Mohon tunggu...
Nabillah Mainisyah zain lubis
Nabillah Mainisyah zain lubis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi pendidikan bahasa Indonesia

Pengarang sastra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak

7 Juni 2024   12:22 Diperbarui: 7 Juni 2024   12:33 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENGARUH GADGET TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

Nabillah Mainisyah Zain Lubis

Vera Sardila

Pendidikan Bahasa Indonesia 

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

 Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Abstrak : Gadget merupakan salah satu teknologi yang saat ini sedang populer, baik dikalangan orang dewasa maupun anak anak. Gadjet memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan manusia, juga termasuk anak anak. Perkembangan media dan tekhnologi menjadi tantangan terhadap perkembangan anak. Banyak dampak negatif yaitu dapat mengganggu kesehatan, dapat mengganggu perkembangan anak, rawan terhadap tindakan kejahatan, dapat mempengaruhi perilaku anak, sulit konsentrasi terhadap dunia nyata, terganggunya fungsi otak pada anak (Pre Frontal Cortex), dan dapat ketergantungan terhadap gadget (Introvert). Sangat penting peran orang tua untuk mengawasi, mengontrol dan memperhatikan segala aktivitas anak untuk melihat perkembangan anak yang lebih baik.

Kata kunci : Pengaruh Gadget 

Pendahuluan :

Teknologi adalah benda-benda atau alat-alat yang diciptakan oleh manusia untuk membantu dan mempermudah pekerjaan manusia dalam melakukan beberapa hal. Teknologi telah membantu dan mempengaruhi semua kalangan baik itu orang dewasa, remaja, bahkan anak-anak. Sekarang hampir semua anak sudah menggunakan teknologi berbagai macam versi, yaitu smartphone, ipad, tab, laptop dan sebagainya. Hal ini juga sangat mempengaruhi perkembangan anak usia dini karena teknologi disebut juga sebagai alat atau media pembelajaran yang sangat efektif. Jadi tidak heran sekarang kita sering kali melihat banyak anak-anak usia dini yang memegang smartphone. Smartphone adalah sebuah perangkat elektronik yang memiliki fungsi khusus. Dari hari ke hari selalu muncul dengan menyajikan teknologi terbaru yang membuat hidup manusia menjadi lebih praktis dan mudah terjangkau. Dalam perkembangan teknologi jelas sangat mempengaruhi anak. Karena dengan kemajuan teknologi dapat membantu daya kreatifitas anak. Dengan adanya tampilan gambar yang bisa bergerak, efek suara, atau nyanyian membuat media pembelajaran dengan memanfaatkan perangkat teknologi sangat disukai oleh anak-anak.

Menurut Yohana Yembise mengatakan bahwa para orang tua harus mengontrol anak mereka yang sudah bermain gadget. Sebab, dari memegang gadget seperti handphone (HP) maupun tablet, anak bisa mendapatkan berbagai informasi yang belum tersaring dengan baik.3 Peran orang tua yang dulunya sebagai teman bermain bagi anaknya sekarang telah digantikan oleh gadget. Padahal masa anak-anak adalah masa dimana tumbuh dan berkembangnya fisik maupun psikis manusia. Dimasa ini anak harus banyak bergerak agar tumbuh kembang anak optimal. Apabila dimasa ini anak-anak hanya asyik berada didepan gadgetnya, kemungkinan pertumbuhan dan perkembangan anak akan kurang optimal baik itu fisik maupun psikis.

Pembahasan :

1. Pengertian gadget

Gadget menurut Agoeng Noegroho (2010:15) adalah sebuah benda (alat atau barang eletronik) teknologi kecil yang memiliki fungsi khusus , tetapi sering diasosiasikan sebagai sebuah inovasi atau barang baru. Gadget selalu diartikan lebih tidak biasa atau didesain secara lebih pintar dibandingkan dengan teknologi normal pada masa penemuannya. Gadget merupakan salah satu teknologi yang sangat berperan pada era globalisasi ini. Sekarang gadget bukanlah benda yang asing lagi, hampir semua orang memilikinya. Tidak hanya masyarakat perkotaan, gadget juga dimiliki oleh masyarakat pedesaan. Sekarang ini memang tiap-tiap dari masyarakat baik tua maupun muda dan dari berbagai golongan telah mampu mengoperasikan gadget dengan baik.

2. Pengertian anak usia dini

Masa kanak-kanak adalah masa emas yang tidak dapat terulang kembali, masa sensitif dan berkembangnya seluruh aspek perkembangan anak, yang nantinya akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya. Namun, kemampuan anak untuk tumbuh dan berkembang tidak dapat hadir begitu saja. Ada proses atau tahapan-tahapan yang harus dilaluinya, yang didalamnya diperlukan stimulus-stimulus dari lingkungannya untuk mendukung perkembangannya secara optimal. Untuk itulah orang tua, guru, masyarakat bahkan pemerintah harus mengetahui hakikat anak usia dini terlebih dahulu sebelum memberikan stimulus pada mereka, sehingga stimulus atau dukungan yang diberikan tidak hanya dapat mengoptimalkan perkembangan anak di setiap aspek perkembangan anak, namun juga dapat berdampak positif bagi diri dan lingkungan anak. Anak usia dini adalah anak usia dini adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun.

3. Penggunaan gadget

Di Indonesia kini bahkan menjadi salah satu negara dengan Facebook, Twitter, dan WhatsApp terbesar di dunia yang penggunanya masing-masing mencapai 52 juta. Ini adalah kenikmatan penduduk dunia abad ke-21. Jarak dan waktu d bagaikan terbuang oleh kemajuan teknologi informasi semacam ini. Di Indonesia, bila di Thun 2012 hanya 27 % anak usia balita yang menggunakan gadget, di tahun 2014 jumlahnya meningkat 73%. Gadget tidak hanya dikalangan orang dewasa, tetapi juga berada pada di kalangan anak usia dini ( 2-6 tahun). Penggunaan gadget oleh anak usia dini (2-6 tahun) belum lah seperti orang dewasa untuk googling informasi di Web, blog, instagram, twitter, line, whatsapp, atau aneka aplikasi Gojek, Uber, Grab, tetapi lebih banyak untuk bermain game, mendengarkan musik atau melihat film.

Rata-rata lama penggunaan tersebut juga mendapati, 4 hingga 6 di antara 10 anak usia prasekolah sudah sangat lekat dengan tayangan televisi maupun aplikasi di gadget, sehingga beresiko mengalami kecanduan. Montolalu mengatakan, bermain bagi anak-anak mempunyai arti yang sangat penting karena melalui bermain anak dapat menyalurkan segala keinginan dan kepuasan, kreativitas dan imajinasi. Sayangnya, sekarang lingkungan bermain anak telah diganti dengan gadget, sebagai teman terdekat anak. Gadget sebenarnya baik saja, jika digunakan seperlunya untuk hal yang positif dan penggunaan oleh anak-anak harus dibawah kendali orang tu, baik pembatasan, pengawasan atau dampingan. Meskipun banyak sekali konten yang menarik di gadget, ada banyak konten yang bisa di ambil dari gadget yang bisa saja mengembangkan anak bahkan menjadi konten buruk sekalipun yaitu:

a. Gadget konten edukasi

Konten edukasi bisa berupa film, lagu maupun game. Game edukasi yaitu permainan disertai pembelajaran. Game edukasi digunakan untuk menjadikan proses belajar menjadi lebih mengasyikan dan tidak menjenuhkan. Dalam batas-batas ini, maka gadget masih memberikan manfaat positif bagi anak. Menurut Dr. Larry Rosen dari California State University D. Hills, mengatakan menggunakan gadget seperti smartphone dan tablet untuk edukasi, masih punya dampak positif bagi anak-anak. Layar sentuh dapat berperan sebagai media pembelajaran sentuh menyentuh, aplikasi dan game edukasi, bisa membantu kemampuan komunikasi non- verbal anak-anak berkembang cepat. Bukan cuma untuk anak-anak normal, bagi anak-anak yang menderita mental disorder pun dapat bermanfaat, sebagai alat terapi yang menarik.

b. Gadget konten non-edukasi

Game yang tersedia di gadget, bukan hanya game edukasi, hiburan atau lucu-lucu, tetapi juga banyak game kekerasan maupun unsur pornografi. Penelitian pada kesenangan anak berain game, terlihat bahwa anak pada semua tingkatan umur lebih menyukai permainan bukan edukasi, namun yang bersifat ganas atau kekerasan. Menurut Iwan Januar dalam buku Game Mania ( 2006: 31) terdapat beberapa faktor yang dapat membuat seseorang bermain game yaitu adanya tawaran kebebasan, keberagaman pilihan, daya tarik elemen elemen game, antar muka, tantangan dan aksesibilitasnya. Pengaruh negatif pada permainan elektronik sering dikaitkan dengan jenis permainan dan nilai kekerasan maupun unsur pornografi yang terdapat dalam permainan tersebut. Games seperti inilah yang mempengaruhi sikap negatif seperti tingkah yang agresif pada permainan.

c. Gadjet konten pornografi

Sebenarnya pornografi menurut Jarot Wijanarko dan Ester Setiawati (2016:9-10) dikatagorikan sebagai konten non edukasi, karna sifatnya menarik dan unik, lebih adiktif, pemainnya luas, jenisnya banyak, mulai dari gambar, berita, film, hingga game, maka konten ini sangatlah sensitif. Pornografi menyebabkan kecanduan yaitu perilaku berulang untuk melihat hal-hal yang merangsang nafsu seksual sehingga dapat merusak pikiran seseorang karena tidak sanggup menghentikannya. Sebaliknya justru ingin melihat lagi dan lagi dan tingkat pornografi dengan pola yang berbeda, yang lebih keras, lebih aneh untuk memuaskan nafsu yang tidak ada habisnya. Akibatnya kecanduan pornografi, dampaknya negatif lebih jelek daripada kecanduan narkoba, dengan akses yang lebih mudah. Kerusakan otak permanen otomatis kemampuan anak dan perilaku anak.

4. Dampak positif dan negative gadget terhadap anak

Dampak positifnya:

a. Berkembangnya imajinasi, (melihat gambar kemudian menggambarnya sesuai imajinasinya yang melatih daya pikir tanpa dibatasi oleh kenyataan). 

b. Melatih kecerdasan, (dalam hal ini anak dapat terbiasa dengan tulisan, angka, gambar yang membantu melatih proses belajar). 

c. Meningkatkan rasa percaya diri. (saat anak memenangkan suatu permainan akan termotivasi untuk menyelesaikan permainan).

d. Mengembangkan kemampuan dalam membaca, matematika, dan pemecahan masalah. (dalam hal ini anak akan timbul sifat dasar rasa ingin tahu akan suatu hal yang membuat anak akan muncul kesadaran kebutuhan belajar dengan sendirinya tanpa perlu dipaksa).

Dampak negatifnya:

a. Penurunan konsentrasi saat belajar (pada saat belajar anak menjadi tidak fokus dan hanya teringat dengan gadget, misalnya anak teringat dengan permainan gadget seolah-olah dia seperti tokoh dalam game tersebut). 

b. Malas menulis dan membaca, (hal ini diakibatkan dari penggunaan gadget misalnya pada saat anak membuka vidio di aplikasi Youtube anak cenderung melihat gambarnya saja tanpa harus menulis apa yang mereka cari). 

c. Penurunan dalam kemampuan bersosialisasi, (misalnya anak kurang bermain dengan teman dilingkungan sekitarnya, tidak memperdulikan keadaan disekelilingnya. 

d. Kecanduan, (anak akan sulit dan akan ketergantungan dengan gadget karena sudah menjadi suatu hal yang menjadi kebutuhan untuknya). 

e. Dapat menimbulkan gangguan kesehatan, (jelas dapat menimbulkan gangguan kesehatan karena paparan radiasi yang ada pada gadget, dan juga dapat merusak kesehatan mata anak). 

f. Dapat mempengaruhi perilaku anak usia dini, (seperti contoh anak bermain game yang memiliki unsur kekerasan yang akan mempengaruhi pola perilaku dan karakter yang dapat menimbulkan tindak kekerasan terhadap teman).

5. Saran untuk orang tua

Saran untuk Orang Tua Terhadap Gadget yang Dapat Mempengaruhi Perkembangan Anak:

a. Membatasi Waktu Penggunaan: Membatasi waktu penggunaan gadget agar tidak berlebihan dan memastikan anak memiliki waktu untuk bermain, berinteraksi dengan teman, dan melakukan aktivitas fisik lainnya.

b. Mengawasi Konten dan Aplikasi: Mengawasi konten dan aplikasi yang diakses anak agar tidak terjerumus ke konten negatif, seperti unsur kekerasan, pornografi, perjudian, atau penyalahgunaan narkoba.

c. Memberikan Contoh yang Baik: Memberikan contoh yang baik pada anak dengan tidak memakai gadget saat bersama mereka dan senantiasa melibatkan anak dalam permainan yang mengunakan kreatifitas fisik, seperti menggambar, main petak umpet, main kelereng, layang-layang, dan jenis permainan tradisional lainnya.

d. Melakukan Filter Terhadap Konten: Melakukan filter terhadap jenis tontonan yang ditonton oleh anak untuk menghindari pengaruh negatif terhadap psikologi dan sosial anak.

e. Mengatur Jadwal Penggunaan: Mengatur jadwal penggunaan gadget dan melakukan aktivitas seru lainnya, seperti mengajak anak bermain bersama di luar rumah, untuk membatasi penggunaan gadget.

f. Mengawasi Kesehatan Mata: Mengawasi kesehatan mata anak dan memastikan mereka tidak terlalu lama memandang layar gadget tanpa beristirahat.

g. Melibatkan Anak dalam Pembelajaran: Melibatkan anak dalam pembelajaran yang memanfaatkan teknologi, seperti menggunakan tablet atau perangkat genggam lainnya, untuk meningkatkan keterampilan kognitif dan motorik mereka.

h. Mengawasi Perilaku Anak: Mengawasi perilaku anak saat menggunakan gadget dan memastikan mereka tidak terlalu fokus pada gadget dan mengabaikan komunikasi dengan orang lain.

Dengan demikian, orang tua dapat membantu anak menggunakan gadget dengan bijak dan memastikan perkembangan anak yang seimbang dan positif

Penutup :

Orang tua tidaklah mudah di era globalisasi informasi seperti sekarang ini tidak saja dibutuhkan keteguhan, kecakapan, kesabaran, dan kearifan dalam bersikap tetapi juga dalam bertindak. Apalagi di zaman sekarang yang serba membutuhkan barang teknologi untuk melakukan kegiatan apapun. Peran orang tua penting terhadap perkembangan anak-anaknya yang semakin canggih dengan gadget yang mereka punya. Gadget memang dibutuhkan untuk sarana komunikasi terhadap segalanya. tetapi pengawasan serta bimbingan orang tua terhadap anak harus selalu dilakukan. Karena jika orang tua terlena dengan anak yang bisa bermain gadget lama-lama anak hanya bisa bermain gadget dan tidak bisa berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Sebaiknya orang tua mengenalkan gadget pada anak dan juga mengenalkan budaya atau tradisi dalam arti cara menghormati dan sopan santun dalam bermasyarakat. Sehingga peran anak di masa yang akan datang menjadi lebih baik.

Daftar kepustakaan :

Januar, Iwan. Game Mania, Jakarta: Gemalnsani, 2006

Noegroho, Agoeng. Teknologi Komunikasi,Yogyakarta:Graha Ilmu, 2010

Saputri, A. D., & Pambudi, D. A. (2018). Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini. In Annual Conference on Islamic Early Childhood Education (ACIECE) (Vol. 3, pp. 265-278).

Subarkah, M. A. (2019). Pengaruh gadget terhadap perkembangan anak. Rausyan Fikr: Jurnal Pemikiran Dan Pencerahan, 15(1).

Wijanarko, Jarot. Setiawati, Ester, Ayah Ibu Baik Parenting Era Digital, Jakarta: Keluarga Indonesia Bahagia, 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun