Pemilihan Karekter yang Tepat bagi Para Pemeran Utama
Bukan tanpa alasan film "Mencuri Raden Saleh" ini mendapatkan pujian oleh para penonton. Hal ini salah satunya disebabkan oleh pemilihan karakter yang tepat bagi setiap pemeran utamanya. Keenam pemeran utama, baik Iqbal Ramadhan, Angga Yunanda, Umay Shahab, Rachel Amanda, Ari Irham dan Aghniny Haque mendapatkan porsi yang sesuai dalam film tersebut. Walaupun diisi oleh para aktor muda berbakat, tetapi tidak ada yang terlalu mendominasi dalam film ini. Karena semua aktor memainkan perannya dengan sangat baik.
Pendalaman Karakter yang Sangat Baik
Seperti yang telah diceritakan dalam sinopsis, setiap tokohnya memiliki peran masing-masing. Iqbal Ramadhan yang berperan sebagai Piko, seorang mahasiswa seni yang hebat dalam melukis, benar-benar mendalami perannya. Hal ini terlihat dari cara Iqbal dalam membuat lukisan, sehingga bagi penonton yang mungkin tidak terlalu mengenal Iqbal, akan berpikir bahwa Iqbal benar-benar seorang pelukis profesional. Bahakan Iqbal menyebutkan bahwa untuk memainkan perannya sebagai Piko, ia sampai belajar melukis dengan profesional. Tidak hanya itu, dalam penyamarannya sebagai seorang pelayan ketika scene ulang tahun Permadi. Iqbal menggunakan gesture layaknya pelayan yang profesional di bidangnya. Ini juga terlihat dari cara Iqbal membawa nampan di acara esta tersebut.
Selain Iqbal, karakter Sarah yang diperankan oleh Aghniny Haque juga mendapat pujian karena kemampuan bela dirinya dalam film tersebut. Aghniny memang merupakan mantan atlet taekwondo. Sehingga tidak heran dia menaklukan scene dimana ia harus bertarung dengan luar biasa.
Tidak hanya itu, Ari Irham yang berperan sebagai Tuktuk, adik dari Gofar yang hebat dalam menyetir. Ari Irham dikabarkan juga belajar menyetir truk untuk adegannya ketika membawa lukisan Raden Saleh dengan sebuah mini truck. Walaupun dalam proses syuting, Ari sempat menabrak ketika mengendarai truk tersebut.
Setting Tempat yang Sesuai
Menurut penulis, tim produksi tidak sembarangan dalam memilih settingan tempat di setiap adegannya. Salah satunya umah kediaman mantan Permadi yang merupakan mantan presiden. Rumah tersebut benar-benar mewah layaknya istana. Sama halnya dengan rumah Fella, yang merupakan anak orang kaya. Sehingga penonton benar-benar berpikir bahwa Fella adalah anak konglomerat.
Begitu juga pada adegan macet di jalanan. Adegan tersebut dibuat tampak nyata, karena tidak hanya beberapa mobil saja tetapi terlihat banyak mobil dalam kemacetan tersebut. Hal ini membuatnya terlihat lebih realistis.
Camera MovementÂ
Tak hanya untuk para pemain, sutradara maupun tim produksi. Tetapi tim kameramen juga patut dipuji dalam film ini. Bagaimana pengambilan gambar di setiap adegannya membuat penonton merasa ikut hadir dalam film tersebut.