Mohon tunggu...
Nabilah Aristawati
Nabilah Aristawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Maliki Malang

Hobi dengerin musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Emosi Bukan Hanya tentang Marah Saja

22 Mei 2022   20:54 Diperbarui: 22 Mei 2022   21:09 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Halo, apa kabar semua? Semoga selalu dalam keadaan baik ya.

Pada kali ini kita membahas mengenai tentang emosi pada manusia dan hubungannya dengan otak. Seperti yang kita tahu bahwa jenis-jenis emosi pada manusia itu ada banyak. Selain itu kita juga akan mempelajari bagaimana otak memproses sebuah emosi. Dari sini muncul sebuah pertanyaan. Manakah yang lebih baik, berpikir secara logis? Atau emosi terlebih dahulu? Lalu bagaimana hormon-hormon memengaruhi emosi? Untuk itu, simak penjelasannya di bawah ini.

Bagaimana proses terjadinya emosi di dalam otak?

Di dalam anatomi otak manusia, terdapat banyak sekali bagian-bagian yang rumit dan berhubungan satu sama lain, salah satunya yaitu amigdala. Amigdala sendiri ialah sebuah bagian yang ada pada otak yang bentuknya menyerupai kacang almond dan berhubungan dengan proses perilaku, emosi, dan memori. Amigdala terletak jauh di dalam lobus temporal, tepatnya bagian dari korteks serebral yang berada di bagian tengah otak.

Pada bagian tengah otak, amigdala berada di sebelah hippocampus, yaitu area otak yang berkaitan dengan pembentukan memori. Amigdala dan hippocampus termasuk bagian dari sistem limbik. Sistem limbik merupakan sebuah struktur di dalam otak yang berperan dalam respon emosional dan perilaku.

Amigdala berada di 2 sisi otak, yaitu otak kanan dan otak kiri. Area kanan berperan dengan emosi negatif. Sedangkan area kiri berperan dengan emosi positif dan emosi negatif. Setiap belahan pada amigdala mempunyai 3 bagian. Setiap bagian terhubung dengan struktur otak lainnya yang mempunyai fungsi berbeda. Dikutip dari situs Hello Sehat, ke 3 bagian tersebut di antaranya :

  • Kelompok subnukleus medial (tengah) yang berhubungan dengan bulbus olfaktorius dan korteks. Ini berhubungan dengan fungsi olfaktorius atau indera penciuman.
  • Grup basolateral  (bawah dan kesamping) yang terhubung dengan beberapa korteks serebral, terutama lobus frontal (depan).
  • Kelompok inti tengah dan anterior (depan) yang terhubung dengan batang otak, hipotalamue, dan struktur sensorik.

Fungsi amigdala yaitu sebagai pengatur respon terhadap sebuah ancaman atau disebut dengan istilah fight or flight response. Respon ini membantu seseorang bertindak dalam situasi yang penuh tekanan atau mengancam. Saat seseorang berada dalam situasi ini, amigdala akan mengirimkan sebuah informasi ke area lain dari otak untuk mempersiapkan tubuh dalam menghadapi ancaman tersebut. Respon ini bisa berupa perlawanan (fight) atau menjauh dari ancaman tersebut (flight).

Saat berlangsungnya fight or flight response, amigdala juga memberi tahu hipotalamus untuk melepaskan hormon adrenalin dan hormon kortisol. Pelepasan hormon adrenalin dan hormon kortisol memengaruhi fungsi fisiologis lain yang berhubungan dengan sistem saraf otonom (tak sadar), seperti detak jantung, pernapasan, dan tekanan darah. Itulah mengapa saat seseorang berada dalam posisi stres, takut, dan terancam jantung berdebar kencang dan napas menjadi terengah-engah.

Fungsi lain dari amigdala ialah sebagai pembentuk memori atau ingatan. Karena area otak ini memiliki peran dalam proses terbentuknya ingatan, terutama yang bersifat emosional. Amigdala dan hippocampus akan membuat memori atau ingatan menjadi lebih mudah diingat. Semakin emosional suatu ingatan atau memori, maka kemungkinan untuk diingat semakin besar. Memori yang emosional umumnya bersifat permanen, sedangkan yang biasa saja dan tanpa ikatan emosional seringkali mudah terlupakan.

Contoh dari memori baik yaitu ketika seseorang menikah. Hal ini biasanya membuat seseorang bahagia. Oleh karena itu, umumnya setiap orang akan terus mengingat momen-momen ketika ia menikah.

Bukan hanya yang menyenangkan, memori buruk juga seringkali susah dilupakan karena juga melibatkan sisi emosional. Contohnya ketika seseorang mengalami bullying dan kekerasan. Karena hal ini lah amigdala bisa membawa pengaruh buruk dalam kehidupan seseorang sebab area otak ini membuat seseorang sulit untuk menghilangkan memori yang sudah membekas dalam dirinya.

Terkait dengan jenis emosi yang dimiliki oleh manusia, manusia memiliki 6 jenis dasar emosi yang dikutip dari situs Hello Sehat. Di antaranya :

  • Kebahagiaan
  • Kesedihan
  • Ketakutan
  • Jijik
  • Marah
  • Terkejut atau kaget

Mana yang lebih baik? Berpikir secara logis atau emosi terlebih dahulu?

Dikutip dari situs ITS News, Peter Ditto, seorang psikolog University of California Irvine yang mempelajari tentang pendapat dan pengambilan keputusan menyatakan bahwa banyak orang yang cenderung tidak menyatakan bahwa banyak orang yang cenderung tidak mengemukakan pendapatnya berdasarkan sebuah alasan tertentu. Melainkan hanya mengikuti emosi saja dalam menyikapi persoalan yang terjadi.

Setiap dari kita pasti mempunyai pikiran negatif. Pikiran negatif ini lah yang akan memproduksi sebuah kanal yang menjadi standar pada otak manusia. Kanal tersebut menuntut otak untuk terus menerus berpikir negatif dan menjadikan semua kemungkinan yang relevan dengan pikiran tersebut tertanam di dalamnya. Sehingga otak menjadi bereaksi menilai segala sesuatu dari sisi negatifnya.

Akibatnya jika manusia terlalu mengikuti pikiran negatif tersebut, maka bisa menimbulkan stres dan rasa kewalahan bagi diri manusia itu sendiri. Perilaku inilah yang disebut dengan perilaku impulsif. Dikutip dari situs Alodokter, kondisi ini terjadi karena belum mengerti cara menyampaikan emosi atau meredam dorongan (impuls) yang dirasakannya.

Oleh karena itu, daripada menggunakan pikiran negatif untuk mencari kebenaran dari sebuah masalah tertentu, lebih baik berpikir secara rasional agar pemikiran negatif yang ada dapat diubah menjadi pemikiran yang positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun