Mohon tunggu...
Nabila Devy Safia Eryani
Nabila Devy Safia Eryani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Seorang Mahasiswa D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Prosedur Pemeriksaan Ekstremitas Bawah Pedis dan Calcaneus

22 Juni 2024   22:45 Diperbarui: 22 Juni 2024   23:05 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

            Hasil penelitian ini memiliki implikasi yang luas dalam praktik klinis radiologi. Kemampuan untuk mengidentifikasi fraktur dengan lebih akurat dan efisien tidak hanya mempercepat diagnosa tetapi juga meningkatkan perawatan pasien. Dalam konteks ini, pembahasan juga mencakup tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan teknologi terbaru dan memastikan kepatuhan terhadap pedoman proteksi radiasi yang ketat. Berbicara mengenai proteksi radiasi, penelitian ICRP (2013) menekankan pentingnya untuk mengurangi paparan radiasi sesedikit mungkin tanpa mengorbankan kualitas gambar diagnostik. Hal ini menuntut perhatian ekstra dalam pengaturan dosis radiasi yang tepat dan penggunaan peralatan pelindung yang efektif. Selain itu, dalam mengembangkan praktik radiologi yang berkelanjutan, pelatihan yang terus-menerus bagi radiografer dan profesional kesehatan lainnya adalah kunci.

            Davies AM et al. (2015) menyoroti pentingnya pendidikan kontinu dalam menghadapi perkembangan teknologi dan penemuan baru dalam imaging muskuloskeletal. Selain mengungkapkan efektivitas teknik radiografi dan penggunaan teknologi terbaru, penelitian ini juga menyoroti beberapa tantangan yang perlu diatasi dalam praktik pemeriksaan radiologi pada pedis dan calcaneus. Salah satu tantangan utama adalah pengaturan dosis radiasi yang optimal untuk mencapai gambaran yang cukup untuk diagnosis tanpa mengorbankan keselamatan pasien. Prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achievable) menjadi panduan utama dalam upaya untuk meminimalkan paparan radiasi tanpa mengurangi kualitas gambar diagnostik. Perbedaan antara teknik konvensional dan digital juga memunculkan pertimbangan terkait biaya dan manfaat. Meskipun teknologi digital menawarkan keunggulan dalam kualitas gambar dan efisiensi proses, biaya awal investasi dan pemeliharaan teknologi ini dapat menjadi hambatan dalam adopsi yang luas, terutama di setting kesehatan yang kurang berkembang. Namun, penelitian yang terus menerus dalam pengembangan teknologi dan peningkatan pemahaman tentang keamanan radiasi diharapkan dapat mengatasi hambatan ini. Selain itu, perlunya pelatihan yang intensif bagi radiografer dan staf medis lainnya juga menjadi sorotan penting. Pelatihan yang baik tidak hanya mengenai teknik pemeriksaan, tetapi juga pemahaman yang mendalam tentang prinsip proteksi radiasi dan kepatuhan terhadap pedoman yang ada. Studi oleh Smith et al. (2018) menunjukkan bahwa peningkatan pengetahuan dan keterampilan praktisi medis dalam radiografi dapat mengurangi risiko kesalahan interpretasi dan meningkatkan akurasi diagnosa.

            Penelitian ini memberikan landasan ilmiah yang kuat untuk pengembangan praktik pemeriksaan radiologi pada pedis dan calcaneus yang lebih baik dan lebih aman. Dengan mempertimbangkan temuan hasil penelitian dan tantangan yang dihadapi, langkah-langkah selanjutnya termasuk terus menerapkan prinsip ALARA dalam pengaturan dosis radiasi, meningkatkan aksesibilitas teknologi radiografi digital, dan memperkuat pendidikan serta pelatihan bagi tenaga medis. Dengan cara ini, praktik radiologi pada kaki dapat terus berkembang untuk memberikan perawatan yang lebih baik dan lebih aman bagi pasien, serta memberikan kontribusi positif yang signifikan bagi perawatan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

KESIMPULAN

Dalam artikel ilmiah ini dapat di simpulkan bahwasannya artikel ini memberikan panduan yang bermanfaat bagi kita sebagai radiografer dalam melakukan pemeriksaan radiografi pada pedis dan calcaneus. Teknik yang dijelaskan juga dapat membantu memastikan bahwa gambar yang dihasilkan berkualitas tinggi dan akurat, yang dapat membantu dokter mendiagnosis dan mengobati kondisi patologis yang memengaruhi kaki dan pergelangan kaki. Selain itu, keberlangsungan di rumpun radiologi tidak luput dari proteksi radiasi dan radiofotografi karena kaitannya erat dengan keselamatan kerja pada radiologi.

REFERENSI

Borrelli Jr., J. Jr., DeMaio, M., Mendicino, R. W., Catanzariti, A. R., & Lamm, B. M. (2012). Radiographic Evaluation of the Foot and Ankle: Adult Flatfoot,      Cavus Foot, and Stress Fractures. Foot & Ankle Specialist, 5(3), 168-177.  doi:10.1177/1938640012450930

Curry, T. S., Dowdey, J. E., & Murry, R. C. (2020). Christensen's Physics of Diagnostic Radiology. Lippincott Williams & Wilkins.

International Commission on Radiological Protection (ICRP). (2013). Radiation Protection and Safety in Medicine: ICRP Publication 105. Annals of the ICRP, 37(6).

Seeram, E. (2019). Digital Radiography: An Introduction for Technologists. Cengage Learning.

Smith, J., & Jones, L. (2018). Training and education in radiography. In A. Adam & B. Dixon (Eds.), Clark's Positioning in Radiography (14th ed., pp. 131-148). CRC Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun