Social Anxiety Disorder atau gangguan kecemasan sosial yang membuat individu takut menjadi pusat perhatian dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan eksternal (Sugiantoro, 2018).
Faktor internal, antara lain:
- Ketidakmampuan menyesuaikan diri di lingkungan baru
Individu akan menunjukkan dengan kekhawatiran, kecemasan, dan kurang bergairah dalam menjalani kehidupan (Lelyemin, 2019).
- Memiliki pemikian-pemikiran negatif atau negative thinking
Individu terlalu banyak memikirkan pendapat orang lain yang buruk tentang dirinya, seperti orang lain akan menghina dirinya, melukai dirinya, dan lain sebagainya yang belum pasti terjadi.
Faktor eksternal yang berasal dari luar diri individu, antara lain:
- Tekanan lingkungan
Mendapat lingkungan yang membuat dirinya tidak nyaman dan merasa gugup, seperti berhadapan dengan kepala sekolah, rektor, atau pejabat tinggi lainnya.
- Memiliki permasalahan dengan keluarga
Dalam hal ini biasanya berhubungan dengan pola asuh orang tua yang terlalu mengontrol atau mengekang anaknya, sehingga sang anak tidak memiliki kepercayaan diri yang besar. Pernyataan ini didukung oleh Edwards, Rapee, dan Kennedy (dalam Sitompul, dkk., 2021) yang menjelaskan bahwa pola asuh orang tua dengan mengontrol anak secara berlebihan, proteksi berlebihan, dan mencontohkan perilaku cemas, akan menjadi penyebab utama dari gangguan kecemasan.
- Memiliki pengalaman buruk yang membuat trauma
Perundungan yang terjadi di masa lalu dapat menjadi faktor individu mengalami gangguan kecemasan sosial. Individu yang pernah dipermalukan semasa kecilnya akan berdampak hingga dewasa, dimana rasa percaya diri di dalam diri individu telah hilang dan digantikan dengan perasaan malu.
- Memiliki phobia
Phobia pada gangguan kecemasan sosial salah satunya yaitu phobia sosial. Saat menjadi perhatian banyak orang atau sedang berhadapan dengan banyak orang, phobia sosial ini membuat individu mengalami jantung yang berdebar-debar, selalu menghindari kontak mata dengan orang lain, melakukan gerakan-gerakan yang tidak ada kaitannya dengan topik pembicaraan, hingga lebih memilih untuk menghindar (Azzahra & Purnamasari, 2023). Selain itu, phobia yang sering dikaitkan dengan phobia sosial adalah scopophobia. Scopophobia merupakan kondisi dimana individu ketakutan untuk diamati atau ditatap, terutama oleh orang yang tidak dikenal (Alencar, 2023).
- Pendidikan yang salah.
Kurang adanya pendidikan atau pelatihan dalam mempersiapkan mental sejak dini dengan diajarkan public speaking, tampil di hadapan banyak orang, dan lain sebagainya.
     Takut menjadi pusat perhatian merupakan hal yang sangat mengganggu bagi setiap individu. Kasus ini memiliki dampak negatif yang cukup besar pada diri individu. Individu akan sulit merasakan kebebasan saat berinteraksi dengan orang lain, selain itu terdapat beberapa dampak negatif yang dirasakan oleh individu, antara lain:
- Kurangnya rasa percaya diri