Mohon tunggu...
Nabilatul Hawa
Nabilatul Hawa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia

Manusia perangkai kata dan rasa menjadi sebuah karya

Selanjutnya

Tutup

Film

Mahakarya Layaknya Film Hollywood: Resensi Film "Mencuri Raden Saleh"

19 Desember 2023   11:06 Diperbarui: 25 Januari 2024   05:20 3132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu lukisan yang terpajang di salah satu penginapan. Photo by : Nabilatul Hawa

Terdapat Nilai Sejarah di Dalamnya

Tidak hanya sekedar aksi pencurian lukisan biasa. Tetapi dalam film tersebut, Piko mengatakan bahwa lukisan "Penangkapan Diponegoro" bukan hanya sekedar lukisan. "Ada pengkhianatan di dalamnya." Ujar Piko. Bagaimana Raden Saleh memberi warna jingga yang membuat orang-orang berpikir kapan peristiwa penangkapan itu terjadi, apakah ketika matahari terbit atau ketika matahari tenggelam, dan beberapa aspek lainnya.

Product Placement yang Tidak Berlebihan

Merupakan hal yang wajar jika di sebuah film terdapat product placement dari sponsor yang ikut mensponsori film tersebut. Dalam film "Mencuri Raden Saleh" penempatan sebuah product menurut penulis tidak terlalu berlebihan, sehingga tidak memecah fokus para penonton.

Turun Layar dengan 2,3 Juta Penonton

Tayang selama kurang lebih dua bulan di bioskop, film "Mencuri Raden Saleh" turun layar dengan jumlah penonton sebanyak 2,3 juta. Bahkan Mencuri Raden Saleh berhasil mengumpulkan 1 juta penonton hanya dalam 9 hari penayangan. Begitu luar biasa antusiasme penonton menyambut film yang dierankan oleh aktor-aktris ternama tersebut.

Beberapa Hal yang Menjadi Kekurangan 

Setiap hal yang merupakan produk buatan manusia itu memiliki kelebihan yang juga  berdampingan dengan kekurangan. Film "Mencuri Raden Saleh" memiliki segudang kelebihan, tetapi juga tidak luput dari kekurangan. Menurut penulis, beberapa kekurangan dalam film "Mencuri Raden Saleh" yaitu :

- Dalam penayangannya, ada beberapa scene dimana audio tersebut tidak terdengar dengan jelas. Hal ini mengakibatkan kita sebagai penonton tidak bisa larut dalam adegan tersebut. Salah satunya terdapat adegan menjelang ending, dimana terjadi pengkhianatan yang merupakan plot twist dari film tersebut. Ada dialog Piko yang kurang terdengar jelas bagi penulis sehingga penulis tidak bisa terlalu larut dalam adegan itu. Bahkan cenderung mengabaikan dialog yang diucapkan dengan hanya menangkap kesimpulan adegan secara garis besar, yaitu terjadi sebuah pengkianatan.

- Terlepas dari para tokoh utama, menurut penulis ada beberapa tokoh yang kemunculannya cukup membuat penonton bertanya-tanya. Salah satunya, tokoh Reza yang diperankan oleh Reza Hilman. Reza ini hanya muncul pada saat pesta ulang tahun Permadi. Dia tiba-tiba ikut membantu Sarah dalam bertarung di pesta tersebut. Setelah itu tidak ada lagi kemunculan Reza. Sehingga ini cukup membuat bingung penonton, karena tidak adanya Reza dari awal film dimulai dan juga selesai dengan tiba-tiba.

- Tidak hanya pada tokoh Reza, tetapi penulis juga merasa janggal dengan pemeran Rama yang dibawakan oleh Muhammad Khan. Rama diceritakan sebagai anak mantan presiden, yaitu Permadi. Karakter Rama disini merupakan seorang playboy dan juga troublemaker. Sebenarnya tidak ada permasalahan dalam hal acting bagi Muhammad Khan dalam membawakan peran tersebut. Hanya saja image Rama yang digambarkan oleh Muhammad Khan terkesan tidak begitu cocok. Terlebih lagi antara Permadi dan Rama juga tidak memiliki kemiripan sedikitpun, sehingga dirasa kurang cocok disatukan sebagai ayah dan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun