Mohon tunggu...
Nada Taufik
Nada Taufik Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Seorang writer, producer film, stand up comedian, fotografer, mentor Ketofastosis, business woman yang bergerak dibidang Bags dan Fashion. Pernah bergerak dibidang tarik suara (singer), Host dan MC.

Selanjutnya

Tutup

Horor

His Spirit Still Alive Part 1

27 Mei 2023   18:19 Diperbarui: 30 Mei 2023   03:33 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Sesampainya dirumah, kita berdua duduk termenung di dapur, Billa mendekatkan bangku kearahku dan melihat aku yang masih terdiam dan tidak berkata apapun juga. Saat itu aku hanya menghela nafas, aku tau semua manusia pasti akan meninggal, pasti akan mati. Tapi tidak dengan papa ku. "TIDAK!" jeritku dalam hati. Billa lalu mengambilkan cangkir kopi yang ada didepanku dan memberikannya padaku, dia menatap tajam kearahku dan memegang tanganku.

"Bun, it's his time! Kita tidak bisa berbuat apapun..." katanya berbisik padaku. Aku masih terdiam walaupun aku mendengar jelas perkataannya saat itu. Aku tau dia pasti sudah merasakan apa yang kurasakan saat itu.

"I know... but why HIM? I love him so much, you know that!" jawabku berbisik. Rumahku dan papa tidak jauh, hanya berjarak beberapa meter, papa tinggal bersama mama dan seorang pembantu, sedangkan aku, Billa dan suamiku tinggal disebelah rumahnya. Ayah Billa sudah lama bercerai denganku, sehingga suamiku yang sekarang adalah bapak sambungnya. Andri.

Sedikit cerita tentang Andri, dia sama seperti papa ku yang sangat logika, ntah dia mengenal dunia ghoib atau tidak. Tapi selama aku menikahinya tidak sekalipun dia ada rasa takut untuk hal seperti itu, dia tau bahwa aku dan Billa mempunyai kekurangan, indera keenam. Seperti hal nya papa, Andri tidak pernah kami beritahu apapun tentang ghoib, karena untuk kami, cerita ghoib ke Andri dan papa sama seperti cerita dengan tembok. Tidak akan ada habisnya, di satu pihak mereka tidak percaya hal seperti itu. Aku, mama dan Billa memang mempunyai kekurangan yang sama, hanya saja mama dapat merasakan saja, tanpa bisa lebih dari itu, kalau aku dapat merasakan, dapat melihat walaupun tidak jelas, sedangkan Billa, dari kecil sudah dapat berkomunikasi dengan hal ghoib. Dia dapat melihat, merasakan, berkomunikasi dengan mereka. Aku tidak mengerti kenapa justru Billa yang lebih sensitif dari kami.

Aku mengetahui bahwa semua manusia yang hidup di dunia hanya sementara, hanya di titipkan pesan yang harus kita kerjakan, ibadah. Tapi pada saat itu aku tidak mau papa ku diambil duluan, aku seperti masih tidak merelakan apapun yang terjadi dengan papa. Kulihat lagi pesan singkat tersebut, tulisannya tetap sama dan tidak terlihat notifikasi lainnya, bahkan tanda "ONLINE" di nama nya pun tidak ada. Aku merasa ada hal aneh yang akan terjadi.

"Bun, Billa mimpi semalam ada kakek-kakek mengenakan sorban dia bilang kakek Billa sudah selesai, dia harus kembali ke asalnya." Kata-kata Billa tidak mengejutkanku sama sekali, selain memang usianya yang hampir masuk 80 tahun, aku tidak mengelak bahwa sudah banyak bonus usia untuk papa. Hanya saja aku masih belum bisa melepas kepergiannya.

"Yes, I know!" jawabku singkat. Lalu Billa mengambil HP kakek nya dari tanganku yang masih dalam keadaan mati.

"Ini yang akan mengingatkan kita, bahwa kakek akan pergi." Billa menunjukkan HP itu dari tangannya, dia mengatakan bahwa HP itu akan menjadi alat satu-satunya kenangan.

"Apa maksudmu?" tanyaku pada Billa

"Sebuah pesan akan selalu hadir bersama kita, walaupun nanti kakek sudah tidak ada lagi, HP ini tidak boleh dipegang siapapun juga. Jika bunda masih belum merelakannya, maka simpanlah HP ini, tapi jika sudah merelakan kepergiannya, lalu kuburlah bersamanya." Kata Billa lalu meninggalkan diriku yang masih menghisap rokok dan menyedu kopi yang sudah dingin di dapur.

Aku terdiam dan menyadari bahwa sesuatu akan terjadi dan sesuatu yang besar akan kami alami, ntah itu baik atau buruk. Ini pertanda tidak baik ke depannya, karena Billa seperti memberitahukan sesuatu yang tidak biasa dia lakukan. Aku hanya terdiam dan menghabiskan kopi ku. Lalu aku kembalikan HP papa ku yang mati ke dalam laci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun