Mohon tunggu...
Nabila Devy Safia Eryani
Nabila Devy Safia Eryani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Seorang Mahasiswa D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Prosedur Pemeriksaan Ekstremitas Bawah Pedis dan Calcaneus

22 Juni 2024   22:45 Diperbarui: 22 Juni 2024   23:05 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

            Teknik radiografi yang digunakan untuk pemeriksaan pedis dan calcaneus harus memperhatikan beberapa aspek penting untuk menghasilkan gambar diagnostik berkualitas tinggi. Posisi anteroposterior (AP) dan lateral adalah dua posisi utama yang digunakan dalam radiografi area ini. Dixon et al. (2015) menyatakan bahwa kualitas gambar radiografi sangat bergantung pada teknik yang digunakan, termasuk pengaturan posisi pasien dan penggunaan alat bantu seperti filter dan collimation untuk mengurangi dosis radiasi. Proteksi radiasi merupakan aspek krusial dalam setiap prosedur radiologi. Prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achievable) harus selalu diterapkan untuk mengurangi risiko paparan radiasi yang tidak perlu bagi pasien dan tenaga medis. Menurut ICRP (2013), penggunaan perisai pelindung dan teknik collimation adalah beberapa metode yang efektif untuk mencapai tujuan ini . Curry et al. (2020) juga menekankan pentingnya pengukuran dosis radiasi yang diterima oleh pasien selama prosedur radiografi pedis dan calcaneus untuk memastikan bahwa dosis tetap dalam batas aman. Perkembangan teknologi radiofotografi, terutama dalam bentuk digital radiography (DR) dan computed radiography (CR), telah membawa peningkatan signifikan dalam hal kualitas gambar dan efisiensi dosis radiasi. Seeram (2019) menunjukkan bahwa teknologi ini memungkinkan pengolahan gambar yang lebih canggih dan analisis yang lebih akurat, yang pada akhirnya meningkatkan kemampuan diagnostik. Beaman et al. (2016) juga mencatat bahwa metode digital dapat mengurangi dosis radiasi yang diperlukan untuk memperoleh gambar berkualitas tinggi dibandingkan dengan metode konvensional .

            Penelitian ini bertujuan untuk meninjau aspek radiografi, proteksi radiasi, dan radiofotografi dalam pemeriksaan radiologi pada pedis dan calcaneus. Dengan memahami teknik terbaik dan menerapkan proteksi radiasi yang efektif, diharapkan dapat meningkatkan kualitas diagnostik dan keselamatan pasien serta tenaga medis. Berdasarkan literatur yang ada, penelitian ini juga akan mengidentifikasi area di mana teknologi baru dapat diterapkan untuk meningkatkan praktik klinis dan hasil pasien.

            Pada artikel ini ada rumusan masalah yang mencakup aspek-aspek utama yang relevan tanpa memerlukan penelitian mendalam.

1. Bagaimana teknik radiografi yang tepat dapat meningkatkan akurasi diagnosis kondisi seperti fraktur atau infeksi pada pedis dan calcaneus?

2. Apa saja tantangan utama dalam proteksi radiasi selama pemeriksaan radiologi pada kaki ini, dan bagaimana cara mengatasinya?

3. Bagaimana teknologi terbaru dalam radiografi, seperti digital radiography, berkontribusi dalam meningkatkan kualitas gambar dan efisiensi prosedur diagnostik pada pedis dan calcaneus?

            Penelitian tentang pemeriksaan radiologi pada pedis dan calcaneus memberikan manfaat yang signifikan dalam bidang medis. Dengan meningkatkan akurasi diagnosis kondisi seperti fraktur, infeksi, dan penyakit degeneratif, penelitian ini berpotensi untuk membantu dalam perencanaan perawatan yang lebih efektif dan tepat bagi pasien. Selain itu, pemahaman yang lebih baik tentang teknik radiografi yang optimal dapat memperbaiki efisiensi prosedur diagnostik dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk diagnosis. Aspek penting lainnya adalah pengembangan prinsip proteksi radiasi yang lebih baik, yang berkontribusi pada keselamatan pasien dan tenaga medis dengan mengimplementasikan prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achievable). Dengan menerapkan teknologi terbaru dalam radiografi, seperti digital radiography, penelitian ini juga membuka peluang untuk meningkatkan kualitas gambar radiologi dan memperluas kemampuan diagnostik. Secara keseluruhan, penelitian ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi praktik klinis, tetapi juga berkontribusi pada literatur ilmiah dengan menyediakan informasi baru yang berharga untuk pengembangan masa depan dalam bidang radiologi musculoskeletal.

METODOLOGI

Metodologi penelitian ini akan menggunakan pendekatan studi literatur untuk mengumpulkan informasi terbaru tentang teknik radiografi, proteksi radiasi, dan perkembangan radiofotografi terkini yang berkaitan dengan pemeriksaan pada pedis dan calcaneus.

HASIL DAN PEMBAHASAN

            Pemeriksaan radiologi pada pedis (tulang kaki) dan calcaneus (tulang tumit) adalah prosedur penting dalam diagnostic imaging muskuloskeletal. Teknik radiografi tradisional, seperti anteroposterior (AP) dan lateral, masih menjadi metode utama untuk mengevaluasi struktur dan kondisi patologis di kedua area ini. Dalam konteks ini, penelitian telah memberikan banyak kontribusi penting untuk meningkatkan efektivitas diagnosa dan meningkatkan praktik radiologi yang lebih aman dan efisien. Penelitian terbaru menyoroti beberapa temuan signifikan terkait dengan pemeriksaan radiologi pada pedis dan calcaneus. Salah satu hasil utama adalah efektivitas teknik radiografi dalam mendeteksi fraktur dan kondisi patologis lainnya. Studi yang dilakukan oleh Borrelli Jr. et al. (2012) menunjukkan bahwa kombinasi antara teknik AP dan lateral memberikan gambaran yang komprehensif, memungkinkan identifikasi yang lebih akurat terhadap fraktur yang mungkin terjadi di tulang kaki dan tumit. Penggunaan teknologi digital radiography (DR) juga telah memperlihatkan kemajuan signifikan dalam praktik radiologi modern. Curry TS et al. (2020) menjelaskan bahwa DR tidak hanya meningkatkan kualitas gambar radiologi, tetapi juga mempercepat proses pengambilan gambar dan interpretasi hasil. Teknologi ini memberikan keuntungan dalam hal efisiensi diagnostik dan pengurangan paparan radiasi yang tidak perlu bagi pasien, sejalan dengan prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achievable) yang dianjurkan oleh ICRP (International Commission on Radiological Protection). Selain itu, perbandingan antara teknik konvensional dan digital juga diperkuat oleh studi oleh Seeram E. (2019), yang menunjukkan bahwa penggunaan teknologi digital memiliki potensi untuk mengurangi biaya operasional dan meningkatkan kemudahan penggunaan di berbagai setting klinis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun