Soal pemilihan dan pemilihan ini tentu bergantun pada seleraku saat itu. Tak ada yang bisa intervensi seleraku. Aku mau mulai dari yang mudah atau dari yang sulit adalah semata urusanku. Aku mau pilih yang silent atau yang heboh, juga adalah urusanku. Pers tak bisa mengorek informasi tentang alasanku memilih dan memilah, karena hanya aku dan Tuhanku lah yang tahu isi hatiku. Harap maklum.
Sekarang para pembaca yang budiman sudah paham betapa dahsyatnya alat sadap, betapa kita bisa berbuat banyak tanpa harus ada sayap.Â
Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah untuk memberantas korupsi secara massif perlu diperluas penggunaan alat penyadap? Silakan para cerdik pandai membahas dan menimbangnya.
Akhirul kata aku ucapkan selamat idul fitri 1436 h, mohon maaf lahir dan bathin, terutama kepada mereka yang terlanjur kena sadap.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H