Mohon tunggu...
Nabilah Aristawati
Nabilah Aristawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Maliki Malang

Hobi dengerin musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Emosi Bukan Hanya tentang Marah Saja

22 Mei 2022   20:54 Diperbarui: 22 Mei 2022   21:09 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Terkait dengan jenis emosi yang dimiliki oleh manusia, manusia memiliki 6 jenis dasar emosi yang dikutip dari situs Hello Sehat. Di antaranya :

  • Kebahagiaan
  • Kesedihan
  • Ketakutan
  • Jijik
  • Marah
  • Terkejut atau kaget

Mana yang lebih baik? Berpikir secara logis atau emosi terlebih dahulu?

Dikutip dari situs ITS News, Peter Ditto, seorang psikolog University of California Irvine yang mempelajari tentang pendapat dan pengambilan keputusan menyatakan bahwa banyak orang yang cenderung tidak menyatakan bahwa banyak orang yang cenderung tidak mengemukakan pendapatnya berdasarkan sebuah alasan tertentu. Melainkan hanya mengikuti emosi saja dalam menyikapi persoalan yang terjadi.

Setiap dari kita pasti mempunyai pikiran negatif. Pikiran negatif ini lah yang akan memproduksi sebuah kanal yang menjadi standar pada otak manusia. Kanal tersebut menuntut otak untuk terus menerus berpikir negatif dan menjadikan semua kemungkinan yang relevan dengan pikiran tersebut tertanam di dalamnya. Sehingga otak menjadi bereaksi menilai segala sesuatu dari sisi negatifnya.

Akibatnya jika manusia terlalu mengikuti pikiran negatif tersebut, maka bisa menimbulkan stres dan rasa kewalahan bagi diri manusia itu sendiri. Perilaku inilah yang disebut dengan perilaku impulsif. Dikutip dari situs Alodokter, kondisi ini terjadi karena belum mengerti cara menyampaikan emosi atau meredam dorongan (impuls) yang dirasakannya.

Oleh karena itu, daripada menggunakan pikiran negatif untuk mencari kebenaran dari sebuah masalah tertentu, lebih baik berpikir secara rasional agar pemikiran negatif yang ada dapat diubah menjadi pemikiran yang positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun