Mohon tunggu...
Nada Taufik
Nada Taufik Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Seorang writer, producer film, stand up comedian, fotografer, mentor Ketofastosis, business woman yang bergerak dibidang Bags dan Fashion. Pernah bergerak dibidang tarik suara (singer), Host dan MC.

Selanjutnya

Tutup

Horor

His Spirit Still Alive Part 1

27 Mei 2023   18:19 Diperbarui: 30 Mei 2023   03:33 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Aku tersentak dari tidurku, aku menangis dan sedikit berteriak, suamiku terbangun lalu melihatku dan memelukku. Dia mengusap kepalaku, seperti mengetahui bahwa aku memimpikan hal aneh terjadi lagi. Aku melihat papa di sebuah tangga rumah mewah, dia menggunakan baju putih lagi, tapi kali ini yang kulihat badannya seperti waktu muda, mukanya sangat ceria dan tersenyum kearahku. Mimpiku tidak seburuk yang dipikirkan orang lain, hanya saja untukku itu mimpi yang tidak ingin aku dapatkan ketika papa ku masih dapat bernafas dengan lega. Aku melirik jam di dinding, kulihat jam 3 pagi, hampir mendekati subuh lalu aku memutuskan untuk bangun dan pergi ke kamar mandi untuk sekedar mencuci muka.

            Aku memutuskan untuk menggunakan kamar mandi yang berada di luar kamar, walaupun kamar ku ada kamar mandi dalam. Saat aku berjalan perlahan, kulihat ada bayangan hitam duduk di sofa ruang TV ku. Aku menoleh sebentar lalu melanjutkan jalanku kearah kamar mandi. Sesampainya di kamar mandi aku memutuskan untuk mengambil air wudhu dan niat untuk melanjutkan sholat tahajud. Setelah selesai dari kamar mandi, bayangan itu berdiri tepat didepan pintu kamar mandi, aku tersentak dan untung nya aku tidak tergelincir karena kagetnya. Aku menghela nafas, lalu menundukkan kepalaku seolah aku permisi numpang lewat, tapi bayangan itu membisikkan sesuatu yang membuatku terperanjak. "Hidupnya sudah selesai, tapi masalahnya belum selesai, kamu harus menyelesaikannya!" Aku terdiam, tersentak lalu aku berlari kecil kearah kamar dan menyelesaikan niatku untuk sholat tahajud.

            Aku sengaja melama-lamakan doaku saat itu, setidaknya menunggu waktu sholat subuh pun datang, karena perasaanku campur aduk tidak karuan. Aku tidak bisa berbuat apapun, hanya bisa duduk bersila dan menyelesaikan zikirku saat itu. Waktu rasanya lama sekali, aku merasa di kelilingi beberapa bayangan saat itu. Aku tidak tau apakah bayangan ini baik atau tidak, apakah bayangan ini bisa membunuhku atau justru hawa takutku yang membuatku depresi. Aku tak bisa berpikir, zikirku juga tak karuan, rasa takut, khawatir, semua campur aduk, aku melirik ke arah tempat tidur, suamiku masih tidur dengan tenangnya tanpa dapat melihat kegelisahanku saat itu, aku yakin rasa campur aduk ku pun dia tidak akan pernah tau. Tak lama kemudian akhirnya adzan berkumandang, ternyata aku sempat tertidur sebentar di tikar sholatku. Aku berdiri dan jalan lagi ke kamar mandi yang ada didalam kamar untuk mengambil air wudhu lagi.

Keesokan paginya

           

            Billa sibuk menyiapkan sarapan untuk dibawa ke sekolah, dia memang anak yang mandiri dari kecil, semua dia persiapkan sendiri, walaupun kadang berantakan. Dia lalu melihatku melangkah kecil kearah dapur, dia tertawa lirih lalu berkata perlahan.

            "Perjuanganmu sia-sia, apapun yang sudah waktunya tidak bisa diambil lagi." Katanya sambil mengambil tempat minum diatas lemari

            "Aku tau maksudmu, tapi ada sesuatu yang aku tidak mengerti."

            "Apa itu?" tanya Billa menghentikan langkahnya dan menghadap kearahku.

            "Bayangan itu mengatakan bahwa HIDUPNYA SUDAH SELESAI TAPI MASALAHNYA BELUM SELESAI DAN AKU HARUS MENYELESAIKANNYA" kata ku sambil menirukan suara bayangan itu yang kudengar tadi subuh.

            "Masalah apa maksudnya? Aku ga ngerti!" kata Billa mendengarku dengan serius, lalu tak lama Andri keluar dari kamar lalu membuat kopi. Aku dan Billa terdiam dan tidak melanjutkan perbincangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun