari kenyataan atau gambaran yang terbangun di pikiran kita tanpa dasar yang jelas. Angan-angan sering kali dipicu oleh keinginan, fantasi, atau ketidaktahuan terhadap batasan-batasan yang ada.
3. Khayalan: Khayalan adalah proses mental di mana seseorang membayangkan atau menciptakan suatu situasi atau pengalaman yang tidak nyata atau tidak ada dalam kenyataan. Khayalan sering kali melibatkan penggambaran atau konstruksi gambaran-gambaran mental yang mengesankan. Khayalan dapat berupa kisah-kisah fiksi, cerita, atau imajinasi yang terjadi di dalam pikiran seseorang.
Secara ringkas, harapan berhubungan dengan keinginan yang realistis dan mungkin tercapai di masa depan. Angan-angan cenderung tidak realistis dan tidak terikat pada kenyataan, sedangkan khayalan melibatkan penciptaan gambaran-gambaran mental yang tidak nyata.
SMART
Terdapat metode yang dapat membantu kita menggapai harapan-harapan kita dengan lebih efektif dan terarah. Metode ini dikenal dengan istilah SMART, yang merupakan singkatan dari Specific (Spesifik), Measurable (Terukur), Achievable (Dapat Dicapai), Relevant (Relevan), dan Time-bound (Terbatas Waktu). Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsep harapan dan bagaimana kita dapat menerapkan metode SMART untuk meraih harapan-harapan tersebut.
Metode ini memberikan kerangka kerja yang terstruktur dan praktis yang dapat membantu kita merencanakan tujuan dengan lebih efektif dan mengambil tindakan yang terarah. Dengan menerapkan konsep SMART, kita dapat memastikan bahwa harapan-harapan kita menjadi lebih spesifik, terukur, dan dapat dicapai.
Tujuan SMART diciptakan untuk mempermudah pengenalan yang akurat tentang apa tujuan tersebut, serta untuk menjelaskan niat untuk mencapainya dan kepada siapa tujuan tersebut ditujukan; dengan demikian, akan lebih mudah untuk melacak sejauh mana tujuan tersebut tercapai. Menurut Boise State University, konsep SMART dikembangkan dalam konteks tujuan yang signifikan sehingga dapat sangat membantu dalam merumuskan tujuan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi kualitas program-program yang diajukan dan diimplementasikan.
- Specific
Specific berarti bahwa tujuan harus memiliki sifat konkret, terperinci, terfokus, dan terdefinisi dengan baik. Program harus menyatakan hasil yang spesifik atau tujuan yang jelas. Hasil ini bisa dinyatakan dalam bentuk angka, persentase, frekuensi, pengamatan, hasil ilmiah, dan sejenisnya. Untuk membantu membuat tujuan menjadi spesifik, dapat digunakan beberapa strategi atau pendekatan.
- Meassurable
Measurable berarti bahwa tujuan dapat diukur untuk menentukan apakah sudah tercapai atau belum dengan menggunakan angka, kuantitas, atau perbandingan. Dalam hal ini, tujuan harus dapat diukur, yang berarti bahwa sumber pengukuran telah diidentifikasi dan dapat digunakan untuk mengukur kemajuan menuju tujuan. Pengukuran ini menghasilkan hasil yang dapat dinilai, baik dalam bentuk skala 1-10 maupun dalam bentuk penilaian keberhasilan dan kegagalan. Pengukuran merupakan alat yang membantu untuk mengetahui kapan tujuan telah terpenuhi.
- Achievable
Achievable berkaitan dengan pertanyaan apakah tujuan yang ditetapkan dapat dicapai dan dapat direalisasikan. Tujuan haruslah memungkinkan untuk dicapai. Jika tujuan terlalu jauh di masa depan, penting untuk menjaga motivasi agar tetap kuat dalam mencapainya. Tujuan membutuhkan dorongan, namun perlu diingat untuk tidak menetapkan tujuan yang terlalu jauh karena hal tersebut dapat menyebabkan frustrasi dan menurunkan motivasi.
- Realistic
Realistic berarti bahwa tujuan harus sesuai dengan ketersediaan sumber daya yang dapat digunakan untuk mencapainya. Pencapaian tujuan membutuhkan sumber daya seperti tenaga kerja, keahlian, keuangan, peralatan, dan sebagainya. Sebagian besar tujuan dapat dicapai, tetapi mungkin memerlukan penyesuaian dalam prioritas untuk mewujudkannya.
- Time-Bound
Time-Bound berarti menetapkan batas waktu untuk mencapai tujuan. Batas waktu tersebut harus dapat dicapai dan realistis. Ketika tidak ada batas waktu yang ditetapkan, motivasi dan kegencaran untuk melaksanakan tugas dapat menurun. Menentukan waktu merupakan kebutuhan yang mendesak dan merupakan langkah yang penting.
Dalam merumuskan dan mencapai tujuan, langkah-langkah praktis menggunakan metode SMART dapat kita ikuti. Pertama, pastikan tujuan yang kita tetapkan bersifat spesifik. Artinya, tujuan tersebut harus jelas, konkret, dan terdefinisi dengan baik.Â
Kita harus menghindari tujuan yang terlalu umum atau ambigu. Kedua, kita perlu menetapkan indikator atau metrik yang dapat digunakan untuk mengukur kemajuan dan pencapaian tujuan. Kita bisa menggunakan angka, persentase, atau parameter lain yang dapat diukur secara objektif agar tujuan bisa terukur. Ketiga, kita harus memastikan tujuan yang kita tetapkan dapat dicapai.Â
Kita perlu meninjau sumber daya yang tersedia, termasuk waktu, keahlian, tenaga kerja, dan anggaran yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Keempat, kita harus selalu memperhatikan realitas dalam menetapkan tujuan. Kita perlu mempertimbangkan keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan yang kita miliki agar tujuan tetap realistis dan dapat dijangkau. Terakhir, jangan lupakan aspek waktu.Â
Kita harus menetapkan batas waktu yang spesifik untuk mencapai tujuan. Kita perlu menentukan tenggat waktu yang realistis dan membuat kita fokus serta terdorong untuk mencapai tujuan tepat waktu. Dengan mengikuti langkah-langkah praktis ini, kita dapat meningkatkan peluang kesuksesan dalam mencapai tujuan kita.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa harapan memiliki peran yang penting sebagai sumber motivasi dalam kehidupan kita. Harapan mendorong kita untuk bermimpi, berimajinasi, dan memvisualisasikan masa depan yang lebih baik. Harapan memberikan motivasi untuk bangkit dari kegagalan, mengatasi rintangan, dan terus berusaha meraih tujuan-tujuan kita.
Selanjutnya, penggunaan metode SMART dalam meraih harapan terbukti sangat bermanfaat. Metode ini membantu kita merumuskan tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan terikat waktu.Â
Dengan menggunakan metode SMART, kita dapat mengidentifikasi dengan jelas apa yang ingin dicapai, mengukur kemajuan kita, memastikan tujuan dapat dicapai, menyesuaikan dengan sumber daya yang tersedia, dan menetapkan batas waktu yang menggerakkan kita untuk bertindak. Kita diajak untuk menerapkan metode SMART dan meraih harapan kita sendiri.Â
Dengan menerapkan langkah-langkah praktis dalam metode SMART, kita dapat meningkatkan peluang kesuksesan dalam mencapai tujuan-tujuan kita. Jadi, mari kita tetap berharap, menggunakannya sebagai sumber motivasi, dan mengikuti metode SMART untuk meraih impian dan harapan kita dalam kehidupan.
Referensi
Cynthia, G. (2021). Metode Pembelajaran Smart (Spesific, Measurable, Achievable, Realistic And Time Bound) Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Ditinjau Dari Tipe Kepribadian (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
Muniroh, A. (2018). Hope dan optimisme: Diskursus perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Al-Musthofa: Journal of Sharia Economics, 1(1), 1-9.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H