Mohon tunggu...
nabilah syifasari zahra
nabilah syifasari zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa teknik kelautan 2021

mendalami topik mengenai perubahan lingkungan laut dan pengelolaan sumber daya di laut.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

"Membuang Garam Ke Laut", Peribahasa Semata atau Kasus Limbah Nyata?

13 Juni 2024   13:37 Diperbarui: 13 Juni 2024   15:56 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: maduraraya.id)

Di sisi lain, Padelegan terletak di kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan merupakan salah satu desa penghasil garam yang ditunjang dengan sebuah Laboratorium Lapang Pusat Unggulan Iptek Garam di Universitas Trunojoyo Madura (UTM). 

Dilansir dari laman berita Kompas, produksi garam rakyat di Pamekasan pada musim produksi garam 2022 mencapai 17 ribu ton lebih. Dilanjut data hingga 1 Desember 2023, produksi garam di Kabupaten Pamekasan mencapai 122.836 ton. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun 2022.

Di samping produksi garam yang perlu ditingkatkan, ada limbah garam yang menjadi salah satu keresahan masyarakat di Madura. Limbah yang dihasilkan dari produksi garam disebut "Bittern". 

Kandungan yang terdapat pada bittern berupa mineral -- mineral dan garam yang tidak ikut mengkristal pada saat proses evaporasi di meja garam, sehingga limbah cair ini berupa larutan jenuh yang memiliki kadar kepekatan 26-30 Be dan kaya akan mineral dan elemen minor di dalamnya. 

Bittern yang dibuang ke laut dapat mencemari air laut di sekitar tambak garam. Kandungan mineral tinggi dalam bittern dapat menyebabkan eutrofikasi, yaitu ledakan populasi alga yang dapat mematikan ikan dan organisme laut lainnya. Selain itu, dapat mengganggu keseimbangan ekosistem laut karena dapat mempengaruhi rantai makanan dan habitat biota laut. 

Selain itu, pengambilan air laut dalam jumlah besar untuk tambak garam, dapat menyebabkan intrusi air laut ke daratan. Ini dapat merusak lahan pertanian, sumber air tawar, dan infrastruktur pesisir.

Meskipun memiliki dampak negatif, bittern juga memiliki potensi untuk dimanfaatkan. Bittern Madura kaya akan magnesium, klorin, dan bromin. Ini dapat digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai industri, seperti industri magnesium, industri klorin, dan industri bromin. Bittern yang kaya akan magnesium dan sulfat, yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. 

Pengelolaan air limbah juga dapat menggunakan bittern, sebagai koagulan untuk membantu mengolah air limbah. Kandungan magnesium dan sulfur dalam bittern bermanfaat untuk kesehatan kulit dan rambut, sehingga bisa digunakan sebagai bahan baku kosmetik.

Di salah satu jurnal ilmiah teknik lingkungan yang ditulis oleh salah satu mahasiswa Teknik Lingkungan dari Universitas Pembangunan "Nasional" Jawa Timur, bittern dapat dimanfaatkan menjadi koagulan alternatif pengolahan limbah tepung ikan. 

Industri tepung ikan menghasilkan limbah cair yang mengandung TSS cukup tinggi jika dibuang langsung ke badan air, padatan tersuspensi pada limbah cair tepung ikan masih mengandung bahan-bahan yang karakteristiknya sama dengan tepung ikan, untuk itu perlu dilakukan usaha untuk mengambil Suspended Solid (SS) tersebut agar bisa dimanfaatkan kembali menjadi tepung ikan KW2. 

Dengan adanya penggunaan bittern sebagai koagulan, secara tidak langsung dapat meregenerasi air limbah menjadi air bersih, yang dapat dipakai kembali atau pemanfaatan dari limbah yang sudah dilakukan proses koagulasi untuk di jadi bahan yang masih mempunyai nilai ekonomis lagi yaitu pemanfaatan produksi tepung ikan KW2.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun