Apakabar semuanya? Sebelum melanjutkan dengan part 2 ini ada baiknya dibuka dulu atau dibaca dulu artikel sebelum ini yang part 1 ya. Karena ini sambungan dari posting sebelumnya. Bisa dilihat di link ini PART 1
Baiklah akan saya lanjut, sebelum saya mulai tolong disiapkan dulu kacamata baca, minuman dan cemilan ya karena ini akan memakan waktu yang tidak sebentar dan ditambah lagi nanti akan ada banyak pertanyaan yang muncul didalam benak kalian. Ada beberapa tulisan disini yang saya ambil dari website Ketofastosis ya jadi kalau ada yang melihat sama, berarti memang saya ambil dari sumber nya. Bukan sumber mata air ya jangan salah loh.
Untuk info sebelumnya, kalian dapat menghubungi saya di instagram @nadacandys atau twitter @nadataufik Silahkan DM saya kapan saja, kirim pertanyaan seputar apa yang saya posting, asal jangan minta sumbangan atau lain sebagainya karena pasti langsung saya blok.
Saya lanjut lagi ya untuk Ketofastosis ini, sebelumnya seperti posting saya di Part 1 bahwa saya memulai pola hidup ini semenjak Mei 2017 karena penyakit-penyakit yang saya derita termasuk obesitas (120 Kg dengan tinggi 155 cm), penderita ashma, penderita PCOS (Polycystic Ovary Syndrome) = hormon yang tidak seimbang didalam tubuh, penderita diabetes (GDP = 330), penderita anemia, penderita maag, leher sering kaku, cepat lelah dan juga gampang sekali mengantuk.Â
Didalam Ketofastosis ini kita mengenal 3 fase didalamnya, yaitu
- Fase Induksi
- Fase Konsolidasi
- Fase Maintance.
Sebelum memulai untuk menjelaskan apa saja fase-fase diatas, tidak lupa saya akan menyarankan pemula untuk mempersiapkan bahan-bahan awal yang akan digunakan dalam masa adaptasi.
Persiapkan bahan-bahan utama yang dibutuhkan untuk dikonsumsi di jam puasa dan jam makan, yaitu Air putih 3 Liter, Virgin Coconut Oil (VCO), Garam Himalaya dan Teh Hijau (Green Tea). Lalu mempelajari dengan baik tentang apa itu Ketofastosis atau cari postingan saya sebelumnya.
Fase InduksiÂ
adalah fase dimana tubuh dipicu untuk menggunakan dan menghabiskan semua cadangan glukosa dalam bentuk "glycogen" pada massa otot dan liver ditubuh. Tujuannya agar setelah "glycogen" ini habis, maka tubuh akan menginisiasikan pembentukan "Ketone" di liver sebagai bahan bakar pengganti glukosa di seluruh tubuh, terutama untuk sel-sel otak.
Target utama dari fase Induksi adalah memperoleh keseimbangan "gula darah puasa" dibawah 80 mg/dL, dimana dengan memiliki gula puasa serendah itu dan dengan syarat tidak mengalami gejala "Hypoglycemic" di level tersebut, telah membuktikan bahwa tubuh sudah beralih menggunakan "Lemak" (Free Fatty Acid) dan "Ketone" sebagai sumber bahan bakar dominan ditubuh. Puasa merupakan kunci utama dalam program Fastosis, sehingga penguasaan terhadap jam puasa merupakan "Target Utama" didalam program ini.Â