Mohon tunggu...
Nabila Garneta
Nabila Garneta Mohon Tunggu... Aktor - Mahasiswi Kedokteran Gigi di Universitas Airlangga

Saya adalah mahasiswi Kedokteran Gigi di Universitas Airlangga yang berminat terhadap dunia medis khususnya pada kesehatan gigi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengapa Dokter Gigi Lebih Aman dari Tukang Gigi?

26 November 2024   22:20 Diperbarui: 26 November 2024   22:45 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak masyarakat yang datang ke dokter gigi hanya ketika giginya terasa sakit atau kondisi gigi yang sudah parah. Mereka belum memahami bahwa mereka perlu melakukan pengecekan gigi minimal 6 bulan sekali. Padahal, peran dokter gigi bukan hanya sebagai penyedia jasa untuk menyembuhkan penyakit, namun juga bergerak di bidang estetik yang biasanya dikerjakan oleh tukng gigi.

  1. Pemerataan Dokter Gigi yang Belum Merata

Masih banyak daerah yang belum memiliki dokter giginya sendiri. Sebab kelangkaan dokter gigi  tersebut, banyak masyarakat yang tidak terbiasa pergi ke dokter gigi. Mereka terbiasa untuk pergi ke tukang gigi ketika ada masalah dengan kesehatan mulut dan gigi mereka. 

  1. Pendidikan yang Lama

Untuk menjadi seorang dokter gigi, diperlukan waktu yang lama. Dibandingkan dengan menjadi tukang gigi, pendidikannya jauh lebih rumit juga sulit. Hal itu juga yang menjadikan dokter gigi cukup sulit pemerataannya. Selain karena pengelolaan sumber daya manusia yang belum baik, jumlahnya pun masih kurang sebab pendidikannya yang rumit dan lama.

Mengapa Tukang Gigi Berisiko?

Tukang gigi berisiko karena tidak memiliki latar belakang pendidikan medis yang memadai untuk menghadapi pasien. Mereka tidak mampu mengidentifikasi ataupun menangani masalah gigi dan mulut dengan benar. Hal ini akan menggiring pada berbagai macam risiko kesehatan yang bisa saja mengancam seperti infeksi, kerusakan gigi permanen, atau penyakit periodontal. Meskipun tukang gigi legal secara hukum, terdapat banyak batasan yang tidak boleh dilakukan oleh tukang gigi. Pada realitasnya, banyak tukang gigi yang melanggar batasan-batasan tersebut sehingga dikhawatirkan akan munculnya komplikasi.

Kesimpulan

Kesehatan rongga mulut dan gigi memiliki peran yang sangat penting dalam kualitas hidup seseorang. Meskipun dokter gigi adalah tenaga medis profesional yang terlatih untuk menangani berbagai masalah gigi dan mulut dengan prosedur yang aman dan berbasis ilmiah, nyatanya ada banyak sekali masyarakat yang cenderung memilih tukang gigi karena faktor biaya yang lebih terjangkau dan rasa takut terhadap perawatan medis.

Namun, perlu diingat bahwa memilih tukang gigi dapat berisiko besar karena mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan medis yang memadai dan dapat menyebabkan komplikasi serius seperti infeksi, kerusakan gigi permanen, dan masalah kesehatan mulut lainnya. Masyarakat perlu lebih memahami perbedaan antara dokter gigi dan tukang gigi, serta pentingnya perawatan gigi yang tepat untuk mencegah masalah yang lebih serius di masa depan.

Untuk itu, penting bagi masyarakat untuk menjaga kesehatan gigi secara rutin dengan berkonsultasi dengan dokter gigi minimal setiap 6 bulan sekali. Sebab dokter gigi tidak hanya menangani masalah gigi saat sudah parah, tetapi juga memberikan perawatan preventif dan estetik yang dapat meningkatkan kualitas hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun